Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Buat Apa Sih Selfie di Makam Pak Habibie?

15 September 2019   21:10 Diperbarui: 16 September 2019   09:09 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar akun Lambe Turah - Liputan6.com

Demi eksistensi berupa like dan comment, banyak juga orang tak beretika berswafoto. Di tahun 2014, seorang siswa Clement High School berswafoto bersama jenazah di laboratorium biologi University of Alabama. Lalu ia posting selfie-nya di IG miliknya. Tetapi kemudian menuai kemarahan publik. 

Ledakan di East Village di New York menyebabkan 22 orang terluka pada 2015. Api yang membesar, kerumunan publik, dan sirine polisi, pemadam kebakaran dan ambulan riuh rendah di lokasi ledakan.

Namun Christina Freundlich dkk malah berswafoto dengan latar api kebakaran akibat ledakan ini. Publik pun gaduh dan menuding Christina tidak beretika. 

Kembali lagi, saya, Anda, atau banyak dari kita usai kejadian akan membatin. Sebenarnya apa alasan orang-orang berswa foto di makam bapak Habibie?

Apa karena menggilai notifikasi kita korbankan empati kita saat suasana berduka? Apa karena banyak orang berswafoto kita mencari sensasi dengan turut serta? Untuk kemudian jatuhnya kembali menggilai notifikasi juga?

Solusi yang bisa kita petik dari beragam swafoto bencana ini adalah: 

  • Pihak berwajib harus mulai membuat dan memampang peringatan "Dilarang Selfie". Baik itu untuk peristiwa bencana, duka, kecelakaan, bahkan saat berkunjung ke ruang jenazah atau operasi.
  • Saya, Anda, dan kita harus mau menegur orang-orang tadi dengan baik. Walau akan lebih banyak orang yang nekat karena banyak yang juga melakukan swafoto bencana. Jika tidak memungkinkan, kita minta otoritas setempat untuk menegur orang-orang tadi.
  • Jika pun swafoto bencana tersebar dan terlanjur menjadi sensasi. Kita ingatkan orang seperti ini dengan artikel dan tulisan seperti ini dengan mengunggahnya di linimasa. Semoga hidayah algoritma sosmed membuat artikel ini sampai dibaca orang-orang tadi. 

Salam,

Wonogiri, 15 September 2019
09:07 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun