Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Isu-isu Kesehatan sebagai Komoditas Absurd Hoaks

26 Agustus 2019   17:05 Diperbarui: 27 Agustus 2019   08:27 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doctor Ducks oleh Alexas Fotos - Foto: pixabay.com
Doctor Ducks oleh Alexas Fotos - Foto: pixabay.com
Hoaks kesehatan seperti contoh di atas dinarasikan dengan tone kekhawatiran dan kepanikan. Baik secara implisit maupun eksplisit, hoaks terkait kesehatan seolah mengancam kehidupan seseorang. Jika diabaikan, maka dampaknya bisa jadi merugikan, mencelakai, bahkan mematikan.

Makanan atau benda yang sering kita lihat akan dinarasikan sebagai suatu yang berbahaya. Seperti hoaks buah nanas madu yang menyebabkan ginjal. Ada juga narasi nasi yang dipanaskan lebih dari 12 di magic com bisa menyebabkan kanker. Atau mengkonsumsi coklat usai memakan mie instan dapat menyebabkan kematian.

Dari satu kasus seperti yang terjadi di Magelang, ada beberapa alasan pembuat dan/atau penyebar hoaks kesehatan adalah:

Ingin Populer 
Bukan rahasia lagi kalau pemosting pertama akan mendapat popularitas di sosial media. Begitupun saya kira apa yang terjadi di Magelang. Pelaku merupakan tenaga kesehatan (nakes) yang kebetulan ada di ruangan. Dan dengan tanpa izin merekam dan membagikan via akun sosmednya. 

Tetapi fatalnya, dengan narasi yang benar. Narasi yang dibubuhi dalam postingan nakes tersebut terkesan sok tahu. Tanpa konfirmasi diagnosis detail, si nakes mungkin merasa penyakit sang anak adalah akibat kecanduan gim.

Ingin Berbagi
Dari kasus di Magelang, kita juga melihat ada maksud nakes ingin bisa bermanfaat untuk orang lain. Dengan menuduh penyakit si anak dalam video adalah akibat kecanduan gim. Maka si nakes tidak ingin orang lain (termasuk adiknya) menjadi kecanduan gim.

Kembali, kesalahan atas kurangnya informasi (mal-informasi) akhirnya menjebak si nakes dalam hoaks. Dengan sedikit informasi soal si anak dalam video. Maksud hati ingin berbagi kekhawatiran atas kecanduan gim. Malah berimbas ketidakbaikan bagi diri orang banyak.

Ingin Klik
Pada banyak kasus hoaks, termasuk tentang kesehatan. Motif ekonomi menjadi alasan penyebaran hoaks. Semakin banyak narasi sebuah narasi hoaks diklik dan disebarkan. Semakin tinggi pundi-pundi uang yang didapat karena situs yang dituju biasanya memiliki iklan. 

Namun yang sedikit membedakan pada hoaks kesehatan. Ada fitnah yang dibuat, seperti kasus kandungan aspartame pada minuman bersoda. Atau narasi hoaks keganasan suatu penyakit diberikan solusi dengan obat non-medis yang ditawarkan pada akhir narasi.

Tidak ada dari kita yang ingin sakit. Namun tidak sedikit juga yang terhasut dan terjebak dalam narasi hoaks isu kesehatan. Ada kepercayaan kita atas nama dokter, profesor, atau peneliti dalam sebuah narasi hoaks isu kesehatan. Belum menjadi jaminan sakit atau resiko penyakit bisa dicegah.

Sebelum semuanya dikonfirmasi dan divalidasi otoritas kesehatan. Ada baiknya kita wajib waspada dan urung menyebar hoaks terkait isu kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun