Jangan pernah percaya langsung dengan pencarian Google. Karena istilah 'optimisasi' pencarian pada mesin peramban bisa direkayasa. Baik itu berbayar via paid-ads maupun kepopuleran keywords yang diciptakan secara masif dan terstruktur.
Untuk memunculkan situs dan kata kunci yang kita inginkan. Kita bisa membayar Google mulai 19 sen sampai 5 USD per klik. Klik yang diestimasi global jumlahnya ribuan sampai jutaan kali. Jika beruntung, Google akan menaruh situs/keywords lama pertama sesuai rekam jejak digital users di seluruh dunia.
Namun untuk cara populer karena berita atau pencarian netizen, dapa dimanipulasi. Baik dorongan via fasilitas bot atau murni hacktivism ala dunia maya. Kepopuleran keywords bisa sangat menyesatkan.
Beberapa contoh aneh hasil pencarian Google sering terjadi. Di tahun 2014, hasil pencarian teratas Google tentang 'Raja US' adalah Obama.
Di tahun 2015, hasil pencarian untuk 'Apa yang terjadi dengan dinosaurus' menungkap kalau dinosurus adalah konspirasi semata. Tahun lalu (dan sampai saat ini) hasil pencarian kata '"idiot" pun menunjukkan foto Trump.Â
Fenomena hasil pencarian manipulatif kadang terkait dengan metode 'Answer Bomb' atau 'Googlewashing'. Dengan memanipulasi HTML, suatu situs bisa memunculkan hasil pada keyword khusus atau yang populer. Manipulasi didasari pada modus bisnis, politik, atau lelucon semata.
- Di tahun 2017 maksud netizen mem-posting meme monyet potong rambut sebagai lelucon semataÂ
- Sejak saat itu, foto monyet potong rambut di-PhotoShop ini viral, terlihat pada editan meme ini pada beragam fotoÂ
- Sedang Jokowi mengadakan event cukur rambut di tahun awal tahun 2019 lalu di Garut Jawa barat
- Secara otomatis, kata kunci 'monyet cukur rambut' bisa jadi memunculkan kedua trend yang terjadi di tahun yang berberbeda
- Lalu ada saja netizen yang teliti atau iseng pada keyword diatas, maka dijadikan sebuah lelucon yang tidak sehat ini
- Pada akhirnya, berita kompas.com diatas pun menglorifikasi lelucon keywords diatas dibawah pengaruh nuansa paska Pilpres
Sulit rasanya melepaskan diri untuk tidak meng-Google semua hal. Ada lebih dari 2 miliar pencarian per-hari. Di tahun 2016 Google mendapatkan lebih dari 2 triliun pencarian dilakukan secara global.Â
Sehingga sebagai pengguna internet, kita pun mesti waspada. Percaya langsung hasil pencarian laman pertama tidak menjamin validitas. Apalagi saat tahu ada jutaan hasil dengan ratusan laman pencarian yang harus ditelusuri.
Walau pencarian Google kita akui sangat membantu kita sehari-hari. Ada baiknya hasil pencarian pun perlu kita telaah lebih lanjut. Salah satunya menggunakan mesin peramban lain yang juga sebaik Google.
Salam,
Wonogiri, 05 Juli 2019
10:34 pm