Sejak pukul 4 pagi, para peserta Java Balloon Attraction (JBA) 2019 menyiapkan diri. Walau kirab balon udara yang diterbangkan peserta dimulai sekitar pukul 6 pagi. Antusiasme peserta nampak menggelora.
Suasana pagi waktu itu diselimuti kabut tipis. Namun jarak pandang masih cukup. Berduyun-duyun penonton pun tiba. Arus menuju lapangan desa Pagerejo sudah mulai dibatasi. Petugas Dishub dan Linmas desa mulai sibuk mengatur lalulintas yang mulai ramai.
Kirab yang dimulai menyusuri jalan desa Pagarejo berlangsung semarak. Tetabuhan peserta mulai menggema di kaki gunung Sindoro pagi itu. Kostum peserta yang berwarna-warni mengiringi corak balon udara yang akan mereka terbangkan.
Fajar menyingsing, beberapa peserta mulai memanaskan tungku balon udara. Langit kaki gunung Sindoro pagi itu akan dihiasi ratusan balon udara. Baik berukuran besar maupun kecil, balon udara ini mewakili ragam dan karakter peserta dan sponsor.
Setiap balon udara diwajibkan untuk ditambatkan dengan tali. Balon udara pun hanya boleh diterbangkan maksimal 50 meter. Sehingga terjamin keamanan lintasan udara di sekitaran Wonosobo saat pelaksanaan JBA 2019.
Angin yang berhembus ini mendatangkan masalah lain untuk peserta JBA 2019. Balon udara urung juga mengangkasa karena tertiup angin. Beberapa peserta pun sulit menjaga nyala api agar himpunan uap panas menaikkan balon.
Namun antusiasme pengunjung tidak surut. Ada keriuhan tersendiri saat balon udara yang sudah mengangkasa terbawa angin dan menabrak balon peserta lain. Bahkan sorak sorai pengunjung bergema melihat balon udara yang gagal terbang karena sobek akibat uap panas.
Beberapa balon udara mampu mengangkasa. Walau tidak cukup lama di atas. Namun pengunjung mampu dialihkan perhatian dan kekecewaannya. Apalagi saat iringan tetabuhan mengiringi naiknya balon udara.