Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hoaks Menginstigasi Perang India-Pakistan

2 Maret 2019   12:59 Diperbarui: 2 Maret 2019   13:38 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pernah meremehkan sebaran sistematis dan masif hoaks yang terjadi. 

Apa yang terjadi saat ini, baik di India dan Pakistan pada konfrontasi berkepanjangan atas Kashmir cukup mengejutkan. Perang informasi bohong atau hoaks yang beredar baik di sosial media maupun grup chat semakin diluar kendali.

"It's been crazy since Tuesday. There is so much out there that we know is fake, but we're not able to fact-check all of it," Sinha said.

Kondisi sudah semakin diluar nalar sejak Selasa (26/02/2019). Banyak sekali informasi yang beredar adalah hoaks. Tetapi kita tak mampu mengecek faktanya," ujar Sinha. Partik Sinha adalah co-founder dari media Alt News yang berfokus pada fact-checking.

Video tentang pilot terluka yang dikeluarkan dari sebuah pesawat jet India viral di sosmed. Di Facebook di India, video pilot ini mendapat lebih dari 700 ribu view. Dan dibagi lebih dari 32 ribu kali. Sedang di linimasa Twitter, video ini mendapat lebih dari 470 ribu views.

Walau faktanya, video pilot tersebut adalah kecelakaan pada sebuah Air Show di bulan Februari di India. Pilot jet India yang bernama Abinandhan yang ditembak jatuh militer Pakistan hanya terluka. Dan pilot ini sudah dikembalikan ke militer India. 

Video tentang pengemboman kamp teroris di Pakistan sempat viral di India. Video pengemboman ini diklaim telah menghancurkan kelompok teroris Jaish-e-Mohamed dari Pakistan. Video ini pun viral di Fans Page Narendra Modi, dengan lebih dari 200 ribu views dan 9.000 share.

Faktanya, video hitam-putih blur ini adalah klip sebuah video gim. Video yang berdurasi 20 detik tersebut dipotong dari gim Arma 2. Dan gim ini diproduksi pada tahun 2015.

Beberapa bulan sebelumnya, dalam hoaks bernuansa hyper-nasionalis sempat beredar. Viral beredar foto Abdul Rasheed Ghazi yang merupakan otak dibalik kelompok teroris Jaish-e-Mohammed. Ghazi dianggap tewas saat kontak senjata di kota Pulwama dengan militer India.

Twet

Faktanya, foto Rashid Ghazi tersebut adalah hasil editan. Foto tersebut awalnya adalah foto Jon-Bon Jovi. Dengan mengganti wajah plus narasi liar, foto ini berhasil menipu tidak hanya netizen India. Tetapi juga media mainstream seperti India Today, The Economic Time, India TV dll.

Tiga foto yang menggambarkan reruntuhan gedung di kota Balakot Pakistan juga viral beredar. Beredar juga foto-foto korban jiwa penduduk Pakistan. Foto-foto ini diklaim akibat serangan udara India oleh FP Facebook dari Partai Bharatiya Janata.

Faktanya, foto tersebut adalah reruntuhan gedung akibat gempa bumi di Balakot tahun 2005. Foto-foto korban dan kerumunan masa adalah akibat ledakan bom di perbatasan India-Pakistan tahun 2014. 

Foto yang diklaim India sebagai akibat serangan udara. Namun faktanya ini adalah foto gempa bumi di Kota Balakot 2005 - Foto: firstpost.com
Foto yang diklaim India sebagai akibat serangan udara. Namun faktanya ini adalah foto gempa bumi di Kota Balakot 2005 - Foto: firstpost.com
Tak ingin kalah, banyak akun di Pakistan pun mengklaim pihaknya lebih hebat. Video viral serangan udara Pakistan mengeluarkan bom flare. Pihak Pakistan menduga ini adalah pertanda jet tempur Pakistan mengindari serangan udara India. Dan akan menyerang balik jet tempur India.

Namun fakta berkata lain. Video viral di Twitter tentang serangan udara Pakistan tersebut tak pernah terjadi. Tembakan flare dalam video ini berasal dari jet tempur Pakistan saat tampil di Hari Kemerdekaan Pakistan tahun 2016.

"...the objective of misinformation is to create further polarization in society and to further hatred against another country. Misinformation is a means for sowing hatred, so there is more clamoring for war-mongering." Sinha Partik

Tujuan misinformasi yang terjadi adalah menciptakan polarisasi sosial berkepanjangan. Lebih lanjut menguatkan kebencian kepada negara lain. Misinformasi dapat menumbuhkan kebencian. Sehingga lebih banyak pendukung sesat perang.

Semoga di Indonesia tidak terjadi konflik yang disulut oleh hoaks.

Salam

Solo, 02 Maret 2019

12:57 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun