Teknologi menjadi tuhan baik nyata maupun maya. Android mulai diciptakan. Dan kecerdasan artifisial via big data manusia di internet direkontruksi. Tak ayal, manusia tran-humans bisa saja tercipta.Â
Tak perlu lagi rumah sakit atau dokter karena dokter pribadi itu bernama nanobot dan smartphone. Mungkin tak perlu lagi sekolah, saat ilmu pengetahuan bisa ditransfer via 'bluetooth' menuju otak dan kesadaran kita.
Saat ini para konglomerat, periset, dan kelinci percobaan sedang sibuk di banyak laboratorium Silicon Valley. Para penganut ideologi trans-humanisme ini sibuk mengaplikasikan potensi tak terbatas teknologi.Â
Sedang kita di Indonesia, mungkin masih sibuk mencaci maki pasangan Capres lain di sosial media.
Salam,
Solo, 04 Februari 2019
11:59 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H