Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memahami Risiko dan Memfortifikasi Diri di Masa Depan

28 Januari 2019   11:10 Diperbarui: 29 Januari 2019   08:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saving - Foto: pexels.com

Menurut Jendral Royke Lumowa sebagai Kepala Korps Polantas, kecelakaan lalu lintas di Indonesia menelan sekitar 28-30 ribu korban jiwa per tahun. Jumlah ini lebih banyak dari korban terorisme dan bencana alam di Indonesia.

Fakta di atas pun kita saksikan sendiri di jalan raya. Bahkan berita kecelakaan lalu lintas tidak pernah tidak ada di televisi ataupun portal berita. Baik korban mengalami luka parah atau kematian. Tidak ada orang yang ingin mendapati dirinya terlibat kecelakaan lalu lintas.

Ada baiknya kita selalu waspada dan memastikan kendaraan kita benar-benar aman. Walau kadang bukan kita yang teledor dan ugal-ugalan di jalan, tapi orang lain. Dan kadang kita celaka kena imbasnya.

Saatnya Berfikir Tenang Jangka Panjang

Dari statistik global harapan hidup dan gambaran stres di atas, tepat kiranya kita mulai berpikir jangka panjang dan berpegang pada kata orang dulu. Mencegah lebih baik daripada mengobati. 

Potensi kehilangan banyak uang saat berobat atau perawatan tidak bisa diperkirakan. Perlindungan untuk ahli waris kita setelah kita tiada pun tak jarang dilupakan. Contohnya, mewariskan polis asuransi, kepada keluarga besar pun tentu bukan opsi yang baik. 

Saving - Foto: pexels.com
Saving - Foto: pexels.com
Dengan konteks kekiniannya, mencegah potensi celaka lebih baik daripada menanggung biaya berobat dan perawatan. Mencegahnya pun dengan mulai membuka pikiran kita untuk berasuransi.

Sedang asuransi umumnya bisa berhenti atau batal jika pencari nafkah meninggal atau mengalami penyakit kritis. Hal ini karena tidak ada lagi yang membayar premi yang sudah berjalan. Akibatnya, tidak ada pihak yang membayar premi asuransi yang sudah berjalan tersebut.

Alangkah sayang kalau tidak diteruskan asuransi yang sudah berjalan bukan? Solusinya, Allianz kini merilis Allianz Payor sebagai solusi perlindungan pembayaran premi.

Payor sendiri memiliki singkatan Perlindungan BerkelAnjutan Yang ekOnomis dan teRjangkau. Allianz Payor secara umum memberikan tiga benefit yaitu:

  1. Premi dibayarkan hingga seolah-olah mencapai usia 65 tahun saat pemegang polis atau pasangannya meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan
  2. Memberikan rasa tenang karena manfaat perlindungan polis asuransi selalu tersedia
  3. Dan yang penting, biaya asuransi yang ekonomis dan terjangkau.

Ada 2 jenis polis Allianz Payor yang ditawarkan. Yaitu Payor Protection dan Spouse Payor Protection. Kedua jenis polis ini memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan tetap untuk diri sendiri, bagi pasangan, dan bagi anak.

Sebagai solusi produk asuransi tambahan, jika pencari nafkah meninggal dunia. Payor Protection akan melanjutkan premi kepada diri sendiri, pasangan, dan anak. Sedang pada Spouse Payor Protection, premi dilanjutkan khusus pada pasangan pemegang polis.

Ilustrasi Skema Payor Allianz - Foto: Istimewa
Ilustrasi Skema Payor Allianz - Foto: Istimewa
Sehingga polis asuransi perlindungan kesehatan seperti penyakit kritis pada anak tetap berjalan. Walaupun Anda sebagai pencari nafkah dan pembayar polis rutin mungkin sudah tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun