Simbolisasi era post-truth di Indonesia. Trump setidaknya telah memulai era post-truth di US. Dengan kuasa media dan kontroversinya, rakyat US terpolarisasi. Kebenaran dan kebaikan untuk US adalah milik para pendukung presiden berkuasa, yaitu Trump.Â
Sedang saat ini, polarisasi sudah begitu terasa di linimasa sosmed kita. Mereka yang pro kubu A akan selalu turut grup chat simpatisannya. Dengan alasan, grup chat inilah yang akan memberi informasi valid semua tentang Capres idolanya. Dan hanya dari grup chat inilah kebenaran didapat dan dipercaya.
Semua informasi media mainstream dianggap distorsi keyakinan bersama. Pun begitu sebaliknya mereka yang mengakui aktual dan faktual media mainstream. Kebenaran adalah milik sendiri dalam golongan serupa pola fikir. Apalagi dibubuhi logika karangan sendiri dan cuilan ideologi yang sesuai hasratnya.
Dibalik rencana pembangunan tembok Trump setidaknya merefleksikan dinamika negatif sosmed kita sejak lama. Tembok yang dibangun atas nama kemudahan filterisasi linimasa. Ternyata kini mengurung kita.Â
Diskusi pro-kontra selalu dipenuhi nuansa xenofobia dan kepentingan golongan. Demokrasi dengan dasar keragaman pun menjadi ilusi yang diyakini kelompok masing-masing.
Salam,
Solo, 09 Januari 2019
11:15 am
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H