Menelusur via portal jurnal ternama memang menjadi solusi. Namun tidak semua orang bisa dan mau membayar biaya berlangganan. Apalagi mereka yang tidak berada dalam lingkungan akademis atau birokrasi pemerintahan. Tautan Google di laman pertama biasanya menjadi referensi riset.
Namun buat saya pribadi, menelusur dalam portal jurnal terkenal pun membutuhkan skill. Skill literasi informasi dan pemahaman keywords juga menjadi syarat sebuah pencarian hasilnya bisa relevan dan memuaskan. Karena kadang informasi pada mesin khusus ini relevan, tapi tidak memuaskan.
Sehingga, dari mitos dunia digital bahwa searching is researching bisa ditarik kesimpulan berikut:
- Tidak selamanya menelusur adalah tindakan meneliti. Karena tidak semua informasi adalah ilmu pengetahuan di dunia digital.
- Namun, di dunia digital meneliti/meriset kini dimulai dengan menelusur. Baiknya, menelusur ilmu yang spesifik dan relevan lebih baik pada portal khusus.Â
Gunakan langkah-langkah digital dieting yang dapat membuat sebuah informasi laik dan baik sebagai bahan referensi. Karena tentu kita tidak ingin hasil riset kita berisi informasi yang salah atau tidak berguna.
Salam,
Solo, 21 Desember 2018
11:00 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H