Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Grup WhatsApp dan Indikasi Sikap Acuh Tak Acuh

20 Desember 2018   20:20 Diperbarui: 20 Desember 2018   21:54 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan karena seseorang anggota WAG benci atau suka pada seseorang. Karena benci atau suka sudah menjadi bagian interaksi sosial. Maka berbeda dengan WAG yang lebih abstrak dan tentatif dalam menentukan rasa benci atau suka.

Memilih diam dan menjadi silent reader, bukan berarti seorang anggota WAG benci. Pun tidak berarti orang tersebut membenci. Sehingga acuh takacuh antar grup biasanya sulit diprediksi dan diukur. Berbeda dengan petunjuk mimik, gestur, atau intonasi seseorang saat bertemu muka langsung.

Sehingga, pola acuh tak acuh bisa jadi muncul pada grup WAG formal maupun prioritas. Saat WAG formal keenganan interaksi ditunjukkan dengan diam, merespon seperlunya, sampai tidak membuka chat walau online bisa dilakukan. Sedang pada WAG prioritas, hal ini begitu sulit difahami. Karena indikasi interaksi yang diasosiatif dan simbolis belum bisa mewakili hakikat komunikasi sosial kita.

Artikel-artikel lain saya tentang WhatsApp:

Salam,

Solo, 20 Desember 2018

08:19 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun