Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Anda Kecanduan Gawai? Cari Tahu di Sini

11 November 2018   21:57 Diperbarui: 11 November 2018   22:08 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget - Foto: pixabay.com

Kecanduan gawai, atau sering juga disebut nomofobia mulai menggejala. Walau belum masuk ke dalam ranah penyakit medis atau psikologis. Setidaknya gejala-gejala berikut menandakan Anda mungkin sudah ketagihan gawai.

Dari mulai gejala psikis, fisik sampai sosial sudah saya rangkum dibawah. Anda tinggal mengira-ngira sendiri berapa banyak dari gejala nomofobia berikut yang pernah/sedang dirasakan.

Jika dari 12 gejala dibawah ini kebanyakan Anda alami. Mungkin ada saatnya Anda mengatur durasi sampai frekuensi dengan gawai Anda. Karena bukan tidak mungkin dampak psikis, fisik, dan sosial dalam uraian berikut Anda akan alami.

Gejala Psikis Kecanduan Gawai - Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Gejala Psikis Kecanduan Gawai - Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Gejala Psikis

1. Anda merasa gelisah berlama-lama tanpa gawai

Ada perasaan tidak nyaman bahkan kecemasan saat HP tertinggal. Dan pada beberapa orang merasa bingung atau panik tanpa HP dalam genggaman. Anda mungkin juga merasa tidak bahagia saat foto selfie/post/blog tidak ada yang like/komen. 

2. Anda merasa hebat saat menjadi sebuah akun digital

Anda mungkin bukan siapa-siapa di dunia nyata. Namun begitu jumawa saat berada di dunia digital dengan akun anonim milik Anda. Dan kadang juga, merasa tidak nyaman dengan realitas hidup. 

3. Anda merasa cepat teralihkan fokusnya saat melakukan apapun

Distraksi dari notifikasi gawai memang nyatanya intimidatif. Dan entah mengapa Anda merasa tidak kuat menahan godaan membukanya walau hanya beberapa detik saja. Dan detik ini berulang menjadi menit Dari menit pun berubah sampai berjam-jam.

4. Anda merasa kesepian tanpa gawai 

Walau sesekali gawai Anda tertinggal. Saat gawai tidak ada Anda merasa kesepian. Walau sejatinya Anda sedang berada di resepsi pernikahan, piknik perusahaan, atau bahkan pesta ulang tahun anak. Singkatnya, merasa kesepian dalam keramaian.

5. Anda merasa kebingungan sendiri dengan sosmed

Dalam grup chat, Anda tiba-tiba salah kamar. Hal ini terjadi karena begitu banyak chat yang mengisi linimasa. Anda pun tanpa alasan jelas, hanya me-scroll linimasa tanpa tahu apa yang dicari. Fikiran Anda serasa penuh dan jenuh dengan beragam interaksi via gawai.

Gejala Fisik Kecanduan Gawai - Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Gejala Fisik Kecanduan Gawai - Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Gejala Fisik

1. Anda sulit memejamkan mata untuk beristirahat 

Digital eye strain bisa jadi menyulitkan Anda memejamkan mata. Blue light gawai mengirim sinyal kepad otak bahwa hari masih terang. Sehingga kadang mengecek sejenak HP sebelum tidur tahu-tahu sudah tengah malam bahkan pagi.

2. Anda merasakan rasa tidak nyaman pada tengkuk/leher belakang

Tahukah Anda, menunduk sambil melihat gawai membebani leher sampai 27 kg. Pembebanan leher berlebih ini memunculkan occipital neuralgia. Gejalanya mulai dari vertigo sampai kerusakan otot leher.

3. Anda merasa sensasi getaran notifikasi gawai palsu

Saat HP dikantongi, Anda merasa ada getaran/bunyi notifikasi. Padahal ternyata tidak alias hanya perasaan saja. Perasaan inilah yang disebut phantom vibration syndrome. Hal ini  karena memori otot kita yang jadi terbiasa membuka, men-scroll, sampai menjawab chat.

Gejala Sosial Kecanduan Gawai - Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Gejala Sosial Kecanduan Gawai - Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Gejala Sosial

1. Anda lebih memilih memandang HP daripada berinteraksi dengan sesama

Saat bersama keluarga/teman di meja makan, banyak orang melakukan phubbing. Fenomena ini ditandai lebih fokusnya Anda bersama gawai daripada berinteraksi dengan lingkungan sekitar. 

2. Anda membawa gawai ke tempat tidur

Alih-alih tidur sendiri atau bersama pasangan. Anda tidur dengan gawai Anda. Perasaan cemas dan tidak update bisa mendorong perilaku ini. Dampaknya, bisa jadi pola tidur dan kesenjangan komunikasi pasangan terganggu.

3. Anda sibuk mengecek gawai sesaat setelah bangun dari tidur

Seolah tiada mau ketinggalan update berita/sosmed. Saat membuka mata, Anda langsung mengecek gawai. Dampaknya, Anda akan merasa lelah fisik dan fikiran karena terlalu banyak informasi yang kita terima.

4. Anda membawa gawai ke meja makan

Sembari makan siang sendiri atau bersama teman. Anda sering hanyut bersama gawai di tangan kiri, sedang tangan kanan memegang sendok. Seolah nikmatnya makan tiada sempurna tanpa gawai menemani.

Tulisan diatas dirangkum dari beragam artikel tentang dunia digital yang saya buat. Silahkan klik tautan untuk mengetahui lebih lanjut.

Salam,

Solo, 11 November 2018

09:53 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun