Kecanduan gawai, atau sering juga disebut nomofobia mulai menggejala. Walau belum masuk ke dalam ranah penyakit medis atau psikologis. Setidaknya gejala-gejala berikut menandakan Anda mungkin sudah ketagihan gawai.
Dari mulai gejala psikis, fisik sampai sosial sudah saya rangkum dibawah. Anda tinggal mengira-ngira sendiri berapa banyak dari gejala nomofobia berikut yang pernah/sedang dirasakan.
Jika dari 12 gejala dibawah ini kebanyakan Anda alami. Mungkin ada saatnya Anda mengatur durasi sampai frekuensi dengan gawai Anda. Karena bukan tidak mungkin dampak psikis, fisik, dan sosial dalam uraian berikut Anda akan alami.
1. Anda merasa gelisah berlama-lama tanpa gawai
Ada perasaan tidak nyaman bahkan kecemasan saat HP tertinggal. Dan pada beberapa orang merasa bingung atau panik tanpa HP dalam genggaman. Anda mungkin juga merasa tidak bahagia saat foto selfie/post/blog tidak ada yang like/komen.Â
2. Anda merasa hebat saat menjadi sebuah akun digital
Anda mungkin bukan siapa-siapa di dunia nyata. Namun begitu jumawa saat berada di dunia digital dengan akun anonim milik Anda. Dan kadang juga, merasa tidak nyaman dengan realitas hidup.Â
3. Anda merasa cepat teralihkan fokusnya saat melakukan apapun
Distraksi dari notifikasi gawai memang nyatanya intimidatif. Dan entah mengapa Anda merasa tidak kuat menahan godaan membukanya walau hanya beberapa detik saja. Dan detik ini berulang menjadi menit Dari menit pun berubah sampai berjam-jam.
4. Anda merasa kesepian tanpa gawaiÂ
Walau sesekali gawai Anda tertinggal. Saat gawai tidak ada Anda merasa kesepian. Walau sejatinya Anda sedang berada di resepsi pernikahan, piknik perusahaan, atau bahkan pesta ulang tahun anak. Singkatnya, merasa kesepian dalam keramaian.
5. Anda merasa kebingungan sendiri dengan sosmed
Dalam grup chat, Anda tiba-tiba salah kamar. Hal ini terjadi karena begitu banyak chat yang mengisi linimasa. Anda pun tanpa alasan jelas, hanya me-scroll linimasa tanpa tahu apa yang dicari. Fikiran Anda serasa penuh dan jenuh dengan beragam interaksi via gawai.
1. Anda sulit memejamkan mata untuk beristirahatÂ
Digital eye strain bisa jadi menyulitkan Anda memejamkan mata. Blue light gawai mengirim sinyal kepad otak bahwa hari masih terang. Sehingga kadang mengecek sejenak HP sebelum tidur tahu-tahu sudah tengah malam bahkan pagi.
2. Anda merasakan rasa tidak nyaman pada tengkuk/leher belakang
Tahukah Anda, menunduk sambil melihat gawai membebani leher sampai 27 kg. Pembebanan leher berlebih ini memunculkan occipital neuralgia. Gejalanya mulai dari vertigo sampai kerusakan otot leher.
3. Anda merasa sensasi getaran notifikasi gawai palsu
Saat HP dikantongi, Anda merasa ada getaran/bunyi notifikasi. Padahal ternyata tidak alias hanya perasaan saja. Perasaan inilah yang disebut phantom vibration syndrome. Hal ini  karena memori otot kita yang jadi terbiasa membuka, men-scroll, sampai menjawab chat.
1. Anda lebih memilih memandang HP daripada berinteraksi dengan sesama
Saat bersama keluarga/teman di meja makan, banyak orang melakukan phubbing. Fenomena ini ditandai lebih fokusnya Anda bersama gawai daripada berinteraksi dengan lingkungan sekitar.Â
2. Anda membawa gawai ke tempat tidur
Alih-alih tidur sendiri atau bersama pasangan. Anda tidur dengan gawai Anda. Perasaan cemas dan tidak update bisa mendorong perilaku ini. Dampaknya, bisa jadi pola tidur dan kesenjangan komunikasi pasangan terganggu.
3. Anda sibuk mengecek gawai sesaat setelah bangun dari tidur
Seolah tiada mau ketinggalan update berita/sosmed. Saat membuka mata, Anda langsung mengecek gawai. Dampaknya, Anda akan merasa lelah fisik dan fikiran karena terlalu banyak informasi yang kita terima.
4. Anda membawa gawai ke meja makan
Sembari makan siang sendiri atau bersama teman. Anda sering hanyut bersama gawai di tangan kiri, sedang tangan kanan memegang sendok. Seolah nikmatnya makan tiada sempurna tanpa gawai menemani.
Tulisan diatas dirangkum dari beragam artikel tentang dunia digital yang saya buat. Silahkan klik tautan untuk mengetahui lebih lanjut.
Salam,
Solo, 11 November 2018
09:53 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H