Berintegritas, berdedikasi dan waras. Tiga kata yang saya kira sesuai untuk pak Topo. Atau yang lebih kita kenal dengan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusdatinmas BNPB.
Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) menganugerahkan beliau Tokoh Teladan Anti-Hoax Indonesia. Dan award tersebut membuktikan beliau sebagai profesional yang cerdas, waras dan berdedikasi.
Pak Topo adalah pemimpin yang berintegritas dalam menangani peristiwa kebencanaan. Dengan sigap, beliau mendelegasikan koordinator BNPB untuk tanggap becana. Bahkan dalam derita penyakit kanker paru-parunya. Beliau selalu berdedikasi dalam profesionalitas sebagai Kapusdatinmas BNPB.
Dan dalam peristiwa kebencanaan yang penuh kepanikan, kecemasan, bahkan mara bahaya. Pak Topo selalu mencoba waras. Di tengah informasi bohong menyoal kebencanaan via sosmed, beliau selalu meluruskannya dengan fakta.
Pada September tahun lalu, saat status awas Gunung Agung masih ditetapkan BMKG. Tersebar via WhatsApp grup kalau Gunung Agung sudah meletus. Pak Topo pun segera meluruskan bahwa kabar tersebut palsu alias bohong via akun Twitter-nya.
Bahkan video yang menggambarkan erupsi Gunung Agung ditepis kebenarannya oleh Pak Topo. Video yang kadung viral tersebut sebenarnya video Gunung Sinabung di tahun 2015.
Kabar hoax pun juga sempat mengemuka pada peristiwa gempa Lombok, Agustus lalu. Melalui sosmed, kabarnya pengungsi di beberapa daerah di Lombok diberikan pakan ternak. Namun dengan sigap pak Topo meluruskan kabar bodong tadi melalui cuitannya.
Kabar bohong bermuatan politis pun juga sempat viral saat gempa Lombok. Beredar foto-foto bantuan yang dianggap tertahan oleh pihak berwenang. Dan yang disalahkan Presiden. Walau menurut Pak Topo, yang ada di foto yang beredar adalah bantuan di kantor Pos guna disortir, bukan ditahan.
Pada peristiwa gempa Palu dan Donggala pun kabar  hoax viral beredar. Antara lain akan ada gempa lagi 2 Oktober di Palu. Dengan segera Pak Topo memberikan penjelasan. Bahwa tidak ada orang bisa memprediksi kapan terjadi gempa.
- Beliau paham media sosial berperan cukup penting kala bencana alam. Media sosial sebagai bentuk post early warning system menunjukkan fungsinya. Dan Pak Topo mampu mengoptimalkan fungsi sosmed pada peristiwa kebencanaan.
- Figur Pak Topo sebagai figur mata dan kepala kita saat bencana. Sebagai Kapusdatinmas BNPB informasi beliaulah yang patut divalidasi kebenarannya. Dibawah tekanan publik atas informasi kebencanaan dan penyakit kankernya, beliau tetap konsisten mengabarkan.
- Beliau tetap 'waras' menyikapi kabar di tengah ketidakpastian dan kesedihan. Dalam setia peristiwa bencana alam, tentu beliau mendata banyak informasi dari lapangan. Dan perlunya ketelitian dan kejelian memilah info kebencanaann yang valid diperlukan.Â
- Konsistensi dan netralitas Pak Topo yang tak perlu diragukan. Sejauh yang saya tahu, tidak ada peristiwa kebencanaan yang luput beliau kabarkan. Pun beliau tetap waras dalam hal netralitas dalam konflik Pilpres di sosmed. Beliau mengabarkan apa yang benar adanya tanpa muatan politis apapun.
- Beliau mengerti akan dampak kabar  hoax dalam tragedi bencana. Jika kita tahu  hoax politik saja begitu sensasional. Maka  hoax menyoal kebencanaan bisa jadi tidak hanya membahayakan tapi merenggut korban jiwa. Dan pak Topo memaahami akan dampak  hoax dalam profesinya.
Selain dianugerahi Pahlawan Anti Hoax dari Mafindo. Pak Topo pun dinobatkan sebagai Communicator of The Year dari Kemenkominfo dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.Â
Dan di tengah tsunami informasi ini, baiklah kita contoh pak Topo. Beliau selain berdedikasi, berintegritas dalam fokus profesinya. Beliau pun bisa tetap waras menyikapi kabar bohong dunia maya.
Lalu mengapa kita tidak?Â
Berita: bbc.com | detik.com | kabar24.bisnis.com | kompas.com | pojoksatu.id
Salam,
Solo, 18 Oktober 2018
12:22 pm
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI