Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Media Sosial sebagai Sumbu Ledak Konflik Sosial

28 Agustus 2018   13:56 Diperbarui: 29 Agustus 2018   16:19 3473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ayal, selain medsos sebagai wahana sosialisasi publik. Sosmed pun menjadi katarsis konflik sosial yang terakumulasi lama atau yang terkait SARA dan partisan.

Akun-akun anonim bisa saja menyulut isu sensitif. Didukung buzzer bayaran yang bekerja karena nominal semata. Gesekan masyarakat di dunia nyata bisa terjadi.

Lihat saja isu-isu PKI yang tiada habis dan terus dimodifikasi. Atau isu-isu warga negara asing yang berkomplot menguasai negri ini.

Isu-isu lama yang kian kemari menjadi sebuah teori konspirasi tersendiri. Dan teori konspirasi akan selalu berisi dramatisasi dan kerahasiaan. Elemen yang menarik untuk dibaca, tapi tidak untuk dicerna.

Dan kini di dalam medsos, semua opini, teori konspirasi, kepentingan politik dan ekonomi berkelindan. Tiada yang benar benar-benar di medsos.

Yang ada hanya benar karena saya anggap benar. Dan kebenaran kolektif seperti ini jika ditangkup filter bubble sosmed bisa berbahaya.

Dari grup WhatsApp keluarga dibagi ke grup warga. Lalu chat di-capture dan di-share Facebook/Twitter. Posting menjadi viral. Walau posting bisa saja hoaks/rekayasa.

Solusi kuratif seperti penindakan dan perundangan siber memang sudah dijalankan pemerintah.

Tapi tindakan kuratif tanpa preventif akan menjadi hal percuma.

Pendidikan digital menjadi salah satu kunci solutif saat ini. Karena toh akan selalu ada man behind the gun dalam dinamika konflik

 Orang tersebut harus memahami seluk beluk dunia maya dan dampaknya. Dan orang tersebut adalah generasi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun