Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Dampak Sosial Label "Gaming sebagai Gangguan Mental"

23 Juni 2018   10:18 Diperbarui: 23 Juni 2018   19:11 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Game affect Brain by gettyimage - ilustrasi: npr.org

Keenam, kebimbangan startup dan vendor gim lokal. Mungkin sebagian kecil dari startup mulai pupus harapan dengan berita ini. Publik akan mengaggap gim baru tidak ubahnya gim lain yang menimbulkan kecanduan. Stigma yang ada pun pun membuat vendor gim menggencarkan promosi gim mereka. Di televisi kita saja sudah banyak iklan tentang gim. Bisa jadi gim lokal tidak berkembang atau runtuhnya developer gim yang sudah ada

Kecanduan gim bukan seperti kecanduan obat terlarang. Bagi game enthusiast, kecanduan gim adalah saat bermain gim menjadi sarana mereka bersosialisasi. Bagi gamer pro, kecanduan gim adalah saat mempersiapkan untuk berkompetisi baik regional, nasional, atau internasional. Bagi guru kecanduan gim adalah saat siswa bisa belajar via gim edukasional. Bagi orangtua, kecanduan gim bagi anak atau diri sendiri adalah soal pengaturan watu dan prioritas.

Semua hal saat sudah berlebihan dan merugikan diri dan orang sekitar, baru bisa distigma gangguan mental. Perlunya membaca informasi utuh dan komprehensif menjadi bagin penting generasi digital dan kita. Derasnya informasi jangan sekadar dibaca sekilas atau belaka. Fahami dan sampaikan dengan baik. Begitupun tentang stigma buruk kecanduan gim bagi beberapa pihak tentu merugikan.

Salam,

Solo, 23 Juni 2018

10:28 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun