Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sulitnya Membuat Jurnal Berbahasa Inggris

12 April 2018   21:31 Diperbarui: 12 April 2018   22:10 3328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis saja jarang, tetiba diminta membuat jurnal ilmiah. Bukan pula dalam bahasa Indonesia, tapi dalam bahasa Inggris. Alamak, betapa berat beban seorang akademisi. Saat sehari-hari berbicara dan menulis dengan bahasa ibu.

Menulis formal plus dalam bahasa Inggris serasa pusing. Memahami jurnal asing saja masih banyak skip kosakata sulit. Apalagi diminta menulis dalam bahasa Inggris untuk jurnal internasional.

Sejatinya menulis menjadi makanan sehari-hari akademisi. Dari mulai menulis materi kuliah sampai membuat revisi modul, diperlukan skill menulis. Namun sayangnya, aktifitas menulis tadi tidak dilakukan berkelanjutan. Tidak konsistennya menulis membuat gagap menulis sesuatu yang berat. Seperti jurnal internasional terindeks Scopus atau institusi lainnya. 

Walau ada mesin dan aplikasi penerjemah, kadang tulisan tidak terasa genuine. Terjemahan yang dihasil terasa rigid atau kaku. Walau ada tambahan ekspresi idiomatik, tetap ada yang janggal. Tidak salah memang bersandar pada mesin penerjemah. Namun menyampaikan ide atau pesan dalam jurnal serasa lebih holistik jika dibuat sendiri.

Berikut tips-tips saya dalam mengatasi kesulitan menulis dalam bahasa Inggris. Tentunya, sifat ilmiah dalam jurnal harus disertakan dalam hal ini.

Pertama, biasakan diri untuk menulis. Menulis tentu dimulai dari hal-hal biasa. Menulis jurnal harian bisa menjadi jalan. Atau menulis opini dalam blog pribadi pun bisa dilakukan. Tidak harus dalam bahasa Inggris, bisa dalam bahasa ibu. Memang, menuangkan ide dalam tulisan lebih sulit dari berbicara. Oleh sebab itu, konsistensi menulis menjadi pintu pembuka.

Kedua, mencoba menulis dalam bahasa Inggris. Jika sudah bisa karena biasa, maka tambahkan tantangan. Menulis dalam bahasa Inggris adalah tantangannya. Karena mau tak mau, menyusun grammar, mencari vocabulary, dan menyesuaikan konteks berbeda dalam bahasa Inggris. Jadikan menulis dalam bahasa Inggris tantangan, bukan hambatan. 

Ketiga, proofread tulisan kita. Baik tulisan dalam bahasa ibu atau bahasa Inggris minta seseorang membacanya. Apakah orang tersebut mengerti apa yang disampaikan tulisan? Jika dalam bahasa Inggris, apakah pembaca faham apa maksud tulisan?

Dalam tahap ini, salah benar grammar, diction dan context tidak menjadi soal. Karena yang terpenting adalah wujud tulisan. Berfikir tentang kesulitan grammar, vocabulary atau contexts, kadang menghambat keinginan menulis.

Keempat, revisi dan minta re-proofread. Dalam tahap ini, bersiap untuk menghadapi tantangan lain. Mengedit, merevisi bahkan menulis ulang adalah tantangan cukup sulit. Karena tahap ini adalah masa dimana keinginan pembaca banyak dilibatkan. Karena tulisan kita, baik bahasa ibu/Inggris, hharus tersampaikan kepada pembaca dengan pemahamannya. 

Proofread -transpanish.biz
Proofread -transpanish.biz
Kelima, tambah proofreaders tulisan kita. Karena jurnal kita nanti akan dibaca banyak orang, minta orang lain membacanya. Bisa kita minta anggota keluarga, rekan sejawat, atau bahkan peserta didik. Jikapun dirasa perlu, minta mereka menunjukkan error atau kesalahan yang dibuat. Baik dalam hal konten, message, pronunciation, tanda baca, dll.

Keenam, mulailah banyak membaca jurnal bahasa Inggris. Jika tulisan yang kita buat dianggap memuaskan, tambah referensi bacaan. Terutama bacaan berbahasa asing yang sesuai minat atau fokus studi kita. Cari niche menyoal ranah yang kita akan buat dalam jurnal nanti. Ketengahkan isu atau masalah yang hendak diteliti. Mulai satu persatu membuat framework jurnal.

Ketujuh, ulangi langkah satu sampai lima diatas. Karena dengan hal ini, kita menjadi yakin tulisan kita layak dibaca dan difahami. Tentu saja, bentuk tulisan kita tidak utuh sebagai jurnal. Tulis saja serupa artikel opini di blog atau website lain. Jika proofreaders sudah memahami isi dan tujuan penelitian dalam tulisan, proposal lalu jurnal bisa segera dibuat. 

Kedelapan, konsultasikan proposal atau jurnal tersebut. Rekan atau profesional yang faham jurnal internasional tentu menjadi rujukan kepenulisanan. jurnal yang kita buat. Rekan atau profesional ini tak harus sebidang ilmu.

Namun tentunya yang faham benar dan sering menulis dalam bahasa ibu atau asing. Lagi-lagi, jika ada niat maka ada jalan. Jangan pernah gugup dan gagap dalam berbahasa Inggris. Karena bahasa tidak seeksakta ilmu Fisika.

Dan saya pun yakin, banyak sekali tips atau saran yang lain di situs lain. Sila telusuri dan pelajari. Namun ada baiknya, mencari tidak harus lama dan jauh. Saat jawaban diiringi keinginan kuat menulis bisa dimulai dari yang terdekat.

Artikel lain tentang kepenulisan:

Salam,

Solo, 12 April 2018

09:38 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun