Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada Masalah Kalau Mahasiswa Plesiran?

10 Agustus 2017   10:14 Diperbarui: 10 Agustus 2017   18:35 3052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendikotomi belajar dan plesiran menjadi analogi yang dangkal. Pergi sekolah pun adalah plesiran. Karena aktivitas perjalanan dan menuju ke tempat lain serupa plesiran. Walau tidak membahagiakan, tak usah menyangkal kalau kadang kita bahagia menuju sekolah. Dan dalam perjalanannya pun, belajar pun kita lakukan. Begitu naif jika mengkondisikan belajar dibatasi tembok kelas, ceramah guru, dan nilai ujian.

Terkait ada kesan uang negara yang dipakai untuk plesiran itu kembali kepada pribadi masing-masing. Karena mungkin ada pula memakai biaya pribadi. Atau mungkin tabungan yang disisihkan dari uang bulanan, dsb. Tak bisa dipungkiri plesiran membutuhkan biaya. Dan juga tak bisa dipungkiri jika kita semua membutuhkan jalan-jalan. Sehingga, sisi menimbang peruntukan uang dalam plesiran bagi para penerima beasiswa pun sudah difikirkan dengan baik (sebaiknya).

Walau opini dalam artikel di atas sudah diklarifikasi empunya, namun medsos saat ini memang begitu sarkas. Banyak generasi pembaca judul dan pencari like dan komen belaka berlomba menyebarkan tanpa memahaminya. Sehingga esensi artikel tadi, atau mungkin artikel saya, menjadi satu entitas tersia saja.

Salam,

Wollongong, 08 Agustus 2017

01:13 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun