Orangtua pun patut menjaga privasi sang anak. Jangan atas dasar khawatir, maka apa-apa yang diposting selalu dikomentari ortu. Karena sosmed pun bisa menjadi media kreatif anak. Dalam hal fotografi, vlogging, plogging, dll, sosmed memang media yang ideal. Jangkauan sosmed baik intra atau inter serta eksternal dair sosmed sangat luas. Bisa jadi karya anak bisa menjadi karirnya di suatu waktu.
Entah itu curhat lucu-lucuan, selfie dengan angle yang 'sesuatu', atau vlog yang beralur. Semua adalah karya anak yang ingin diekspresikan pada dunia. Ortu saat tahu hal ini tentu harus mengapresiasi dengan 'cara anak sekarang'. Fleksibilitas ini membuat ortu menjadi bagian dari sosmed anak. Anak pun akan bangga jika ortu mereka menjadi bagian dari dunianya.Â
Ortu di sosmed bukan lagi 'pengawas' anak. Baiknya anak pun harus faham jika ortu mem-follow bukan sekadar mengawasi. Tapi menjadi bagian dari mereka. Jika di dunia nyata anak-ortu dalam satu keluarga. Begitupun di dunia maya, mereka pun harus tetap keluarga. Jika sang anak memang dari awal sembunyi-sembunyi soal akun sosmednya. Baiknya ortu harus berdiskusi dengan anak soal ini.
Maka, biar orangtua yang dianggap 'gaptek' ada baiknya memahami sedikit soal literasi digital. Karena di era IT, teknologi bukan lagi sekadar alat. Namun ia adalah artefak kebudayaan, dan refleksi diri tiap kita manusia modern.
Artikel lain mengenai literasi digital:
Salam,
Wollongong, 6 Mei 2017
05:36 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H