Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalian Tuh Maunya Apa?

11 November 2016   08:25 Diperbarui: 11 November 2016   14:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geram. Sebel. Bingung. Mungkin itu yang sekarang banyak di fikiran saat ini. Terkhusus saat mengikuti isu Ahok yang dianggap menistakan agama mayoritas. Banyak pertentangan di sana-sini yang masif. Begitu terorganisir dan tersebar dengan cepat dan rapih.

Ada kebencian yang tertutupi keprihatinan umat agama mayoritas. Ada pula kepentingan yang begitu terselebung dalam tiap aksi. Tercium pola-pola kampanye SARA. Namun di satu sisi juga begitu benar saat beberapa pihak menafsirkan ayat yang dianggap menjadi problem. Seolah-olah para cendekia dan pemuka agama mayoritas nampak sekali perbedaannya. Yang saya lihat memang terpecah atau sengaja dipecah-pecah?

Atas nama agama dan negara ke dua belah pihak menegakkan kebenarannya. Kebenaran yang dipandang begitu relatif dari kacamata yang dipakai. Kacamata yang kini dikaburkan dengan kepentingan dan keinginan memecah belah bangsa. Ada pihak-pihak yang begitu senang dengan isu ini. Mereka kini menari-nari diatas keinginan kita bersatu dengan cara dan harapan kita bersama untuk bersatu sebagai negara.

Proses hukum Ahok sudah berjalan. Kalian para oknum minta Ahok dijebloskan ke penjara, langsung tanpa prosedur hukum. Memang negara ini kalian yang buat aturannya?

Kini proses hukum dijalankan secara transparan dan tidak memihak oleh pemerintah. Malah kalian anggap mengadu domba kaum cendekia agama mayoritas?

Presiden, bersama jajaran Mentri sudah dan terus menggelar silaturahim antar ulama guna menyejukkan suasana. Malah kalian minta hentikan karena meredam aspirasi kelompok lain?

Kepolisian dan badan hukum terkait sedang memproses perkara Ahok ini. Tapi kalian su'udzonkan terus seakan ada perlindungan dari Presiden yang pernah menjadi 'kawan' Ahok dulu?

Lalu apa kami orang awam salah jika menafsirkan rantai peristiwa ini menjadi duga-menduga yang mungkin muncul. Di fikiran kami yang kami rasa saat ini mau kalian adalah:

Memecah belah bangsa dengan menunggangi 'kesempatan emas' ini. Saat Pilkada ramai dengan kotornya isu SARA, bukan tidak mungkin Ahok gagal ikut Pilgub. Jagoan kalian yang sekiranya kalian dukung bisa melenggang maju.

Rencana makar yang mencoba mendompleng kuasa sah negara ini. Tak lekang dalam fikiran kita 'dendam dan kebencian' kalian para oknum penebar kebencian Pilpres 2014 lalu. Masih ada kesumat dendam yang menyala dalam hati kalian. Isu ini pun kalian fungsikan untuk menembak jatuh Presiden.

Mendirikan negara yang kalian impikan. Maaf seribu maaf. Negara ini akan selalu menjadi negara Indonesia. Bukan negara yang didirikan atas dasar ideologi impor yang didasarkan kebencian yang selalu kalian sebut negara ini thagut atau jahiliyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun