Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentas Kebersamaan di Sydney untuk Indonesia Damai Bersatu

7 November 2016   08:29 Diperbarui: 7 November 2016   10:34 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Hadirin Sedang Bernyanyi Indonesia Raya untuk Media Nasional - foto: Giri Lumakto

Tanah air ku tidak ku lupakan

Kan terkenang selama hidupku

Biarpun saya pergi jauh

Tidak kan hilang dari kalbu

Alunan lagu nasional Tanah Airku karya ibu Sud yang didendangkan Gita Gutawa membuat rindu menjadi kidung dalam hati. Hampir semua hadirin pada Pentas Kebersamaan terdiam, terharu sekaligus terpesona dengan isi liriknya. Sungguh, sebuah lagu yang begitu lugas menggambarkan kerinduan kami pada Tanah Air. Rindu yang selalu teriring dengannya pengharapan kedamaian dan kebahagian di negeri Indonesia.

Hajatan silaturahim Pentas Kebersamaan yang diadakan di Sydney tanggal 6 November kemarin menjadi bukti nyata kami warga Australia. Bahwa kami masih akan selalu menginginkan Indonesia yang damai dan bersatu. Adalah sebuah keniscayaan rindu yang hadir dalam hati tiap hadirin berharap negeri sendiri penuh perseteruan. Dan kami pun yakin negeri kami tercinta akan selalu damai dan bersatu. Toh sudah 70 tahun negeri diombang-ambing konflik, kami tetap IndONEsia.

Para Hadirin Sedang Bernyanyi Indonesia Raya untuk Media Nasional - foto: Giri Lumakto
Para Hadirin Sedang Bernyanyi Indonesia Raya untuk Media Nasional - foto: Giri Lumakto
Para Hadirin Mengikuti Quiz Spontan dari Tike dan Ronal - foto: Giri Lumakto
Para Hadirin Mengikuti Quiz Spontan dari Tike dan Ronal - foto: Giri Lumakto
Presiden tetap hadir di tengah-tengah kami warga Australia. Bukan secara fisik beliau hadir, namun teleconference. Semangat, harapan dan optimisme beliau untuk selalu kerja dan membangun Indonesia terpancar jelas di aura wajah beliau. Beliau pun memberitahukan hadirin, bahwa suasana tanah air, khususnya Jakarta, sudah kondusif. Keinginan beliau untuk bisa hadir akan ditunda sampai waktu terdekat.

Wajah-wajah gembira dan bangga walau hanya bisa menatap Presiden terpancar dari kami semua yang hadir. Kami serasa ditularkan energi positif beliau. Beberapa hadirin pun ada yang jauh-jauh hadir untuk acara ini. Sebuah bukti nyata dukungan kami dan kecintaan kami pada Indonesia dan Presidennya yang kini memimpin.

Beberapa Hadirin yang Juga Antusias - foto: Giri Lumakto
Beberapa Hadirin yang Juga Antusias - foto: Giri Lumakto
Terutama ada pesan dan harapan yang kami buat ke dalam sebuah deklarasi. Sebuah deklarasi dari kami anak negeri yang cinta Tanah Airnya. Kami warga Indonesia di Australia bersama-sama mendeklarasikan:
  1. Kedamaian: Kami berharap Presiden Jokowi tetap berkomitmen menjaga kedamaian Indonesia,
  2. Persatuan: Kami berharap bangsa Indonesia yang beragam tidak terpecah belah oleh alasan apapun,
  3. Ketegasan: Kami berharap pemerintah memastikan terlaksananyareformasi hukum untuk meningkatkan integritas bangsa Indonesia.

Indonesia Damai Bersatu adalah harapan kami semua.

Penandatangan Deklarasi Indonesia Damai Bersatu - foto: Giri Lumakto
Penandatangan Deklarasi Indonesia Damai Bersatu - foto: Giri Lumakto
Temu Masyarakat pun dihadiri oleh petinggi negeri ini seperti Memperindag Enggartiasto Lukito dan Ketua BKPM Thomas Lembong. Sebagai tuan rumah, Kedubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema beserta staff pun turut menyambut tetamu. Ketua BKPM Thomas Lembong menyatakan bahwa hubungan bilateral Australia-Indonesia jauh lebih cair saat ini. Hubungan Australia-Indonesia sebagai negara tetangga dirasa semakin optimis di masa depan. Dengan dipandu MC Tike dan Ronal, mulai dari sesi pemaparan, teleconference, dan kuiz spontan begitu cair dan seru.

Sesi Pemaparan (ki-ka) Kedubes Nadjib R.K, Memperindag Enggartiasto Lukito, Ketua BKPM Thomas Lembong Dipandu MC Ronal dan Tike - foto: Giri Lumakto
Sesi Pemaparan (ki-ka) Kedubes Nadjib R.K, Memperindag Enggartiasto Lukito, Ketua BKPM Thomas Lembong Dipandu MC Ronal dan Tike - foto: Giri Lumakto
Acara hiburan berupa penampilan musisi tanah air dari Gita Gutawa dan Gigi pun mampu melipur kerinduan kami pada Indonesia. Suara sopran Gita Gutawa menyanyikan lagi Nasional Tanah Airku di awal acara mampu menggetarkan hati kami. Beberapa hits Gita pun memberi romansa konser di negeri sendiri. Gigi pun menyanyikan lagu Bangun Pemudi Pemuda mensolidifikasi nasionalisme kami. Ditambah lagu hits 90-an Gigi benar-benar membawa kami yang hadir turut bernyanyi dan bernostalgia. Apalagi Armand Maulana yang sudah 40-an tahun usianya, stage act-nya benar-benar enerjik menjadikan kami yang hadir terkagum.

Penampilan Gita Gutawa - foto: Giri Lumakto
Penampilan Gita Gutawa - foto: Giri Lumakto
Penampilan Band Gigi - foto: Giri Lumakto
Penampilan Band Gigi - foto: Giri Lumakto
Terlepas dari hiruk-pikuk yang Temu Masyarakat kemarin banyak pesan yang kami pahami dan sampaikan. Pertama, inilah hajatan silaturahmi kami diaspora Indonesia di Australia. Sebuah kesempatan bisa saling tahu dan kenal. Kedua, jalinan bilateral Indonesia-Australia bergerak positif. Sudah tentu hal ini memberi dampak positif ke depan. Ketiga, Indonesia tidak melupakan kami. Karena kami pun tidak akan pernah melupakan Indonesia. 

Dan dengan tulus deklarasi Indonesia Damai Bersatu kami haturkan. Tidak ada yang lebih indah dari jalinan perbedaan yang diuntai dalam kebersamaan. Indonesia sebagai negar besar harus bangga dengan Bhinneka Tunggal Ika. Tak perlu lagi memaksakan ego dan kepentingan pribadi, golongan dan kelompok. Perbedaan yang sengaja ditunggangi ego dan kepentingan niscaya akan memunculkan konflik. Dan kita yakin tidak ada dari tiap warga Indonesia menginginkan konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun