Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karya Karma Bagian 11

20 Oktober 2016   19:30 Diperbarui: 20 Oktober 2016   19:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dipthycs Black - foto: Maciej Goraczko

"Pak Gery coba periksa bagian belakang. Saya dan Kiran akan memeriksa bagian dalam gubug." ucap Inspektur Jenar tegas. Dibarengi pula opsir Gery segera berjalan menuju belakang gubug. Dari luar gubug ini seperti tidak ada penghuni. Namun Inspektur Jenar tahu ada kendaraan yang sering menuju ke gubug ini. Ia sudah melihat jejak mobil dari awal naik ke atas bukit ini. Dan tepat di depan gubug ini, trek mobil berhenti. Lalu sepertinya memutar. Sepertinya tanah basah akibat hujan 3 hari lalu memudahkan Inspektur Jenar melihat adanya aktifitas di gubug ini.

Inspektur Jenar mencoba membuka pintu. Namun terkunci. Sedang opsir Kiran memicingkan mata melihat lewat jendela. Yang ia lihat hanya kegelapan.

"Haruskah kita dobrak pak?" tanya opsir Kiran.

"Braak!!" spontan saja Inspektur Jenar segera menendang pintu gubug. Karena terlihat rapuh dan reot, pintunya mudah untuk didobrak. Di dalam ruangan, ada meja besi besar. Remang-remang cahaya matahari siang menerangi ruangan gubug. Inspektur seperti mencium bau busuk.

"Apa kamu mencium bau busuk Kiran?" tanya Inspektur Jenar. Ia pun menebarkan pandang ke sekitar ruang. Tepat berseberangan dengan pintu masuk, ada pintu garasi besar. Ada kulkas besar yang sepertinya sudah berkarat disana sini.

"Iya pak. Seperti bau bangkai atau telur busuk. Mungkin ada bangkai hewan di dalam sini pak. Terlihat sudah lama tidak ada orang disini." Ujar Kiran mendekati kulkas yang berkarat dan dibukanya. Di dalam kulkas tidak ada apa kecual bau apak.

"Kamu salah Kiran. Ada banyak aktifitas manusia disini." Inspektur Jenar segera memeriksa pinggiran meja besi. Meneliti dengan sangat apa yang ia ingin lihat. Tidak lama, Inspektur mengeluarkan pinset panjang dan sebuah kantung plastik rekat. 

"Lihat ini Kiran." Inspektur Jenar menunjukkan sesuatu. Dibawah remang cahaya matahari yang masuk ke dalam gubug, Kiran mencoba melihat apa yang dicapit. 

"Saya tidak bisa melihat apa-apa pak. Maaf."

"Ini rambut manusia Kiran." Lalu Inspektur Jiran membaui satu helai rambut tadi. "Dan rambut ini berlumur darah. Sepertinya kita sudah tahu apa yang terjadi disini. Kiran, kamu segera panggil opsir Gery ke dalam." Inspektur Jiran segera memerintah Kiran.

Tepat dibawah meja, dibalik lantai gubug Abah bisa mendengar dengan baik. Hati Abah terbakar. Ia begitu marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun