"Brughhh..." tiba tiba Johan terjatuh ditabrak dan dibekap mulut dan hidungnya. Lunglai lemas tubuh Johan dengan segera dibopong si pembekap.
"Terima kasih W.." ucap si pembekap.
"Ketakutan membuat orang bodoh seperti Johan mudah dilumpuhkan. Dasar busuk!" W. segera berpaling dan pergi.
* * *
"Istri bapak segera melahirkan. Kontraksinya sudah semakin sering. Air ketubannya juga sudah pecah. Bapak tunggu saja diluar." ucap si suster.
"Baik. Kira-kira berapa lama nanti lahirnya anak saya suster?"
 "Belum tahu pak. Karena dibawa kesini sudah pembukaan, mungkin tidak lama lagi pak. Bapak banyak berdoa saja ya." si suster mencoba menenangkan.
"Baiklah. Semoga lancar kelahiran putri saya."
"Aamiin."
Lampu seisi rumah sakit tiba-tiba padam. Suara riuh pasien dan penjenguk terdengar. Ada tangis bocah yang pecah. Staff rumah sakit mulai hilir mudik. Ada suara piring dan sesuatu yang jatuh entah di mana di rumah sakit ini.
Si bapak terdiam dan ketakutan membekap dirinya. Bukan karena gelapnya padam listrik. Ada istri dan calon anaknya yang segera lahir. Bagaimana nasib mereka? Bagaimana nyawa mereka jika alat-alat operasi juga ikut mati?