Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Karya Karma Bagian 2

26 September 2016   18:47 Diperbarui: 26 September 2016   18:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Effigies - foto: Maciej Goraczko

"Kenapa dia diikuti orang? Apa bu Mariam memberi dugaan khusus pak Johan? W. bertanya delik demi deliknya. Pengalaman selama 10 tahun membuatnya terlaltih dalam mengintrogasi.

"Cuma bilang urusan bisnis..." Johan berhenti tepat sebelum memberi banyak keterangan.

"Bisnis apa pak Johan? Bisa dispesifikan?" W. bertanya kritis. Ia tahu ada yang tersembunyi tepat di titik Johan berhenti.

"Ah, hanya bisnis kami ini bu. Pengadaan proyek... ya ya pengadaan proyek saja." Johan memberi keterangan.

"Siapa saja yang kira-kira terlibat bisnis ini pak Johan?"

"Apa perlu saya memberi nama mereka? Ini kan hanya soal ibu Mariam yang hilang tadi malam? Bukan begitu?" Johan menocba membatasi apa yang sebenarnya terjadi tadi malam.

"Ini untuk kepentingan penyelidikan pak Johan. Siapa tahu orang-orang yang bapak sebut tahu keberadaan ibu Mariam." tegas W.

"Jika saya memberi nama teman bisnis saya, bisa-bisa saya kehilangan kerja bu. Mereka tentunya tidak ingin terlibat kasus ini bukan?" sergah Johan.

"Nama-nama mereka akan kita rahasiakan dari publik pak Johan. Dimohon kerjasamanya pak Johan atas kasus ini. Bapak juga tidak ingin kehilangan rekan kerja bukan?"

"Bukan begitu bu. Jika nama rekanan bisnis saya ibu tahu lalu ibu datangi, bukankah itu mencoreng kredibiltas saya. Saya yakin mereka tidak terlibat. Untuk apa mereka menculik ibu Mariam yang notabene memberi mereka untung?" Johan memberikan alasan, menutupi.

"Pak Johan, begini... kasus penculikan ini bukan cuma sekali terjadi. Beberapa minggu lalu pejabat kementrian juga hilang sesuai jam kantor. Pak Johan tentu melihat beritanya di tivi. Jadi jika ada kemungkinan kaitan kasus ini dengan yang lain, pelakunya bisa kami lacak. Siapapun dia, sepertinya tahu benar kebiasaan ibu Mariam. Dan mungkin alasan orang ini menculik ibu Mariam. Jadi bisakah bapak Johan bekerjasama dengan kami."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun