Bagaimana jika saat ini dunia kita akan muncul portal ke dunia virtual? Sebuah pintu yang akan terbuka, dimana manusia akan masuk ke dalam dunia virtual. Sebuah pintu yang menyatukan dunia maya dengan nyata. Dimana nantinya ke 2 dunia akan akan tipis pembedanya.Â
Manusia bisa 'berpindah' antara 2 dunia ini. Percayalah, aplikasi Pokémon Go menjadi portal akan penyatuan 2 dunia ini.
Niantic sebagai developer Pokémon Go mungkin belum menyadari hal ini. Game Pokémon Go akan menggiring manusia menuju portal ke dunia virtual. Belum banyak yang menyadari Augmented Reality (AR) dalam teknologi.Â
Seperti yang sedang di kembangkan Microsoft dengan HoloLens, AR menjadi cara yang belum populer. Hanya techno geeks yang ramai membicarakannya. Walau teknologi ini akan menjangkau kita nantinya. Lihat artikel saya Beralihnya Mudik Konvensional ke Mudik Virtual.
Menjadikan game Pokemon sebagai medium menuju dunia virtual adalah cara out-of-the-box. Terutama buat generasi 90-an seperti saya. Sebuah nostalgia yang dibalut dengan apik teknologi smartphone, membuat Pokémon Go viral.Â
Kini aplikasi ini diunduh lebih banyak dari Tinder. Dan banyak sekali kejadian aneh dari para gamer Pokémon Go ini. Demam Pokémon Go adalah fenomena digiringnya manusia ke dunia virtual.
Banyak gamer Pokémon Go tidak lagi perduli sekitarnya. Tidak hati-hati menyebrang jalan. Masuk ke properti pribadi orang. Bahkan sampai menemukan mayat di semak belukar menjadi kejadian yang extraordinary. Dunia virtual berbentuk Pokemon AR menjadi tujuan mereka berjalan berputar di satu tempat.Â
Meng-upgrade Pokémon mereka di Poké Gym menjadi favorit mereka. Tidak berfikir jika lokasinya adalah di rumah orang. Bertarung antar Pokémon dalam satu tim pun menjadi obrolan favorit daripada soal PR atau pekerjaan mereka.
Ini adalah awal dari munculnya portal ke dunia virtual. Saat ini Pokémon Go masih dalam tahap pengembangan. Bagaimana jika nantinya sudah benar-benar teknologi VR plus geo-tagging kian apik. Pokemon langka hanya di temukan di Gunung Bromo misalkan. Banyak pemain Pokemon tidak ingin melihat indahnya Bromo. Tapi tentunya mencari Pokémon langka ini.Â
Nanti akan ada orang dengan smartphone, pistol untuk console menembak lengkap dengan kacamatanya berjalan-jalan di jalan raya. Mereka mencari dan mengejar tim musuhnya dalam dunia nyata. Tapi yang mereka lihat jalan raya, rumah sakit, bahkan pasar adalah arena AR tembak-tembakan.Â
Manusia akan lebih senang berada di dunia virtual nantinya. Akan ada kelas virtual, dimana murid tidak harus ke sekolah. Cukup menggunakan kacamata seperti HoloLens dan teleconference untuk audio, anak cukup duduk saja di ruang tamu rumah.Â
Tidak perlu lagi ke pasar, saat makanan bisa dipesan dengan papan virtual serupa layar monitor. Tidak perlu lagi berkunjung ke rumah orangtua atau kakek nenek. Ada teknologi holographic projection yang hampir menggambarkan sempurnanya penggambaran virtual manusia.Â
Lihat artikel saya HoloLens, Lensa Augmented Reality ala Microsoft.
Pokémon Go adalah portal menuju kesana. Sadar tidak sadar, saat kita senang akan AR pada Pokémon Go. Kita akan lebih menikmati dunia virtual yang cakupannya tidak sekadar game belaka. Saat ini, cakupan dunia virtual akan semakin luas dan semakin personal.Â
Dan saat teknologi seperti ini ada di depan kita, maka selamat datang di dunia virtual. Dunia tanpa batas dan kreatifitas. Dunia yang mungkin akan lebih menyenangkan. Dan kita pun mungkin banyak akan terlupa dunia nyata.
Dan penggabungan sempurnanya dunia nyata dan maya secara personal telah terepresentasi dengan baik. Contohnya dalam film Surrogate. Dalam film ini, manusia akan menjadi sempurna adanya. Karena di dunia nyata kita diwakili robot yang lebih sempurna penampakannya dari empunya.Â
Dunia nyata akan berisi robot surrogate (pengganti) ini. Interaksi setiap robot akan direkam dan diulangi sedemikian rupa oleh empunnya. Manusia bukan menjadi manusia seutunya.Â
Akankah dunia nyata hancur saat portal ke dunia virtual ini terus ada? Tanda-tandanya sudah banyak. Banyak pemain Pokémon Go seakan acuh dunia sekitarnya.Â
Hanya orang-orang tua yang mungkin masih akan bernostalgia dengan dunia nyata ini. Sedang kaum muda akan lebih banyak berinteraksi di dunia maya. Bayangkan dunia seperti ini 20 sampai 50 tahun dari sekarang?
Salam,
Sydney, 19 Juli 2016
04:33 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H