Manusia akan lebih senang berada di dunia virtual nantinya. Akan ada kelas virtual, dimana murid tidak harus ke sekolah. Cukup menggunakan kacamata seperti HoloLens dan teleconference untuk audio, anak cukup duduk saja di ruang tamu rumah.Â
Tidak perlu lagi ke pasar, saat makanan bisa dipesan dengan papan virtual serupa layar monitor. Tidak perlu lagi berkunjung ke rumah orangtua atau kakek nenek. Ada teknologi holographic projection yang hampir menggambarkan sempurnanya penggambaran virtual manusia.Â
Lihat artikel saya HoloLens, Lensa Augmented Reality ala Microsoft.
Pokémon Go adalah portal menuju kesana. Sadar tidak sadar, saat kita senang akan AR pada Pokémon Go. Kita akan lebih menikmati dunia virtual yang cakupannya tidak sekadar game belaka. Saat ini, cakupan dunia virtual akan semakin luas dan semakin personal.Â
Dan saat teknologi seperti ini ada di depan kita, maka selamat datang di dunia virtual. Dunia tanpa batas dan kreatifitas. Dunia yang mungkin akan lebih menyenangkan. Dan kita pun mungkin banyak akan terlupa dunia nyata.
Dan penggabungan sempurnanya dunia nyata dan maya secara personal telah terepresentasi dengan baik. Contohnya dalam film Surrogate. Dalam film ini, manusia akan menjadi sempurna adanya. Karena di dunia nyata kita diwakili robot yang lebih sempurna penampakannya dari empunya.Â
Dunia nyata akan berisi robot surrogate (pengganti) ini. Interaksi setiap robot akan direkam dan diulangi sedemikian rupa oleh empunnya. Manusia bukan menjadi manusia seutunya.Â
Akankah dunia nyata hancur saat portal ke dunia virtual ini terus ada? Tanda-tandanya sudah banyak. Banyak pemain Pokémon Go seakan acuh dunia sekitarnya.Â
Hanya orang-orang tua yang mungkin masih akan bernostalgia dengan dunia nyata ini. Sedang kaum muda akan lebih banyak berinteraksi di dunia maya. Bayangkan dunia seperti ini 20 sampai 50 tahun dari sekarang?
Salam,
Sydney, 19 Juli 2016