Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pengalaman Asik Mengurus Sendiri Aplikasi Visa Studi

28 April 2016   15:25 Diperbarui: 29 April 2016   14:45 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Customer sevice-nya banyak, sehingga antrian bisa cepat dilayani. Saya sendiri duduk sebentar langsung dilayani. Dokumen yang saya siapkan segera diminta oleh mbak CS. Mbak CS lalu akan mengambil checklist untuk dokumen yang kita bawa. Mulai dari form 157-a yang kita isi. Sampai dokumen yang dilampirkan, akan segera diberikan tanda centang di draft checklist mbak CS. Jika dokumen lengkap, kita akan menandatangani checklist ini.

Selesai meneliti form dan dokumen, mbak CS akan memberitahu fee atau biaya. Kita akan ditanya akan membayar cash atau dengan kartu kredit/debit. Kebetulan saya memilih cash. Saya pun telah menyiapkan uang di tas. Untuk sub-class studi saya, biaya yang diminta 5,9 juta rupiah. Lalu mbak CS akan memprint-out bon dan nomor track aplikasi.

Nomor track aplikasi ini mengetahui apakah visa kita di-approve kedutaan Australia apa tidak. Korespondensi status bisa digunakan plus dengan SMS. Jika dengan SMS, ada biaya tambahan 25 ribu rupiah. Tapi saya memilih lewat email pribadi saja yang gratis. Nomor aplikasi ini pun digunakan untuk log-in ke website VFS Global guna mengetahui status aplikasi visa. Jangan lupa mengecek email karena ada notifikasi dari Kedubes jika aplikasi kurang lengkap/ditolak/disetujui.

Seminggu setelah pengajuan akan ada dokumen HAP-ID untuk kita segera mengecek kesehatan kita. Ada daftar RS dan dokter yang dekat dekat domisili tinggal. Saat cek kesehatan, email yang berisi dokumen HAP-ID harus dibawa dengan fotokopi passport.

3. Paska Aplikasi Visa

Dan yang saya lakukan paska aplikasi tentunya mengecek email. Menunggu harap-harap cemas persetujuan visa. Dan tentunya tetap berfikir positif aplikasi visa bisa di-approve. Karena saya yakin aplikasi sudah sesuai syarat dan ketentuan yang diminta. Visa yang di-ACC akan di-email. Kita tidak perlu lagi kembali ke kantor VFS. Pada saat boarding nanti, visa tinggal di-print-out saja.

Yang juga masih dicemaskan adalah tentunya cek kesehatan. Karena ada ketentuan jika dalam tes kesehatan kita terindikasi TBC, maka ada jeda waktu 6 bulan untuk berobat. Baru setelah itu kita diperbolehkan aplikasi kembali lagi.

Ada himbauan jika VFS tidak berwenang mengeluarkan visa. Semua pertimbangan dan persetujuan sepenuhnya dibuat oleh kedutaan besar Australia. Sehingga kalau kita menuntut VFS Global soal apliaksi visa yuang ditolak, sepertinya akan berbalik ke diri kita sendiri. Nampaknya ada pertimbangan pemerintah Australia pada track-record diri.

Aplikasi visa pelajar sebenarnya bisa melalui agen. Namun buat saya, merasakan sendiri mengajukan visa bisa member cerita untuk hidup saya. Dan saya akhirnya berbagi cerita itu disini. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat.

Ingat, 'A good preparation is half the battle'

Salam,

Solo, 28 April 2016

03:25 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun