Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Klakson dan Bermacam Maknanya

3 Februari 2016   23:43 Diperbarui: 4 Februari 2016   04:22 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Car Horn - ilustrasi: blog.autointhebox.com"][/caption]"Tiiinn...nn!" "Diiiin..." Bagaimanapun suaranya, klakson identik dengan lalulintas. Baik saat macet atau lancar, ada saja pengendara yang mengendin klakson. Seolah sudah menjadi makanan sehari-hari warga kota besar. Suara klakson saat macet sudah serupa musik pengiring kejenuhan. Dari suara klakson pabrikan atau bawaan pabrik. Mulai dari klakson motor yang sederhana 'tiinnn.." sampai 'diinnn..' untuk mobil, suara seperti ini akan sering terdengar. Ada juga klakson Hella dengan varian twin tone yang rada nyaring disemat pengendara motor atau mobil. Atau di JKT, klakson dari PJR atau mobil Polantas plus loud speaker-nya juga sering terdengar. Mulai dari mentri sampai orang tenar, ditandai dengan bunyi-bunyi klakson besar dan cenderung arogan ini.

Anda sebagai pengendara pasti mengklakson. Entah saat darurat atau untuk mengingatkan pengendara lain, klakson jadi andalan. Bahkan saat aki sudah soak dan suara klakson seperti orang bengek, pengendara tetap mengklakson. Kalau bisa diumpamakan, orang mau celaka akan ingat untuk menekan klakson daripada berdoa. Klakson menjadi media komunikasi antar pengendara. Saat pejalan kaki bisa dengan bertegur sapa. Maka di lalu lintas jalan raya, klakson menjadi andalannya.

Dan jika Anda amati dan renungi, klakson pun seolah menjadi tuturan. Walau dengan suara sesederhana 'tiinnn..', ada tuturan yang diucap. Dan selazimnya tuturan, ada makna dibaliknya. Ada sebuah potensi menyampaikan pesan ke pengendara atau pengguna jalan. Dan jika ditelusur lebih dalam, ada gaya dalam mengklakson. Gaya ini akhirnya menjadikan tuturan klakson menjadi semakin kentara maknanya. Ada feasibility makna yang tersirat. Walau secara tersurat hanya suara sederhana. Namun saat gaya berklakson digunakan, spesifikasi makna terjadi. Berikut pemaknaan klakson yang saya amati.

1. Klakson sekali dan perlahan

Kira-kira jika dibayangkan bunyinya pelan dan gaya menekan klakson pun tidak dalam-dalam. Menekan klakson harus cepat dengan sedikit tenaga. Sehingga suara yang timbul akan tidak nyaring. Dalam suara dan gaya klakson seperti ini, ada makna menyapa. Biasanya dilakukan jika pengendara mengenal pengendara atau pengguna jalan. Bisa saja yang berpapasan adalah teman, saudara, kenalan, atau bahkan atasan. Karena kalau Anda mengklakson terlalu dalam dan nyaring, maka makna yang muncul berbeda.

2. Klakson cepat sekali atau dua kali dan sedikit dalam

Bunyinya akan sedikit nyaring karena klakson ditekan cukup bertenaga. Bisa dilakukan sekali sampai dua kali. Bunyinya nyaring namun wajar. Dalam suara dan gaya klakson ini, ada pesan menyampaikan hati-hati. Misalnya, saat ada pengemudi lain yang berjalannya agak terlalu mepet dengan kendaraan Anda, klakson dibunyikan seperti ini. Suara nyaring wajar pun mendukung makna hati-hati ini. Karena niatnya memang untuk didengar baik-baik oleh pengguna jalan lain.

3. Klakson diulang-ulang dan sedikit dalam

Klakson akan terus dibunyikan, dengan tinggi suara serupa. Bunyi berulangnya bisa cepat atau dengan interval tertentu. Menekan klakson pun cukup bertenaga. Sehingga pengguna jalan lain mendengar. Dengan bunyi dan gaya seperti ini, ada makna tergesa atau darurat. Konvoi kampanye atau iring-iringan motor dengan mobil jenazah biasanya membunyikan klakson seperti ini. Selain menarik perhatian pengendara lain, gaya berklakson seperti ini menjadi simbol agar pengendara lain segera minggir atau menepi. 

4. Klakson sekali dan ditekan dalam

Bunyinya akan nyaring karena klakson ditekan bertenaga dan dalam-dalam. Dilakukan sekali sudah cukup. Durasinya bisa sampai 5 detik. Dengan suara dan gaya mengklakson seperti ini tersirat makna kemarahan. Laiknya serupa orang yang berteriak atau bersumpah serapah. Pengendara membunyikan klakson seperti ini memang marah karena ada ancaman keselamatan mereka. Bisa saat hampir mengalami kecelakaan atau mengalami kecelakaan itu sendiri. Suara nyaring dan lama akan terdengar sebagai peringatan dan kewaspadaan.

Klakson akn terus menjadi sarana komunikasi tutur di jalan raya. Fungsi dasar kendaraan yang sebaiknya terus dijaga. Hal yang memang akan selalu dicek para montir bengkel. Dan akan terus dibunyikan pengendara walau aki sudah tidak nyala. Coba bayangkan Anda harus berteriak atau bersuara lantang menggatikan fungsi klakson. Tidak hanya lelah, namun akan mengundang banyak musuh dijalan raya. Karena komunikasi verbal akan lebih menohok daripada klakson. Dan konvensi klakson yang diam-diam dijalan raya fahami adalah, mengklakson silahkan tapi jangan membentak dengan ucapan. Orang yang diklakson pun tidak akan merasa banyak masalah. Karena toh ada konvensi lalulintas jalan raya yang bersama kita fahami.

Salam,

Solo, 03 Februari 2016

11:44 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun