Kedua, berkirim SMS itu eksklusif. Karena biaya SMS lebih mahal dari chat BBM yang dihitung dari byte data, SMS itu eksklusif. Sehingga orang lebih memilih meng-SMS atasan daripada chat dengan BBM misalnya. Atau misalnya ketika hari Raya Lebaran. Lebih banyak yang masuk daripada pesan aplikasi. Ketiga, SMS pun mengganggu.
Ironis memang, tapi provider benar-benar memanfaatkan SMS secara optimal. SMS promosi dari provider atau pengiklan pun hampir setiap hari muncul.Â
[caption caption="SMS Lebaran - ilustrasi: anangku.blogspot.com"]
Bagi sebagian orang, ber-SMS memang masi populer. Mungkin pula bagi mereka yang tidak mau repot-repot dengan aplikasi pada smartphone, SMS menjadi prioritas utama. Biaya pulsa bukan lagi masalah bagi mereka. Bagi orang-orang tua, SMS juga menjadi pilihan.
Tidak ingin membawa smartphone mahal, cukup fungsi SMS dan telepon Dua fungsi yang di smartphone dikembangkan lebih jauh dengan aplikasi chat dan video call. Bagi anak jaman sekarang, chat BBM/WhatsApp lebih dipilih. Dengan paket internet perbulan/per-kuota, berkirim pesan bisa un-limited. Apalagi ditambah emoji, video dan foto upload, video call, dll, aplikasi ini menarik untuk mereka.
Namun chat akan terhenti jika ada gangguang jaringan dan kuota habis.
Jadi, masihkan SMS populer di 2016? Heloo... SMS akan tetap menjadi prioritas. Bagi sebagian orang menjadi prioritas utama. Namun bagi yang lain, SMS adalah prioritas darurat dan momen tertentu.
Referensi: cnet.com |Â telegraph.co.uk |Â thenextweb.com
Salam,
Solo, 06 Januari 2016
10: 35 am