Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik JK: Ah, Ical Belum Cocok Jadi Vokalis!

20 Desember 2013   14:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="465" caption="(photo: republika.co.id)"] [/caption] Perumpamaan vokalis band untuk menggambarkan gelaran Pilpres 2014 ini, dimaktubkan Jusuf Kalla (JK). Di sela-sela Dialog Bersama Guru Besar di FKUI Salemba, JK mengkritisi kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical). Dengan santainya dan guyon, JK berucap jika Golkar saat ini vokalisnya (baca: Ical) perlu banyak latihan. Seumpama Pilpres serupa gelaran pencarian bakat menyanyi, Ical belum pantas mengikuti perhelatan Pilpres 2014. Hal ini disampaikan Jusuf Kalla dalam dialog bersama para guru besar Universitas Indonesia di Fakultas Kedokteran UI Salemba, Kamis (19/12/2013). Jusuf Kalla pun kemudian berkelakar mengenai partai yang pernah dipimpinnya, Partai Golkar. Menurut JK, Partai Golkar adalah sebagai salah satu band yang bagus, tapi sayang vokalisnya harus lebih banyak latihan lagi. (berita: tribunnews.com) Celoteh perumpamaan JK ini wajar adanya. Semua karena pencapresan Ical atau ARN sendiri sudah sedari awal menyulut konflik elit Golkar. Dengan waktu yang semakin mepet menjelang Pilpres 2014, JK akhirnya merapat ke Partai Kebangkitan Bangsa. Dengan usungan Capres dari PKB yang 'meyakinkan', JK sepertinya menduakan hatinya. Dia (sumber: Wasekjen PKB, Abdul Malik Haramain) mengatakan, PKB telah melakukan pertemuan dan komunikasi dengan JK. Tambahnya, "Sudah terjadi pertemuan antara JK dan PKB sehingga terjadi pembicaraan ke arah capres Respon JK baik, mengapresiasi dengan niat PKB yang memasukkannya dalam bursa capres," katanya. Menurut dia, diusungnya nama-nama tersebut karena PKB juga ingin melihat respon publik. "Sedang dikaji dan sedang diuji publik oleh PKB untuk ketahui acceptability-nya," kata anggota Komisi II DPR RI itu. (berita: antaranews.com) Daripada JK terus mendengar suara 'sumbang' dari Ical, lebih baik pindah ke lain hati. Bebal dan ambisiusnya Ical ingin menjadi Presiden dengan diusung partai Golkar, tentunya membuat gemas JK. Pinangan PKB untuk dapat -mungkin- bernyanyi bersama di Pilpres 2014 nanti lebih baik disambut. Toh, daripada ngendok di Golkar dan berkutat dengan konflik internal para elit. Internal Golkar: Kubu Ical v.s JK + Akbar Sudah sejak lama, atau tepatnya pencapresan Ical menyulut api konflik internal Golkar. Kubu Akbar Tanjung, sebagai sesepuh dan badan penasehat Golkar sudah lama meragukan Ical. Penokohan Ical dengan memungkinkan elektabilitas yang loyo di masa perang Capres. Apalagi di penghujung tahun 2013 ini. Perang penobatan Capres dari tiap partai heboh dan penuh trik. Walau Ical sendiri sudah mengumumkan diri sebagai Capres dari Partai Golkar sejak lama. Elektabilitas Ical yang hanya berkutat dengan iklan televisi dan pencitraan saja sewajarnya membutuhkan evaluasi. Akbar sebelumnya mengingatkan, pada Oktober atau November, perkembangan politik nasional harus dicermati dan dilihat lagi apakah elektabilitas Ical memperlihatkan peningkatan. "Wacana yang dikembangkan Akbar untuk terus melakukan evaluasi terhadap pencalonan Aburizal, setidaknya memperlihatkan persaingan belum berakhir dan makin terbuka," ujar Pengamat politik UnAir Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman. "Jika konflik ini terus memanas dan tidak diredam, bukan tidak mungkin akan berujung pada pencopotan dari pencalonan presiden dan juga dari kursi ketua umum Partai Golkar," kata Airlangga Pribadi Kusman, ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (19/9). (berita: republika.co.id) Akhirnya, dengan waktu yang semakin mepet. JK pun lebih memilih pergi menerima pinangan PKB. Akbar dengan para sesepuh Golkar lain tetap bertahan. Mereka mengkritisi dan berharap Ical segera hengkang dari Golkar. Sudah lama mungkin doa ini terlontar dari semua elit partai berlogo pohon Beringin 'keramat' ini. Note: Tulisan ini adalah repost (dengan judul berbeda) dari tulisan saya JK: Ical Nyanyinya Sumbang di Gelaran Pilpres 2014 Karena sudah hampir 3 jam,  pukul 11:45 am - 02:29 pm, masih zero reader alias 0 pembaca. Entah apa yang terjadi dengan Kompasiana. Penasaran? Salam, Solo, 20 Desember 2013 02:30 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun