Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Besok Anas Jujur, Siap Digantung atau Menyeret PD & Cikeas?

16 Januari 2014   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="(photo: lensaindonesia.com)"][/caption] Besok adalah Jumat keramat versi dua buat Anas. Setelah menjalani masa tahanan di Rutan dari Jumat pekan lalu. Besok, Anas Urbaningrum akan diperiksa perdana tepat satu minggu, hari Jum'at pula. Status tersangka yang kini dipegangnya, menjadikan Anas di kursi pesakitan. Anas bisa saja menjadi justice collaborator dengan menjadi 'narasumber'. Menguak koruptor lain yang mungkin mengikuti bancakan proyek-proyek lain. Atau ia akan lebih pilih diam. Dan membiarkan KPK bekerja lebih keras dan berat menelisik relung gelap lingkaran pengaruh Anas. "Kita berharap Anas Urbaningrum mengatakan apa yang dia ketahui dan memberikan informasi-informasi yang membuat tuntas kasus Hambalang," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi SP di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (16/1/2014). Johan memastikan pemeriksaan terhadap Anas setelah mendapat konfirmasi bahwa kuasa hukum Anas siap mendampingi kliennya. Selain itu, ia juga menambahkan KPK berharap Anas dapat menjawab sangkaan yang dituduhkan kepadanya. "Dengan jujur dan apa adanya," ucap Johan. (berita: kompas.com) Dan publik akan berharap. Anas akan melontarkan nama siapa lagi? Masihkah dengan segala cuapannya yang 'menuduh' keluarga Cikeas terlibat? Atau malah ada nama-nama baru yang akan diseret? Semua akan terbukti jika Anas berkata jujur. Dan kejujuran Anas ini tentunya akan tetap menjadi dilema besar sang mantan Ketum PD. Pada satu sisi, saat ia diperiksa dan mengakui (dengan sukarela) ikut dalam bancakan dan penyelewengan mega proyek Hambalang, tentu janjinya akan menjadi bumerang. Janjinya untuk digantung di Monas tentunya tidak akan dilupakan publik. Dan, akankah Anas rela dan mau menjilat ludahnya sendiri. Sudah dengan tegas membantah dan menyangkal, malah kini ia jujur. Konsekuensinya adalah tiang gantungan. Dan ini sebesar Monas. Faktanya, walau publik meragukan ada hukuman gantung sebenarnya. Setidaknya, efek hukuman yang akan diterima Anas atas tindak pidana korupsi yang jujur ia akui akan sama efeknya. Mulai dari pemiskinan dan penjara yang lama dan panjang. Tentunya akan dimaklumi publik sebagai efek yang sama serupa digantung. Dan satu sisi lain. Anas akan mengalami dilema mendalam jika ada nama lain yang ia akui. Nama atau oknum ini tentunya (dan seperti biasanya) akan membantah. Namun tentunya akan mempermudah langkah KPK dalam menyelidik terhadap oknum yang dicuapkan Anas. Dan serangan Anas pada keluarga Cikeas tentunya akan mengancam hidupnya. Menyerang keluarga Cikeas (seperti menuduh Ibas) tentunya akan mengusik sang 'macan' berkuasa saat ini. Dan segala amunisi dan taktik tentunya akan dibuat demi membungkam Anas. Mulai dari takut 'diracun'  dalam makanan saat dalam rutan. Sampai (mungkin) keluarga Anas yang juga akan terancam. Dilema menggelayuti fikiran Anas. Dulu mereka teman dan sahabat seperjuangan di PD, kini akan ditikam sejadinya dalam kejujuran Anas dihadapan penyidik. Inikah jilid ketiga buku perjalan Anas? Membeberkan semua di depan penyidik. Mengalami dilema besar dalam fikirnya yang kian bergemuruh untuk meledak. Membuyarkan semua tanya dan praduga publik selama ini. Menyeret kembali para 'sahabat' bancakan proyek-proyek yang pernah Anas tangani. Kita tunggu. Salam, Solo, 16 Januari 2014 10:14 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun