[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="(photo: tabloidbintang.com)"][/caption] Kalau tulisan lain membahas (atau lebih tepat membredel) betapa artis atau selebritis kurang pantas menjadi Caleg. Artikel sederhana ini ingin sedikit melihat fenomena Caleg dari selebritis ini pada sisi netral. Pada sisi yang bukan mendeskreditkan artis. Pada sisi yang cuma selentingan fikir orang awam. Bukan orang-orang yang terlalu memojokkan artis atau selebritis yang menjadi Caleg. Toh mereka pada umumnya manusia. Sama seperti saya, Anda dan kita semua. Ada keinginan yang ingin dicapai di masa depan. Terlepas dari luwes dan licinnya para oknum Parpol melobi artis atau selebritis untuk menjadi Caleg mereka. Seperti Angel Lelga, Jane Shalimar, Anang atau Destiara Talita pun banyak disindir nyinyir dan dicibir tanpa ampun di dunia maya. Memandang sebelah mata. Meragukan kemampuan mereka dalam menjadi penyambung lidah rakyat. Atau gagal mewakili konstituennya. Dan ini merupakan syak wasangka pada umumnya. Adalah hak artis atau selebritis untuk dipilih. Benar atau tidaknya janji saat kampanye, bisa dilihat ke depan. Bisa dibuktikan saat mereka duduk sebagai wakil rakyat. Apalah daya kita manusia biasa yan tidak mampu melihat masa depan. Tidak bisa melihat prestasi atau capaian Caleg artis di masa depan. Kalau belum diuji atau teruji di DPRD/DPR/MPR nanti, kadang kita sudah dengan segera mendeskreditkan mereka. Tidakkah menjadi Caleg adalah sebuah pengalaman berarti dalam hidup artis atau selebritis. Entah berakhir pahit atau manis, menjadi Caleg adalah pengalaman hidup yang bermakna. Sebuah fase dimana diri mereka ditempa cibiran. Sebuah masa dimana tempat, orang, dan suasana yang baru buat mereka. Orang-orang politik dengan suasana hangat menjelang Pemilu 2014, adalah suatu yang berbeda, bahkan berkesan. Pernah dalam hidup kita, dimana kita menginjakkan kaki ke suatu tempat atau suasana baru. Menjadi sebuah momen yang tidak terlupakan. Begitupun dengan Caleg artis atau selebritis ini. Suasana dan tempat asing yang mereka blusuk-i adalah momen yang bisa mereka ceritakan ke anak cucu mereka. Walau gagal menjadi Anggota Legislatif. Setidaknya mereka bisa dengan nyata dan jujur betapa (kotornya?) dunia politik Parpol dan pemerintahan sesungguhnya. [caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="(photo: consciousnessondemand.blogspot.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H