Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anis Baswedan: Orang Tua Perlu Sekolah (Lagi)

27 September 2013   10:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:19 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="photo: i.tetlegraph.co.uk"][/caption] Kehidupan remaja yang kian hari kian out-of-control membuat miris kita semua. Kehidupan yang serba cepat dan instan menjadikan manusia sebagai individu yang dipaksa untuk segera modern. Manusia yang modern yang harus selalu bisa memenuhi kebutuhan hidup yang terus naik. Manusia modern yang dipaksa menyesuaikan diri dalam arus budaya global. Budaya yang semakin mengikis pundi-pundi kokoh kearifan lokal. Budaya yang tidak mengenal basa-basi dan unggah-ungguh perilaku dan tindak tutur. Integritas orang tua sebagai pamong dan panutan para remaja ini nampak sudah mulai luntur. Dalam kesempatan seminar "Gerakan Mengajar" di UNS Solo, Anis Baswedan sebagai keyspeaker mengungkap. "Krisis integritas yang menjadi wabah di negara Indonesia, disebabkan karena orangtua dan guru belum mampu menjadi sosok yang bisa diteladani oleh anak-anak." (source: timlo.net) Seperti yang kita ketahui bersama, orang tua yang memiliki banyak waktu untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik sepeti sudah tidak perduli kehadiran anak mereka. Walau secara fisik orangtua mereka ada, tetapi secara hati dan fikiran orangtua tidak hadir disisi anak-anak mereka. Orang tua akan lebih banyak berfikir mencari uang dan kebutuhan sekunder, daripada berbicara hati-ke-hati dengan anak mereka. Orang tua akan lebih sibuk dengan gadget canggih mereka daripada harus berbicara langsung dengan anak mereka. Banyak orang tua menganggap, pendidikan di sekolah sudah cukup membekali anak dalam kehidupan mereka kelak. Namun, ini belum cukup. "Orangtua dan para guru sebagai tenaga pendidik, menurut Rektor Universitas Paramida ini, harus mampu menunjukkan keteladanan dalam integritas diri mereka untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik." Remaja yang sejak anak-anak dibesarkan dengan budaya global dan berpacu cepat ingin menjadi manusia modern akan menjadi generasi yang tanpa intergritas. Generasi yang tidak terintegrasi dengan kuat pada pola kearifan lokal yang mereka miliki. Alih-alih menyukai budaya lokal yang arif, budaya televisi berkonten ala Barat, mentah-mentah mereka serap dan terima. "Orangtua adalah sosok pendidik yang jarang dipersiapkan" ujar Anis Baswedan dalam kesempatan seminar tersebut. Ada baiknya, sebagai orang tua bisa bersekolah kembali. Bukan dalam hal fisik untuk pergi ke sebuah institusi pendidikan. Namun belajar dari dunia kearifan lokal sekitar. Membaca buku dan pergi ke seminar tentang Parenting atau semacamnya pastinya memberi dampak positif. Saya kira saat ini banyak sekali buku tentang Parenting, Penyuara Hati Anak, Nursery Education dan semacamnya yag dapat menjadi panduan orangtua. Ditambah lagi pemahaman agama dan norma yang baik dalam pengamalannya, saya fikir generasi yang kokoh integritasnya akan lahir dan berjaya. Solo, 27 September 2013 10:07 am

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun