Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ical Dendam, Akan Muncul Golkar Perjuangan Atau Golkar Buangan?

5 Maret 2015   03:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:09 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="519" caption="(ilustrasi: pinterest.com)"][/caption] Setelah kubu Aburizal Bakrie kalah (lagi) seusai Mahkamah Partai Golkar (MPG) memutus kubu Agung Laksono sebagai pengurus sah Golkar, Icalnya tidak akan pernah bosan. Ical akan terus berusaha memenuhi hasrat dan mencari orgasmenya di dunia politik. Entah bergerilya dan mencarii kader dengan uang dan pengaruhnya. Akankah nantinya ada Golkar Perjuangan. Atau karena sakit hati dan dendam karena dicampakkan elit internal Golkar sendiri, Ical akan malah keblusuk dan membuat Golkar Buangan?

"Kemungkinan lain bisa saja menjadi stimuli munculnya parpol baru (walaupun) dalam putusan MPG tidak memperbolehkan. Namun bagi yang kalah selalu ada cara untuk melampiaskan kekalahan dan mencari jalan untuk tetap eksis dalam politik," ujar Budi Budianto (PolcoMM Institute) Rabu (4/3/2015). (berita: metrotvnews.com)

Setelah gagal menjadi Capres di Pemilu 2014 lalu, sebutan ARB perlahan hilang dari citra Ical. Dan ternyata sesuai arti panggilan Ical dalam bahasa Jawa, yang berarti 'hilang', singkatan ARB pun hilang. Pencitraannya untuk mengesankan namanya baik, gagal total. ARB kembali menjadi Ical. Ical pun pernah 'hilang' harapannya menjadi Capres yang bersanding dengan Cawapresnya, Susilo Bambang Yudhoyono di Pilpres 2014 lalu. Sempat elit Golkar dengan jengahnya menyebut 'duet  maut' ARB-SBY ini seperti sudah ditakdirkan. Namun seperti menggantang asap, mimpi Ical menjadii Capres hilang sia-sia. (Baca artikel saya: Duet Maut ARB-SBY Sudah Diramalkan Sebelumnya) Bahkan, jauh sebelum Pilpres 2014 Ical telah lama 'dipasung' dengan hasratnya berkuasa. Sedang elit Golkar sepuh, seperti Jusuf Kalla (JK) seperti sudah tahun Ical alias ARB tidak akan jadi siapa-siapa saat Pilpres 2014. Terbuktilah ramalan JK saat ini. Ical bukan lagi siapa-siapa di Golkar. Seolah elit dan pemangku kebijakan Golkar sudah menyerap manisnya, kini si sepah akan dibuang. JK menganggap suara Ical saat Pilpres lalu masih sumbang. Belum bisa harmonis dengan konstelasi politik saat itu. Apalagi saat tahu Jokowi-JK maju sebagai Capres-Cawapres, Ical ciut lalu ikut ke kapal para 'pejuang' di Koalisi Merah Putih. (Baca artikel saya: JK: Ical Nyanyinya Sumbang di Gelaran Pilpres 2014) Konflik dengan sesepuh Golkar, Akbar Tandjung (AT) pernah pula disulut Ical saat Pilpres 2014. Ical dengan sesumbar mencalonkan diri dengan Golkar sebagai kendaraan politiknya. Sedang AT sudah melihat dan menerka elektabilitas Ical alias ARB tinggi ala TVOne dan ANTV saja. Alias Ical adalah Capres iklan semata. Mungkin sejak saat itulah, banyak elit Golkar termasuk Agung Laksono (AL) memilih memicingkan mata untuk Ical. Akhir 2014 lalu, Ical dengan sesumbar (kembali) menjadi Ketum Golkar kembali. AL tidak terima dan akhirnya, konflik ini dimenangkan pihak AL. (Baca artikel saya: Berebut Menjadi Sopi Oplet Tua Berjuluk Golkar) Pada akhirnya, akankah muncul Golkar Perjuangan? Dimana isinya adalah pion-pion pimpinan Ical dengan uang dan pengaruhnya. Semua akan dicekoki elit ABS ala Ical untuk membela mati-matian 'kebenaran' ala Ical. Adu jotos atau berani hilang nyawa mungkin saja dilakukan. Atau malah, muncul Golkar Buangan? Dengan berganti nama entah apa nantinya, citra Ical dengan Golkar ala nafsu kuasanya akan dilihat sebagai Golkar Buangan. Karena dipimpin seorang elit Golkar yang dibuang karena manisnya sudah habis. Karena saat ini, Golkar sepertinya sedang dalam masa penjamasan. Membuang sial dengan menyingkirkan mereka-mereka yang memperburuk citra Golkar. Seolah ada operasi senyap penghilangan kader dan elit yang nantinya bisa 'dibuang'. Dan kiranya bergabung dengan Golkar-nya Ical? Salam, Bandung, 04 Maret 2015 08: 29 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun