Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan featured

Menelusur Makna "Masa Tenang Kampanye"

6 April 2014   18:32 Diperbarui: 14 April 2019   12:21 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau oposisi biner diatas membahas sudut pandang kita sebagai orang non-parpol. Ada tanda lain yang terjadi dalam konteks 'masa tenang kampanye'. Karena petandaan masa tenang pun terjadi dalam pelaku kampanye itu sendiri. Dalam hal ini para Caleg dan parpol. Mereka sejatinya memiliki pemaknaan tersendiri atas masa tenang kampanye'. 

Intertekstualitaslah yang terlibat dalam istilah 'masa tenang kampanye' untuk para Caleg. Dimana petandaan (signification) yang terjadi menjadi bias. Saat kita, orang non-parpol, yang memaknai 'mas tenang' ini dengan oposisi biner. Tanda-tanda yang mungkin terjadi dalam pikir Caleg mungkin berbeda. Sehingga kekacauan tanda (chaos) pun terjadi, atau intertekstualitas yang muncul. Caleg berpikir tegang, bahkan ketakutan dalam 'masa tenang' ini. 

Jadi seperti kebalikan dari oposisi biner di atas. Caleg yang menanti hari pencoblosan nanti, memahami 'masa tenang' sebagai 'masa tegang'. Masa dimana kelelahan berkampanye dan kekhawatiran tidak mendapat suara berakumulasi. Stress dan ketegangan (anxiety) memenuhi kepala Caleg. Mereka khawatir dan memunculkan syak wasangka liar pada hari pencoblosan nanti. 

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), MS Kaban, sangat percaya diri dengan peluang partainya dalam menembus ambang batas suara untuk pemilihan legislatif. Dia mengaku tanpa adanya kecurangan, PBB dapat meraih ambang batas dalam pemilihan legislatif. "Jujur kalau memang dilakukan secara transparan maka kita akan mendapatkan suara secara mutlak, kami ini punya 4-5 juta suara di Pulau Jawa, butuh 8 juta untuk lolos electoral threshold dan ini menjadi bagian kami untuk mengawal proses pemilu, jaga TPS, ikutin saksi-saksi itu," ujar Kaban di Jakarta, Sabtu (5/3/2014). (berita: tribunnews.com) 

Ucapan MS Kaban yang saya bold, memperlihatkan betapa tegang dan takutnya pemikiran petinggi parpol. Petingginya saja bersyak wasangka liar seperti ini. Apalagi para Caleg DPR/DPD/DPRD yang turut dalam Pileg tahun ini. Tidak heran kiranya banyak juga Caleg yang gagal lolos Pileg menjadi stress, bahkan gila. Sehingga pemberitaan tentang Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pun menjadi hal yang menarik.

Petandaan dalam pikir Caleg atau orang parpol dalam masa tenang ini berbeda dari kita, orang non-parpol. Mereka takut dan tegang melihat dan membayangkan hari pencoblosan nanti. Tanda yang bermain dalam makna 'masa tenang kampanye' adalah 'masa tegang bahkan ketakutan.' Karena kelelahan berkampanye. 

Pun juga habis-habisan dana yang dikuras untuk tetek bengek kampanye. Simpulannya, istilah 'masa tenang kampanye' yang terjadi memiliki beragam petandaan. Sebuah proses yang sangat samar, namun terlihat jelasa secara faktual. 

Dalam hal ini, fakta (output) yang terjadi akibat proses petandaan istilah 'masa tenang kampanye' dirasakan bersama. Sehingga, perlu kita telusur bersama tanda-tanda yang bermain dalam istiliha tersebut. Ternyata melingkupi hal-hal yang penuh intrik dan terkait perspektif. 

Salam, 
Solo 06 Maret 2014 11: 26 am

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun