Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Untung Rugi Acara dengan Host Keroyokan

7 Mei 2014   07:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="467" caption="(ilustrasi: sonalimangal.com)"][/caption] Acara-acara dengan host keroyokan saya kira dimulai saat bulan puasa 4-5 tahun lalu. Ada dulu acara menemani orang sahur berjudul Kampung Sahur kalau tidak salah. Ada beberapa host . Lalu diikuti pula model host keroyokan seperti ini di acara TransTV dengan judul Saatnya Kita Sahur. Yang beberapa tahun belakangan berubah nama menjadi Yuuk Kita Sahur. Dengan dihost secara keroyokan disertai joget-joget tidak tahu waktu, acara ini dianggap sukses. Dan sekarang sudah menjadi acara kebablasan dengan nama baru konsep serupa Yuuk Keep Smile (YKS). Seperti melihat momen terbaik dengan model host keroyokan, banyak acara mulai mengekor. Mulai dari acara komedi (atau entah apa namanya) seperti Campur-Campur di ANTV, Tatap Mata di Trans7, Gosip Politik di Trans7, Show Imah di Trans7, Ceriwis di TransTV, Inbox di SCTV dan Dahsyat di RCTI. Walau Inbox dan Dahsyat lebih seperti acara musik, namun karena dibawakan host keroyokan, jatuhnya serupa acara lawak-lawakan tidak jelas. Dan hebatnya, acara ini eksis sampai sekarang. Semua karena penonton bayaran. [caption id="" align="aligncenter" width="301" caption="(screenshot: kitasehati2.wordpress.com)"]

(screenshot: kitasehati2.wordpress.com)
(screenshot: kitasehati2.wordpress.com)
[/caption] Bukan sekadar acara lawak-lawakan diatas, acara Kontes atau Kompetisi pun sekarang hostnya beramai-ramai. Lihat saja D'Academy Indosiar. Dengan host keroyokannya, acara kontes ini serupa lawak serba impromptu tidak jelas. Kontestan bernyanyi 5-7 menit, diikuti komentar para host sampai 30 meni sendiri. Lalu sekarang KDI 2014 di MNC TV pun hostnya keroyokan. Dan ujungnya lawakan yang tidak jelas pula. Dan hebatnya, host keroyokan pun menjamah talkshow yang berkonsep serius tapi santai. Lihat saja acara Dua Tamu di Metro TV yang sekarang sudah tidak tayang. Ada lagi acara terbaru di Kompas TV yang serupa. Acara yang dihost tiga wanita dengan background berwarna ini tayang setiap Selasa malam. Acara Three-In-One menghadirkan tiga host yang 'mengeroyok' sang tamu. Walau masih ada acara yang dibawakan oleh sendiri seperti ILC di TVOne dan versi parodinya ILK di TransTV. Atau talkshow yang inspiratif dan menggugah seperti Kick Andy dan Mata Najwa di Metro TV, dibawakan oleh satu host saja. Atau talkshow yang lebih santai seperti Just Alvin di Metro TV. Dan beberapa acara petualangan seperti Jejak Petualang di Trans7, 100 Hari Keliling Indonesia dan Explore Indonesia di Kompas TV. Ataupun acara fishing sport seperti Mata Pancing di MNC TV dan Mancing Mania di Trans7. Plus-nya Acara Dengan Host Keroyokan Acara lebih seru dan berwarna. Yang bisa saya lihat dari acara dengan host keroyokan adalah acara menjadi seru. Mendengar dan menertawai host yang konyol-konyolan sepertinya yang ingin ditonjolkan. Gaya bicara yang ceplas-ceplos dalam acara host keroyokan menjadikannya lebih segar dan gerrr. Lihat saja acara Dahsyat dan Inbox tiap pagi yang selalu ramai penonton. Seringnya kedua acara ini mengudara live, tentunya mengundang banyak sekali penonton yang melihat. Dan mereka ingin tertawa melihat host yang dianggap lucu (baca konyol) Hebatnya, acara seperti Eat Bulaga dengan host keroyokan tayang live di lingkungan keluarga. Sehingga menjadikan acara kuis ini lebih berwarna. Seumpama acara 17 Agustusan, datangnya Eat Bulaga ke RT/RW tertentu, akan ramai lomba dan penuh hadiah. Tidak heran warga sekitar akan berkerumun. Dan host keroyokan yang diusung acara ini menjadi juri sekaligus hostnya. Tidak kebayang khan jika dibawakan oleh satu orang host saja. Acara ramai dan berenergi. Acara dengan host keroyokan tentu harus ramai bahkan heboh dibawakan hostnya. Lihat saja YKS dengan bermacam background jenis host. Ada yang dari komedian (Cagur) sampai pelawak dadakan (adik Olga) memunculkan energi tersendiri. Energi untuk selalu ramai dan heboh dengan candaan yang kadang konyol mereka. Dan tentunya ditambah joget-joget ala Cesar, acara ini menghabiskan 3-4 jam waktu tayang tiap malam. Energi pun akan selalu terjaga. YKS jika ada host yang lelah seprti Olga bisa istirahat di beberapa segmen. Bahkan Kiwil dan Billy pun sempat istirahat. Entah mereka punya shift ber-host ria atau tidak. Namun host yang istirahat pun bisa seenaknya nongol ditengah-tengah segmen. Konyol-konyolan dilakukan, menularkan energi kepada penonton di studio dan di rumah yang mulai ngantuk. Tidak kebayang jika acara 3-4 jam dihost sendirian. [caption id="" align="aligncenter" width="308" caption="(screenshot: kedirionline.com)"][/caption] Minus-nya Acara Host Keroyokan Acara menjadi tidak jelas. Memang semakin sering host rame-rame mencoba melawak dan konyol-konyolan akan mengudang kehambaran tersendiri. Model lawakan dan konyol-konyolan yang itu-itu saja menjadikan acara host keroyokan minim kreatifitas. Akhirnya, host keroyokan membuat lomba dan atau datangnya bintang tamu. Mulai dari lomba panco sampai lomba tidak jelas dengan lempar-lemparan tepung menjadi andalan. Atau datang bintang tamu yang menjadi bulan-bulanan kekonyolan host keroyokan ini. Ada pula yang menambah sulap atau goyang khusus dan goyang dangdut koplo. Sehingga acara seperti YKS atau Campur Campur menjadi acara yang sulit didefinisikan. Acara lawak bukan. Karena antara lawak dan konyol tidak jelas bedanya. Variety show juga bukan, karena minim informasi dan manfaat. Jadi sulit didefinisikan oleh penonton acara seperti ini. Namun namanya penonton, sepertinya tidak perduli. Selama bisa tertawa dan ikut kuis joget dan telepon dengan hadiah lumayan, sudah cukup buat mereka. Ujungnya, seperti hambar acaranya. Walau acara talkshow seperti Three-In-One di Kompas TV saya anggap classy, namun jatuhnya juga tidak jelas. Yang ada, talkshow tidak terlalu mengorek dalam narasumber. Namun sekadar chit-chat biasa saja. Karena tiap host sepertinya sudah disiapkan pertanyaan dengan background masing-masing. Misalnya Kamidi Radisty, pertanyaan ringan dan biasa saja. Dengan waktu terbatas, akhirnya pertanyaan yang ada serasa mengambang. Berbeda tentunya dengan talkshow seperti Mata Najwa dan Kick Andy di  Metro TV. Atau acara seperti Satu Meja dan Aiman And.. di Kompas TV. Acara talkshow yang lebih tajam mengupas dan kritis mengungkap para narasumber yang kompeten dibidangnya. Salam, Solo 06 April 2014 11:31 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun