[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="(ilustrasi: blog.kompasiana.com)"][/caption] Jujur, saya salut dengan Kompasiana dan para Kompasianer (K'ers) semua. Hampir tiada henti mengulas dan mengorek semua tentang pemilu dari sudut pandang citizen journalism. Kompasiana patut menjadi sejatinya atau sesungguhnya pengawal Pemilu 2014. Betapa berita-berita kampanye mulai dari Pileg sampai Pilpres seperti tumplek-bleg di sini. Dari yang semua ada di media mainstream sampai media ecek-ecek ada di Kompasiana. Semua yang berita yang berdasar fakta sampai cuma katanya ada di Kompasiana. Banyak K'ers pun yang memang hebat dalam mewartakan Pemilu dan tetek-bengeknya karena ia memang berada dalam lingkup Pemilu sendiri. Seperti misalnya Yusril I.M, atau Jusuf Kalla (walau JK sudah jarang muncul kembali artikelnya). Sampai K'ers yang memiliki akun samaran, namun seperti tahu dengan detail semua berita mengenai Capres-Cawapres. Dan saya cukup banyak. Entah karena privasi atau hal lain, namun akun-akun ini seolah dekat dengan lingkar penguasa negri ini. Entah kalau ada yang anggap Kompasiana netral atau timpang sebelah. Tapi yang saya rasa tidak. Toh semua berita dari Capres-Cawapres misalnya, semua diberitakan. Baik artikel yang mendukung Prabowo ataupun Jokowi, semua dijadikan Headline ataupun Trending. Saya fikir para K'ers yang menulisnya hebat dan mumpuni. Apalagi saat satu artikel HL atau Trending langsung dibalas artikel yang juga HL atau Trending. Diskusi bergulir. Pihak yang pro atau cons pun berkerumun. Ada yang berkomentar panjang kali lebar kali tinggi. Ada juga akun yang dibuat cuma buat berkomentar nyinyir dan kasar. Saya pun seolah-olah melihat gambaran besar hiruk-pikuk Pemilu 2014 sebenarnya. Mulai dari Pileg yang diberitakan di Kompasiana dengan informatif. Sampai yang baru menghangat, Pilpres yang semakin panas-panas kuku. Menjelang pencoblosan 9 Juli nanti, K'ers yang pro atau cons pada salah satu pasangan Capres-Cawapres, mulai menunjukkan taringnya. Ada yang dulu hanya diam, kini mulai menohok dengan artikel sumbang yang cukup menggetarkan jagat Kompasiana. Hebatnya, Kompasianer itu tidak sekadar mengikuti dan mengutip berita Pemilu 2014 di portal berita mainstream seperti Kompas, Tempo, Detik dll, tapi portal yang dianggap 'aneh' . Portal berita seperti PKS Piyungan, VOAIslam atau situs lain yang sekadar copas berita, dikritisi para K'ers. Dan saya lihat banyak juga K'ers yang selalu mengawasi situs-situs yang dianggap menyebar kampanye hitam untuk satu kubu Capres. Atau Kompasianer yang seolah benar-benar tahu sosok salah satu Capres, pun diberitakan disini. Mulai dari artikel Prabowo beserta rumitnya melihat transparansi kasus Mei 1998. Yang saya lihat beberapa K'ers yang dengan baik membeberkan fakta dan data. Dan yang K'ers contra Prabowo pun tidak kalah. Mereka pun menyematkan fakta dan data dari semua yang saya tahu sangat sedikit. Entah benar atau tidak, semua berita tentang Prabowo ini cukup menjadi insight yang berarti buat. Bukan pula menjadikan saya benci Prabowo, namun bahan pertimbangan pada 9 Juli nanti. Atau Kompasianer yang pro Jokowi yang dengan susah payah membuktikan Islam-nya Jokowi. Sampai-sampai mau mencari foto Jokowi berhaji di tahun 2003. Ditanyakan pula pada kerabat dekat Jokowi di Solo. Atau pemberitaan tentang ke-Tiongkok-an Jokowi yang dipertanyakan. K'ers yang contra Jokowi pun, mencari celah dan berita yang cukup banyak. Namun pembantahan dan artikel yang dilengkapi fakta dan data pun dibuat K'ers yang pro (bisa lover atau simpati pada Jokowi). Bukan pula ini saya anggap berita sesat ini berasal dari kubu oposisi Jokowi. Entah siapapun ia atau mereka, pasti ada intent (niat) yang tidak baik. Dan, pengawalan dan pemberitaan Pilpres yang semakin dekat di Kompasiana pun semakin ramai. Hampir setiap hari, ada saja artikel di kolom HL atau Trending yang mengulas Pilpres. Ada yang pro Prabowo dan pro Jokowi. Ada pula kanal ulasan khusus Pemilu 2014 di Kompasiana #KotakSuara. Yang benar-benar mengulas dan mengabarkan apa yang K'ers akan kritis dan tulis tentang Pemilu dan Capres-Cawapres 2014. Seperti sebuah cermin, Kompasiana-lah cerminan keperdulian warga negara pada Pemilu dan negrinya. Dan saya yakin semua K'ers mencintai negri ini, dan tidak ada yang mau ribut hanya soal beda kubu Capres-Cawapres. Semua K'ers 'bertarung' dengan fair dan dengan dilandasi rasa cinta pada Indonesia. Dan sekali lagi saya salut dengan Kompasiana. Di sinilah sejatinya cerminan Pemilu menurut prespektif warga negara Indonesia yang cinta negrinya. Salam, Solo 01 Juni 2014 09:36 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H