Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

John's Phone, Handphone Buat yang Anti Mainstream

4 Juli 2014   06:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:33 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bosan dengan smartphone Anda? Banyak fitur dan layanan smartphone yang tidak maksimal digunakan. Anda faham sendiri layanan provider telekomunikasi di Indonesia yang lelet. Mendapat sinyal baik bagaikan bernafas terengah-engah. Kadang bagus, kadang pula jelek. Lebih lagi update vendor serupa Apple, Samsung atau Nokia membuat smartphone lebih cepat usang. Beberapa bulan dipakai, sudah ada yang lebih canggih. Belum bosan dipakai, sudah pengin ganti smartphone yang teranyar. Antara gengsi dan cinta gadget, perkembangan smartphone cepat dan sulit diikuti. Bosan dan jenuh tentunya. John's phone jawaban untuk Anda. [caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="(foto: engadget.com)"][/caption] Sebuah tim kreatif dari vendor John Doe yang berlokasi di Amsterdam Belanda, menelurkan gagasan anti-mainstream untuk handphone. Mereka membuat John's phone. Sebuah handphone yang memang sangat basic, alias sederhana. Bahkan John's phone diklaim sebagai handphone paling sederhana di dunia. Saat smartphone dijejali semua macam fitur yang ciamik. John's phone hanyalah sebuah handphone GSM quad-band dengan sebuah pulpen dan notepad. Sebuah fitur yang betul-betul anti-mainstream. Bahkan jika dilihat sekilas, John's phone mirip dengan remote LCD projektor. Lihat saja penampakannya dibawah. [caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="(foto: engadget.com)"]

(foto: engadget.com)
(foto: engadget.com)
[/caption] Di bagian atas John's phone ada sebuah layar kecil. Layar berwarna putih ini bertuliskan font hitam. Fungsinya sebagai tanda indikator jika handphone sudah ter-charge penuh, dan mengetahui call-log terakhir. Handphone dengan ukuran 4,1 x 2,4 x 0,8 inchi ini hanya memiliki berat 3,35 lbs atau 94,9 gram saja. Wow! Atau kalau masih bingung, ukurannya persis satu pak kartu remi. Eiittts, biarpun kecil dan sederhana, untuk harga John's phone ini cukup mahal. Harga yang dibandrol sekitar 80 Euro atau US$ 109,9. Jika dirupiahkan sekitar Rp. 1,4 juta sebelum pajak. Harga ini untuk yang model sweet (merah muda), business (hitam), tree (coklat), snow (putih) dan grass (hijau). Sedangkan ada model limited editionJohn's phone, yaitu bar (emas) dengan kisaran harga 100 Euro. (review: engadget.com) [caption id="" align="aligncenter" width="416" caption="(foto: johnsphone.com)"]
(foto: johnsphone.com)
(foto: johnsphone.com)
[/caption] Walau tidak ada address book atau fitur contact list pada John's phone. Beberapa tombol dapat dijadikan speed dial untuk beberapa nomor telepon penting. Sehingga, sejatinya handphone ini diperuntukkan orang-orang tua yang tidak mau repot urusan menelepon. Dengan fitur basic atau sederhana sebuah handphone ini, John's phone menyajikan semuanya. Kemudahan dan kepraktisan, walau layar putih di bagian atas cukup menarik untuk sebuah handphone basic. Atau malah, John's phone ini diciptakan untuk mereka yang anti-mainstream. Sebuah ide mendobrak kejenuhan akan demam smartphone yang terus mewabah. Kecanggihan teknologi dan cepatnya adaptasi handphone pada smartphone, malah menjadikan fungsi handphone disisihkan. Sejatinya, handphone adalah alat komunikasi nirkabel. Namun hadnphone kini menjelma menjadi ukuran prestis, dan ukuran ketidak-gaptek-an. John's phone mencoba mengembalikan kembali makna sebuah handphone. Dimana suara yang didengar di ujung telepon dapat dibayangkan rupa dan mesranya. Kembali ke masa dimana suara dan imajinasi bertelepon masih sanga bermakna. Jadi, maukah Anda menjadi anti-mainstream dengan John's phone? Salam, Solo 03 Juli 2014 10:52 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun