[caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="(foto: team2art.files.wordpress.com)"][/caption] Njagong atau kondangan adalah tradisi pesta pernikahan di Jateng dan sebagian Jatim. Tradisi ini agak sedikit berbeda dengan adat kondangan di Jabar, atau mungkin daerah lain. Apalagi buat mereka yang baru kali pertama njagong, ada perbedaan yang signifikan yang akan dialami. Saya pun mengalami shock, saat kali pertama datang ke Solo dan ikut njagong. Dulu yang biasa di Jabar terbiasa dengan tradisi kondangan, ternyata berbeda. Walau sama-sama merayakan pesta pernikahan. Ada hal-hal yang patut Anda ketahui. Hal-hal berikut agak berbeda di tiap daerah di Jateng atau Jatim. Namun, esensi tradisinya akan tetap serupa. Sebelum Njagong Ada hal-hal penting yang patut diingat sebelum pergi njagong. Sebagai dasar, berpakaian di hajat pesta pernikahan tentu harus rapih dan stylish. Buat mereka yang masih jomblo, pakaian batik lengan panjang menjadi pilihan utama. Pakailah setidaknya sepatu kulit. Buat yang memiliki pasangan, baik pacar atau suami/istri baiknya gunakan batik sarimbit. Batik sarimbit adalah batik serupa, namun beda model untuk pria atau wanita. Banyak yang menjual batik sarimbit ini. Bahkan sampai ada yang menyertakan baju putra-putri sekalian untuk versi keluarga. [caption id="" align="aligncenter" width="259" caption="(foto: myseofighter.com)"]
[/caption] Amplop atau sumbangan jangan terlupa. Isi amplop harus menyesuaikan beberapa hal berikut.
Pertama, sikon hajat pesta pernikahan. Kalau di gedung besar dan mentereng biasanya amplop berisi Rp 50.000 - Rp. 100.000. Namun berbeda jika di rumah di desa-desa. Karena kadang ada pula yang menyumbang dalam bentuk hasil tani. Baik berupa beras, jagung, dan atau kue-kue.
Kedua, lihat catatan amplop yang pernah disumbang yang kini memiliki hajat dahulu. Artinya, sesuaikan besar sumbangan amplop yang pernah diberikan saat kita mengadakan pesta pernikahan dahulu. Kenapa? Karena umumnya, besaran rupiah dalam amplop dicatat si empunya hajat nanti.
Saat Datang di Tempat Njagong Usahakan datang minimal 15-30 menit sebelum acara njagong. Biasanya dalam ulem atau udangan akan dicantumkan durasi waktu. Biasanya durasinya sekitar 2-3 jam. Walau kadang molor, biasanya tidak lama. Karena jika telat, agak sulit menemukan tempat duduk. Dan juga, agak
ewuh (tidak enak hati) masuk saat MC atau empunya hajat sedang berbicara. Datang dan daftarkan nama Anda di buku
tamu yang disediakan pager ayu di halaman muka. Singkat saja tulis nama dan asal serta tanda tangan. Lalu masukkan amplop di kotak amplop yang disediakan. Jika memberikan kado, biasanya langsung diberikan para pager ayu.
Jangan kaget jika ada beberapa daerah yang sedikit 'nyleneh' saat kita memberikan amplop sumbangan. Saya pernah ingin memasukkan amplop ke kotak, malah diminta pager ayu. Lalu dengan sigap membuka amplop. Lembaran Rupiahnya pun diambil dan segera dicatat. Ini dilakukan di depan saya. Saya agak kaget, tapi saya lihat orang sebelum saya pun tidak ada masalah. Saya pun mengikuti saja. Mungkin inilah tradisi mereka. Walau agak shock, tetapi di lain tempat mungkin Anda mengalami, maka Anda tidak sendiri. Saat Prosesi Njagong Prosesi njagong memang lama.
Uler-uleran atau runtutan acara njagong biasanya berbeda-beda. Ada yang cukup lama, dengan menggunakan tari penyambutan manten dan besan. Ada pula yang singkat menyesuaikan durasi sewa gedung atau tempat. Jadi usahakan cari tempat duduk yang nyaman. Jika njagong siang hari duduk dekat dengan kipas angin atau AC ruang. Atau jangan lupa membawa kipas jika diperlukan. Dan, duduklah tepat di samping meja kecil. Meja ini sengaja disiapkan. Meja ini diperuntukkan menaruh unjuk'an atau minuman. Dan juga menaruh piring atau gelas yang sudah terpakai. Sehingga, duduk di samping meja ini akan mempermudah kita meletakkan piring atau gelas yang kita pakai.
Menyangkut makan-makan di njagong, ingatlah USSDE/K. Berbeda dengan sistem prasmanan di acara kondangan di Jabar atau tempat lain. Njagong menggunakan sistem piring terbang atau hantaran. Kita cukup duduk dan USSDE/K akan datang diantar para sinoman (relawan). Para sinoman biasanya datang dari Pemuda Karang Taruna di acara njagong di desa. Tapi di kota besar, yang nyinom biasanya dari pihak katering. Biasanya para sinoman memakai seragam yang sama. Biasanya mereka dipimpin satu orang yang mengatur para sinom. Dan kerjanya hanya menunjuk para tamu yang belum dapat USSDE/K. Apa itu USSDE/K? Berikut saya jelaskan. [caption id="" align="aligncenter" width="363" caption="(foto: itcalled-thestoryofhana.blogspot.com)"]
(foto: itcalled-thestoryofhana.blogspot.com)
[/caption]
USSDE/K itu singkatan untuk urutan makanan yang disajikan saat njagong. Yaitu,
U untuk unjuk'an atau minuman yang biasanya teh manis dan beberapa gelas air putih. Kadang ada disediakan di meja kecil dekat tempat duduk. Kadang pula diantar oleh para sinoman.
S untuk snack atau makanan kecil. Biasanya berisi 2-3 jenis kue, baik yang manis atau asin.
S kedua untuk sup. Biasanya sup disajikan hangat dan porsi yang tidak terlalu banyak. Huruf
D untuk daharan atau
main course.
Main course ini biasanya nasi beserta beberapa jenis lauk-pauk. Nasi dan lauk-pauknya pun tidak terlalu banyak. Dan
E/K ini adalah untuk es krim atau kocktail. Yang disajikan sebagai pencuci mulut bisa es krim atau es buah kocktail. Dan setelah ini, tidak ada lagi makanan yang dihantarkan.
Tanda-Tanda Njagong Berakhir Berakhirnya njagong biasanya dimulai dengan sesi foto bersama. Baik dari para besan dan keluarga empunya hajat. Sampai rekan kerja, dan teman dekat akan diminta maju untuk berfoto bersama. Kemudian akan ada sesi karaoke atau campursari dari para biduan atau tamu. Beberapa lagu dimainkan dan sembari tamu njagong menikmati sajian. Dan, tanda yang paling utama dari berakhirnya prosesi njagong adalah saat manten beranjak dari pelaminan. Bukan untuk berganti kostum atau pergi. Tetapi manten akan menuju pintu keluar gedung. Hal ini bermaksud untuk menyalami para tamu yang hendak beranjak pulang. Dan biasanya mengantri. Anda pun harus sabar. Prosesi njagong pun berakhir. Urutan prosesi njagong ini mungkin berbeda di tiap daerah di Jateng dan Jatim. Semoga bermanfaat.
Salam, Solo 01 Agustus 2014 10:59 pmBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya