Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

10 Tahun Rock in Solo, Bancakan Metal Head yang Membumi

13 Oktober 2014   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:11 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Carcass Performing - photo credit to Twitter @tulang_belulang)

[caption id="attachment_366143" align="aligncenter" width="560" caption="(Rock in Solo 2014 Poster, ilustrasi: @Rock_In_Solo)"][/caption] Agenda tahunan Solo untuk para pencinta musik cadas, Rock in Solo (RIS) akhirnya digelar. Bancakan para metal head (sebutan untuk pecinta musik cadas), kini mengusung tema A Decade of Rebellion. Sejak dihelat pertama kali tahun 2004, Rock in Solo sendiri sudah memasuki usia 10 tahun. Dengan konser 2014, sudah 8 kali dihelat. Tepat pada tanggal 11 Oktober 2014 di lokasi bersejarah Benteng Vastenburg, RIS diadakan. Dan diperkirakan ada 5.000 penonton yang hadir. Walau ramai dan berdesakan di depan panggung, mereka dipersatukan. Dengan satu jiwa, kultur musik metal itu sendiri. Dan, pada setiap tahunnya, RIS sendiri membawa headliner yang berbeda. Hal ini mendasari jiwa-jiwa kebersamaan dalam mengusung beragam genre musik cadas. Sehingga, tidak ada kesan RIS adalah perhelatan untuk satu group atau groupies satu genre musik metal sendiri. RIS adalah perhelatan untuk semua metal head, tanpa diskriminasi. Untuk tahun 2013, Behemoth dengan genre black metal didaulat menjadi headliner. Dan tahun ini, Carcass band gaek dengan old-skool grindcore menjadi headliner RIS 2014. [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="(Panggung Utama RIS 2014 - photo: doc pri)"][/caption] Memasuki, gerbang saya melihat besar gerbang besar 'Rock in Solo: Decade of Rebellion'. Dimana dengan rebellious (memberontak) sekumpulan anak muda pecinta musik cadas yang mencoba membuat perhelatan yang layak di Kota Solo. Dan pada 10 tahun perhelatannya, headliner yang diusung adalah Carcass. Band gaek yang terbentuk sejak tahun 1980-an ini mengusung genre grindcore. Digawangi sang gitaris Bill Steer masih mampu menghentak metalhead di RIS 2014. Tampil di akhir RIS 2014, beberapa lagu sanggup membuat metalhead gempita. Dan semua hampir 5.000 pasang mata terpukau melihat band asal Liverpool ini tampil membakar panggung RIS 2014. [caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="(Carcass is Performing at RIS 2014 - photo to @Rock_In_Solo)"]

(Carcass is Performing at RIS 2014 - photo Twitter @Rock_In_Solo)
(Carcass is Performing at RIS 2014 - photo Twitter @Rock_In_Solo)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="442" caption="(Carcass Performing - photo credit to @tulang_belulang)"]
(Carcass Performing - photo credit to Twitter @tulang_belulang)
(Carcass Performing - photo credit to Twitter @tulang_belulang)
[/caption] Sebelum Carcass naik panggung, hadir pula EdanE. Band gaek Indonesia yang mengusung hard rock ala Iron Maiden ini tak kalah tajinya dalam bercadas ria. Walau sempat saya agak skeptis pada 'peforma' Eet Sjahranie yang tua. Namun dipanggung ia nampak lincah dengan aksi panggung yang superb. Tampil 45 menit nampaknya tidak membuat para personil EdanE lelah. Dan diakhir penampilan, hits EdanE Kau Pikir Kaulah Segalanya membuat hampir seluruh metalhead bernyanyi, termasuk saya. Sangat berkesan dan tidak mengecewakan EdanE tampil di RIS 2014. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(EdanE Atraktif di Panggung RIS 2014 - photo credit to @tulang_belulang)"]
(EdanE Atraktif di Panggung RIS 2014 - photo credit by Twitter @tulang_belulang)
(EdanE Atraktif di Panggung RIS 2014 - photo credit by Twitter @tulang_belulang)
[/caption] Sempat membisingkan panggung RIS pula, Revenge. Band death metal yang sudah mulai menjejakkan taringnya di dunia scene metal Indonesia ini, mampu membawa hening menjadi hingar-bingar. Walau saya lihat wajah-wajah personilnya imut dan nice-guy looking, Revenge tetap sangar di panggung. Lalu tampil band Death Vomit. Dengan hanya tiga personil, band deathcore asal Jogja ini mampu membuat saya dan penonton terpana. Dengan Agung Hadi sebagai vokalis sekaligus gitaris, Death Vomit mampu memekakan telingan dengan riff-riff rancak ala deathcore. Dan menurut saya, Death Vomit adalah salah satu performer terapik untuk RIS 2014. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(Revenge Menggelegar di Panggung RIS 2014 - photo credit to @ruddykak)"]
(Revenge Menggelegar di Panggung RIS 2014 - photo credit Twitter @ruddykak)
(Revenge Menggelegar di Panggung RIS 2014 - photo credit Twitter @ruddykak)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="(Agung Hadi from Death Vomit - photo credit to @ruddykak)"]
(Agung Hadi from Death Vomit - photo credit by @ruddykak)
(Agung Hadi from Death Vomit - photo credit by @ruddykak)
[/caption] Wajib hadir, band metal asal kota sendiri Down For Life (DFL) juga menghentak main stage. Dengan Pasukan Babi Neraka, (sebutan untuk fans Down For Life) ber-moshing dan head-banging bersama. Sang vokalis Stephanus Adjie atau Djinge yang juga maki matang membawakan performa panggung, DFL membawa kebanggan tersendiri untuk tuan rumah. Dengan genre metalcore, DFL menjadi salah satu band Solo yang kini makin mumpuni di Indonesia. Beberapa bulan lalu, DFL pun sempat tampil di Malaysia dan Singapura dalam perhelatan Reign of Sepsis Singapore Invasion part 1. Hail, Down for Life! [caption id="" align="aligncenter" width="473" caption="(Down For Life "]
(Down For Life Membakar Panggung - photo credit by @tulang_belulang)
(Down For Life Membakar Panggung - photo credit by @tulang_belulang)
[/caption] Untuk konser metal pada umumnya, selalu dibuat break saat adzan Maghrib. Serta bagi penonton Muslim dipersilakan Sholat Maghrib di tempat yang memang khusus disediakan. Dan tidak pula, jejeran vendor jajanan dan tempat makan juga telah disediakan. Dan tepat sebelum adzan berkumandang, ada rombongan pasukan keraton Surakarta yang ikut ambil bagian. Pasukan ini berjejer dua-dua berjumlah sepuluh orang. Lengkap dengan pakaian khas pasukan abdi dalem Kraton Surakarta. Hal ini menyiratkan bahwa RIS menghormati budaya lokal. Sekaligus menghormati tata krama dan unggah-ungguh budaya Jawa. [caption id="" align="aligncenter" width="464" caption="(Pasukan Marching Band Kraton - photo doc.pri)"][/caption] Kira-kira pukul 17:00, panggung RIS 2014 diguncang oleh Siksa Kubur. Band brutal death metal asal Jakarta ini bermain gahar di RIS 2014. Para metalhead menyambut gegap gempita hadirnya Siksa Kubur. Band yang sudah malang melintang di dunia musik underground sejak tahun 1996. Nyata membuktikan diri mereka band yang kuat dengan bas fans yang setia, tentunya mematangkan gaya dan isi bermusik mereka. Sebelum Siksa Kubur, hadir pula band death metal asal Perth Australia, Faith Rot. Dengan gaya seadanya dan cenderung urakan, Faith Rot mampu membuat para metalhead untuk gegap gempita. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(Siksa Kubur Memekakan Telinga Metalhead - photo credit to @ruddykak)"]
(Siksa Kubur Memekakan Telinga Metalhead - photo credit by @ruddykak)
(Siksa Kubur Memekakan Telinga Metalhead - photo credit by @ruddykak)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(Faith Rot from Perth Australia at RIS 2014 - photo credit to @tulang_belulang)"]
(Faith Rot from Perth Australia at RIS 2014 - photo credit by @tulang_belulang)
(Faith Rot from Perth Australia at RIS 2014 - photo credit by @tulang_belulang)
[/caption] Sebelumnya, tampil membuncah panggung Revenge The Fate (RTF). Band yang mulai eksis di kancah musik cadas tanah air ini, sepertinya membawa serta para fansnya jauh-jauh dari Jawa Barat. Mengusung genre symphonic deathcore, musikalitas RTF bercorak band Bring Me The Horizon asal UK. Tak ayal, para Colony RTF (sebutan fans RTF) berhead-bang dan membuat moshpit yang sempat membuat kabut debu. Sebelumnya, sempat tampil pula beberapa band seperti Disinfected (Bandung), Bandoso (Solo), Godless Symptom (Bandung). Rising The Fall (Jakarta), Warkvlt (Bandung ), Salahuddin Al-Ayubi (Solo), Biang Kerock (Solo), Fraud (Jogja) dan Piston (Jakarta). [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(Revenge The Fate Mengguncang RIS 2014 - photo credit to @tulang_belulang)"]
(Revenge The Fate Mengguncang RIS 2014 - photo credit to @tulang_belulang)
(Revenge The Fate Mengguncang RIS 2014 - photo credit to @tulang_belulang)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="(Live at RIS 2014 Moshpit - photo doc.pri)"][/caption] Beberapa band yang tampil sebelum pukul 15:00 tidak bisa saya liput. Karena kebetulan saya baru hadir pukul 16:00 sore. Namun, tetap gegap gempita para metalhead di terik panas kota Solo tetap menggelora. Dan satu usulan kecil dari saya untuk RIS 2015 nanti. Sediakan tempat untuk membuang sampah. Karena sejak awal datang, saya tidak melihat tempat sampah di sekitar venue Benteng Vastenburg. Salam m/ Salam, Solo, 13 Oktober 2014 02:05 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun