Isu terorisme yang sudah lama menstigma Indonesia, dikabarkan disebarkan dengan media BB. Sah saja, jika intelijen Indonesia meminta data yang terkirim. Namun pihak BB tertutup untuk hal ini. Bahkan dengan negara-negara lain, BB teguh dengan hal ini.Â
Dan pemerintah Indonesia yang juga sempat meminta pabrikan BlackBerry di Indonesia, tidak digubris direksi Canada. Dengan alasan ketakutan akan alur distribusi yang sulit di Indonesia. Juga pabrik yang sudah lebih dulu ada di Malaysia, Cobham berkata dua hal itu adalah mustahil dilakukan BlackBerry.Â
Sampai akhirnya, BlackBerry mungkin akan dikenal hanya BBM (BlackBerry Messanger) saja. Saat para pengguna Android kini bisa ber-BBM ala HP BlackBerry, akan semakin mematikan handheld BB itu sendiri. Di tahun 2013 lalu saja, ada kenaikan mencapai 150% pengguna service BBM.Â
Sehingga, hal ini mendorong orang akan semakin berpindah ke hand-held Android daripada terus di BlackBerry, ungkap Cobham. Sehingga, BlackBerry gagal mengkormersialisasi hand-held BB yang seharusnya sejalan dengan BBM.Â
Kita tunggu saja, apakah BlackBerry beserta hand-heldnya mampu bertahan di Indonesia. Atau, BlackBerry akan menuliskan batu nisannya di Indonesia. Jika Blackberry pernah ada smartphonenya, bukan sekadar BBM. Artikel terkait tentang BlackBerry dari saya:
- BlackBerry Jakarta, Antara Terobosan atau Kebingungan
- BlackBerry Passport, Akankah Samakah Nasibnya Dengan Playbook?
Referensi: theglobeandmail.com | tempo.coÂ
Salam, Solo, 04 November 2014Â
11:22 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H