Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BlackBerry, Menuliskan Batu Nisannya di Indonesia?

5 November 2014   06:26 Diperbarui: 21 Mei 2019   08:29 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjualan BlackBerry di Indonesia - Ilustrasi: theglobeandmail.com

Isu terorisme yang sudah lama menstigma Indonesia, dikabarkan disebarkan dengan media BB. Sah saja, jika intelijen Indonesia meminta data yang terkirim. Namun pihak BB tertutup untuk hal ini. Bahkan dengan negara-negara lain, BB teguh dengan hal ini. 

Dan pemerintah Indonesia yang juga sempat meminta pabrikan BlackBerry di Indonesia, tidak digubris direksi Canada. Dengan alasan ketakutan akan alur distribusi yang sulit di Indonesia. Juga pabrik yang sudah lebih dulu ada di Malaysia, Cobham berkata dua hal itu adalah mustahil dilakukan BlackBerry. 

Sampai akhirnya, BlackBerry mungkin akan dikenal hanya BBM (BlackBerry Messanger) saja. Saat para pengguna Android kini bisa ber-BBM ala HP BlackBerry, akan semakin mematikan handheld BB itu sendiri. Di tahun 2013 lalu saja, ada kenaikan mencapai 150% pengguna service BBM. 

Sehingga, hal ini mendorong orang akan semakin berpindah ke hand-held Android daripada terus di BlackBerry, ungkap Cobham. Sehingga, BlackBerry gagal mengkormersialisasi hand-held BB yang seharusnya sejalan dengan BBM. 

Kita tunggu saja, apakah BlackBerry beserta hand-heldnya mampu bertahan di Indonesia. Atau, BlackBerry akan menuliskan batu nisannya di Indonesia. Jika Blackberry pernah ada smartphonenya, bukan sekadar BBM. Artikel terkait tentang BlackBerry dari saya:

Referensi: theglobeandmail.com | tempo.co 

Salam, Solo, 04 November 2014 

11:22 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun