Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Solo Mencekam, Pesilat & Organisasi Pemuda Bentrok

19 November 2014   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:22 10092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_376609" align="aligncenter" width="620" caption="(ilustrasi: tempo.co)"][/caption] Kejadian dua hari lalu, masih terbayang jelas di ingatan teman kerja. Lingkungan tempat beliau tinggal, sekitaran Nusukan Solo sempat mencekam. Puluhan bahkan ratusan pesilat Persatuan Setia Hati Teratai (PSHT) berkumpul pukul 1 pagi. Mereka berkumpul dan menyisir anggota Barisan Muda Indonesia (BMI). Mereka tidak terima mahasiswa UNISRI yang juga pesilat PSHT dibunuh oleh yang katanya anggota BMI. Rekan kerja saya, ngeri mengingat kejadian dua hari lalu. Para pesilat yang diduga berasal dari luar Solo, menyisir daerahnya dengan membawa toya. Berseragam hitam-hitam dan mengenakan ikat pinggang putih dan hitam. Sebuah tanda kepangkatan dalam aliran bela diri. [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="(Kantor BMI Nusukan Solo yang Dirusak - foto: solopos.com)"]

(Kantor BMI Nusukan Solo yang Dirusak - foto: solopos.com)
(Kantor BMI Nusukan Solo yang Dirusak - foto: solopos.com)
[/caption] Sempat rekan saya ini dengar teriakan dan kejar-kejaran. Dengan hanya berani melongok dari jendela rumah. Beliau tidak mau menengok keluar halaman. Karena kejadian pertikaian yang memakan 6 korban luka bacok ini, terjadi tepat di depan rumahnya. Sempat pula ia dengar ada yang berteriak-teriak mengundang gerombolan pesilat untuk menggasak pedagang sate ayam yang lewat. Kabarnya, beliau dengar tukang sate ayam ini memang dijarah dagangannya.

Gerombolan beratribut seragam beladiri serba berwarna hitam menyerang Kantor Organisasi Barisan Muda Indonesia (BMI) Solo, di Jalan Popda Nusukan Banjarsari, Solo, Senin 17 November 2014. Akibat penyerangan itu yang dilakukan pukul 12.00 WIB itu, kantor mengalami kerusakan parah di bagian depan.

Keterangan yang didapatkan dari Kapolsek Banjarsari Komisaris Polisi (Kompol) I Ketut Rahman, aksi pengerusakan kantor dilakukan oleh massa dari sebuah perkumpulan beladiri.

"Sebelum pengerusakan, massa sempat mondar-mandir di sekitar lokasi, pada pukul 12.30 WIB. Kemudian langsung melempari kantor BMI dengan menggunakan batu, dan benda-benda yang berada di sekitar gedung," katanya, kepada wartawan. (berita: infoheboh.com)

Masih ungkap rekan kerja saya, BMI kabarnya berasal dari DMC, atau yang sekarang lebih dikenal dengan Dewan Muda Complex. Dulu, DMC bukanlah seperti singkatannya saat ini. DMC dulu adalah singkatan dari nama-nama daerah di Nusukan, yaitu Distrikan, Minapadi, dan Caangaan. Ketiga daerah ini, pada awal tahun 90-an adalah 'sarangnya' gento alias preman di Nusukan. Masih cerita beliau juga, dulu kalau sudah dengar nama asal daerah Solo seseorang dari Nusukan, maka ia akan disegani. Nusukan ini memang dekat terminal bis Tirtonadi, Solo. Walau tidak mengeneralisasi, banyak juga warga Nusukan yang baik. Seperti rekan kerja saya. [caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="(Suasana di Palang Joglo Nusukan, Solo - foto: simomot.com)"]

(Suasana di Palang Joglo Nusukan, Solo - foto: simomot.com)
(Suasana di Palang Joglo Nusukan, Solo - foto: simomot.com)
[/caption] Dan kabarnya, setelah perusakan oleh PSHT di daerah Nusukan pada 17 November malam. Pada tanggal 18, malam hari di Nusukan terasa mencekam. Kabarnya, banyak anggota BMI menyisir orang-orang PSHT. Kabarnya pula, orang-orang yang berasal dari luar Solo, terutama Sragen dan beberapa daerah Jawa Timur yang bersebelahan, harus waspada. Anggota BMI atau DMC mencari dan menyisir Solo untuk membalaskan dendam. Kabarnya, BMI tidak terima atas perusakan kantornya di Nusukan dan beberapa korban yang jatuh malam sebelumnya.

Dikutip dari TimloNet, korban mengalami luka bacok di sekitar kepala dan tangan. Nah, ini dia nama-nama korban yang dirawat ke RS Brayat Minulya, Solo. (berita: simomot.com)

    • Jueky Andi Saputra (20) alamat Kerten RT 004 RW 009 Kelurahan Kerten, korban menderita luka bocor di kepala.
    • Yakobus Rinto Dardi (18) alamat Debegan RT 003 RW 005 Kelurahan Mojosongo korban menderita luka bacok kepala dan badan
    • Viktor Krasteyo Widi N alamat Ngankuk RT 001 RW 001 Selokaton Kelurahan Gondangrejo, Karanganyar. Korban menderita luka bacok kepala dan badan serta kaki).
    • Yosi Dika Aianda (19), Alamat Cemani RT 002 RW 015 Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Korban menderita luka di bagian kepala dan badan serta bacokan di tangan.
    • Alvon (22) alamat Nusa Tenggara Timur, menderita luka bacok kepala dan kaki.
    • Rudin warga Banjarnegara. Menderita luka kepala dan badan akibat bacokan.

Walau hari ini, daerah Nusukan Solo sudah mulai kondusif warga Solo masih was-was. Kabarnya, PSHT ini dahulu adalah pecahan dari Persaudaraan Setia Hati (PSH). Seringnya para pesilat membuat onar, tentunya tidak hanya terjadi di Solo. Cerita dari teman juga, jika perkumpulan silat mengadakan Harlah atau ulang tahun di Jawa Timur, hampir selalu mereka bentrok. Entah dengan warga sekitar atau dengan organisasi silat lain. Sehingga, suasana mencekam. Bila para pesilat sudah berkumpul dan mencoba membela anggotanya atau martabat organisasinya. Berani mati dan mudah tersulut provokasi sesat, bisa merugikan orang lain. [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="(4 Pesilat PSHT yang Ditangkap Polisi - solopos.com)"]

(4 Pesilat PSHT yang Ditangkap Polisi - solopos.com)
(4 Pesilat PSHT yang Ditangkap Polisi - solopos.com)
[/caption] Empat pesilat dari PSHT sudah ditangkap polisi atas penyerangan dan perusakan kantor BMI di Nusukan. Namun, kabar hari ini dari portal berita lokal, mereka dibebaskan. Walikota Solo, F.X Hadi Rudyatmo pun memediasi pihak-pihak yang berkemelut hari ini. Di mana keputusan yang didapatkan harus sama-sama dihormati. Dan tentunya, semua warga Solo ingin bentrok BMI-PSHT ini tidak terjadi lagi. Baik di Nusukan atau daerah Solo lainnya.

Pengurus perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan organisasi Barisan Muda Indonesia (BMI) sepakat mengakhiri perseteruan, Selasa (18/11/2014). Apabila di kemudian hari bentrok massa kembali terjadi, maka penanganan akan diserahkan kepada aparat Polresta Solo.

Proses mediasi berlangsung di Mapolresta Solo, Selasa malam. Pertemuan itu dihadiri Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, Ketua Komisariat PSHT Solo K.P. Eddy Wirabhumi, Ketua Umum BMI Denny Nurcahyanto alias Dencis, dan Kapolresta Solo Kombes Pol. Iriansyah. (berita: solopos.com)

Solo itu kota yang damai, jika diusik maka warganya serentak membela. Warga Solo itu mudah memaafkan, tapi sulit melupakan hal negatif. Ada hikmah dan pengalaman yang warga Solo pelajari. Namun, warga Solo tentunya akan selalu berusaha sebaik mungkin menjaga keamanan lingkungannya. Saya kira pun, begitu pun dengan daerah lain. Salam Solo Damai, Solo, 19 November 2014 04:16 pm

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun