Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gadget-gadget yang Diragukan Hadir di Indonesia Tahun 2015

5 Januari 2015   04:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:48 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="(Long Wait for New iPhone 6 - foto: firefold.com)"][/caption] Seperti wabah yang mendunia, gadget baru biasanya akan diiringi pembelian yang antri mengular. Masih tidak lekang saat ribuan orang mengantri iPhone 6 tahun lalu. Atau demam Blackberry di Indonesia beberapa dasawarsa ke belakang. Dunia menyambut baik semua gebrakan inovasi gadget. Setelah demam smartphone di awal tahun 2010-an, tablet pun menggebrak. Orang Indonesia tidak mau ketinggalan pula. Demam tablet pun menggejala. Mulai dari yang 8 inchi dengan merek refurbish milik negri Tiongkok. Sampai tabelt 10 inchi berlogo apel kroak, digilai masyarakat Indonesia. Namun, selepas tahun 2012 di Indonesia sepertinya demam gadget mulai stagnan pada smartphone dan tablet. Saat dunia dengan konfrensi mogul gadget teknologi dan dunia berkumpul di I/O 2014  atau CES 2014, Indonesia tidak begitu perduli. Saat banyak developer startup membuat gadget baru dan inovatif, sepertinya Indonesia cuek saja. Pun, Samsung yang mencoba menggeber promosi smartwatch Gear Live, publik kita tidak begitu ngeh. Atau medio tahun 2014 lalu, Google Glass dikenalkan di Indonesia, antusiasme kita pun tidak begitu semarak. Pertanyaan pun menggeliat dan menerawang dalam fikiran saya. Mungkinkah gadget-gadget berikut dapat diterima di Indonesia. Atau lebih 'sarkastik', gadget ini dapat hadir di Indonesia. 1. Google Glass versi Explorer Sejak dibesut tahun 2012, Google Glass ternyata banyak menuai kritikan dan ketidakpuasan. Pernah dinobatkan sebagai Best Invention of the Year 2012 oleh Time magazine, ternyata belum bisa membuat Glass diterima. Versi Glass terbaru, versi Explorer-nya pun terbatas penjualannya. Dan pihak Google pun sepertinya ragu untuk menjualnya ke pasaran. Dalih terbaru adalah Glass akan diperkecil dan dipercanggih. [caption id="" align="aligncenter" width="458" caption="(Google Glass Explorer - foto: slashgear.com)"]

(foto: slashgear.com)
(foto: slashgear.com)
[/caption] Dengan harga yang menyentuh kisaran Rp. 19 jutaan, tentunya publik Indonesia akan cermat sekali untuk membelinya. Dengan harga begitu 'mahal' hanya untuk kacamata yang katanya membuat 'pening'. Bahkan Google yang meminta tim Kompas Tekno menjajal Glass pada awal tahun 2014 lalu, belum bisa mengalihkan perhatian publik. Lebih lagi, publik sepertinya banyak ragu jika koneksi internet untuk menunjang fitur Glass berjalan dengan baik. Provider telekomunikasi Indonesia yang masih 'bermain-main' dengan koneksi internet juga menguatkan hal ini. 2. Oculus Rift Virtual Reality Gadget virtual reality bermerek Oculus Rift (OR) ini sedang booming di negri Barat sana. Publik kita mungkin tidak banyak yang mengikuti perkembangan OR. Namun medio 2014 lalu, Brendan Iribe sebagai CEO telah menguji cobakan OR pada beberapa relawan. OR adalah gadget virtual reality yang ditempatkan seperti kacamata. Fungsinya tentu menampakkan dunia virtual di depan mata penggunanya. Pengguna OR mampu berinteraksi seolah pelaku di dunia virtual. Atau sederhananya, pengguna akan merasa menjadi jagoan tembak seperti dalam game Point Blank. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(Oculus Rift VR - foto: meltystyle.fr)"]
(foto: meltystyle.fr)
(foto: meltystyle.fr)
[/caption] Di Indonesia sendiri, saya kira banyak yang belum ngeh betapa 'mengasyikkan' bermain dengan OR untuk 3D gaming. Bagi sebagian mungkin OR ditunggu kehadirannya. Namun dengan 'cengkraman' game console seperti Sony Playstation, Nintendo Wii atau XBox 360, sepertinya sulit OR menggantikan mereka. Orang Indonesia lebih suka bermain bersama-sama dan merasakan sensasi bermain dengan TV dan console. OR sendiri sudah disuntikkan puluhan juta USD oleh Facebook. Sepertinya CEO Facebook, Mark Zuckerberg melihat prospek 'aneh' pada OR ini. 3. Smartwatch Dua gadget wearable inipun sepertinya diragukan akan hadir di Indonesia. Smartwatch sebagai 'extension' atau '' 'stand-alone' gadget nampaknya belum masuk demam gadget di Indonesia 2015. Sejak awal tahun 2014 Samsung sudah menggeber promosi Samsung Gear Live (SGL) dengan OS Android. SGL merupakan smartwatch 'extension' dari tablet atau smartphone Samsung, terutama Galaxy 4 ke atas. Rival Samsung, Apple pun membesut smartwatch-nya sendiri, yaitu Apple Watch dengan iOs. Adapun stand-alone smartwatch dari Motorola, yaitu Moto 360 dan LG G wWatch memiliki OS Android juga. Namun tidak perlu mengsinkronisasi kedua smartwatch ini dengan mereka smartphone Android tertentu. [caption id="" align="aligncenter" width="485" caption="(Samsung Gear Live - foto: businessweek.com)"]
(foto: businessweek.com)
(foto: businessweek.com)
[/caption] Lagi-lagi hambatan koneksi internet yang turun-naik sepertinya akan membuat gadget ini sulit diterima di Indonesia. Belum lagi sifat 'praktis' orang Indonesia pada satu smartphone. Banyak yang masih memilih melihat waktu, mendengar musik, menelepon, ber-medsos dengan smartphone-nya. Walau smartwatch pun bisa melakukan fungsi yang hampir serupa smartphone. Mungkin pula karena kecil dan repot memilih menu di layar 2 inchi, publik kita akan tetap memilih smatrphone daripada smartwatch. (Sedikit review saya Mau Membeli Smartwatch Android, Tengok ini Dulu) 4. Smartband Sama seperti smartwatch, sedikit mungkin yang tahu tentang smartband ini. Gadget yang diperuntukkan untuk membantu aktifitas kesehatan seseorang ini, juga sedang booming di dunia tekno. Banyak sekali developer besar dan kecil mengeluarkan smartband. Microsoft pun telah merilis debut Microsoft Band, paduan smartwatch dan smartband, dan juga Sony dengan SmartBand. Yang paling terkenal adalah Jawbone dengan smartband berjuluk Up. Adapun smartband Fitbit sebagai kompetitor utama Jawbone. Penyanyi rap Will.i.am dari Black-Eyed Peas pun akan merilis smartband-nya sendiri dengan merek Puls. [caption id="" align="aligncenter" width="501" caption="(Jawbone UP24 - foto: gigaom2.com)"]
(foto: gigaom2.com)
(foto: gigaom2.com)
[/caption] Fungsi utama smartband adalah mengukur detak jantung, karena disematkan di lingkar tangan. Fitur lain yang juga ada seperti pengukur kecepatan lari, lama berlari atau berjalan, sampai pola jadwal fitness kita. Semua tersinkronisasi dengan smartphone. Sehingga, data-data fitness bisa tercatat perkembangannya. Seperti personal trainer yang mendampingi kita. Sayang, publik Indonesia sepertinya akan sedikit yang demam pada gadget 'sehat' ini. Pola hidup yang maunya praktis, cepat dan enak sepertinya belum menjadikan Indonesia sebagai pasar smartband ini. Yang masih banyak dinanti publik di Indonesia sepertinya hanya versi lain merek-merek smartphone terkenal. Mulai dari Samsung Galaxy S6, ataupun iPhone 7 yang mungkin muncul media atau akhir 2015. Juga, besar dan canggihnya jeroan smartphone atau tablet terbaru. Tren kepraktisan, murah dan gengsi merek saya fikir menghambat demam gadger terbaru 2015 di Indonesia. Saat dunia mulai beralih ke gadget yang lebih canggih, fungsional dan stylish, publik kita masih terpaku pada smartphone dan tablet. Namun, entah dengan promisi yang baik atau cara yang baru berpromosi, gadget baeu bisa saja digandrungi publik Indonesia. Entahlah. Diintisarikan dari berbagai sumber. Salam, Tangerang, 04 Januari 2015 09:42 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun