Sejak merakit mobil listrik dua tahun silam, perusahaan telah merakit 27 mobil listrik untuk pemerintah atau kalangan pemerintah. Diantara pemesannya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
Mobil listrik yang banyak dipesan adalah: varian Evina sebanyak 3 unit, varian berpenumpang (MPV) sebanyak 8 unit, dan medium bus 16 unit. Perusahaan mengklaim bisa produksi 500 unit-1.000 unit mobil listrik per tahun dengan harga berkisar Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar per unit.(berita:Â tribunnews.com)
Evina atau Electric Vehicle Indonesia memang masih menjadi harapan. Walau tertahan pada perizinan dan pasar mobil listrik, setidaknya ada benar-benar manufaktur yang serius. Jika Evina tidak mampu 'diajak jalan' di Indonesia. Maka teknologinya akan digunakan di luar negri seperti di A.S. Dan harapan-harapan pada Mobnas lain pun tentunya masih ada. Seperti Marlip (LIPI), Gea (INKA-Rusnas), Tawon (PT. GIJ), dan Komodo adalah Mobnas-wannabe yang menjadi harapan. Tinggal pemerintahan Jokowi yang harus berfikir dan mulai greget mengembangkan Mobnas. Setidaknya untuk 5 tahun ke depan, ada Mobnas yang benar-benar memiliki izin dan lulus segala hal yang mungkin menghambatnya.
Jokowi menilai, saat ini, yang diperlukan Indonesia adalah sebuah mobil dengan suku cadang lokal, menggunakan merek Indonesia, dan dirakit juga di Indonesia.
Sehingga, nantinya bisa diekspor ke luar negeri dengan harga yang lebih murah. Tentu, dengan kualitas yang bisa bersaing dengan mobil-mobil buatan negara lain.
"Memang kita ini yang belum punya adalah brand dan principal Indonesia. Itu yang kita lagi pikirkan," tutur dia. 8/10/2014 (berita:Â viva.co.id)
Salam, Solo 04 Februari 2015 11:43 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H