Mohon tunggu...
Giri Apriyantowibowo
Giri Apriyantowibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta (umkm), instruktur dan menulis

Aktifitas harian :belajar menulis & mengajar, instruktur freelance di berbagai provider/EO, bisnis ( tanaman, toko baju,rental peralatan bayi dan kegiatan pelatihan indoor/outdoor).

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksin, Vaksin dan Geliat Ekonomi

6 Oktober 2021   06:11 Diperbarui: 6 Oktober 2021   06:12 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

VAKSIN, VAKSIN DAN GELIAT EKONOMI

Sudah berapa kali kita mendengar kata vaksin, berapa kali kita mengucapkan kata vaksin? dan saat kita masuk mall/supermarket, sudah berapa kali kita ditanya sama kasir/teller perihal vaksin? Mungkin sudah gak bisa terhitung lagi.

Kata vaksin serasa baru aja muncul sekarang ini, padahal kalau kita betul-betul mencermati dan tahu bahwa kita ini begitu lahir cenger jabang bayi pasti akan dapat vaksin/imunisasi awal, yaitu vaksin BCG. Sampai usia lanjutpun kita akan mendapatkan beberapa jenis vaksin yang tentunya disesuaikan dengan beberapa penyakit.

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.( https://covid19.go.id/tanya-jawab)

Walaupun sebenarnya, sistem kekebalan tubuh kita terhadap suatu penyakit bisa terbentuk secara alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri. Namun, infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Maka diperlukan cara yang bukan alami guna membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi.

Tentunya apabila seseorang tidak mendapatkan vaksinasi maka ia tidak akan memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi tersebut. Sehingga pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Namun Vaksin bukanlah suatu obat, kerja vaksin itu mendorong pembentukkan kekebalan spesifik tubuh, agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat. Sehingga Vaksinasi bertujuan untuk memberikan/membentuk kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu. Apabila dikemudian hari  diduga adanya penyakit tersebut maka kemungkinan tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan..

Pemerintah melalui bidang kementerian  kesehatan dan didukung oleh TNI-Polri terus menggenjot capaian pelaksanaan program vaksin. Dan Alhamdulillah capaian itu semakin hari semakin meningkat.  Hal ini juga didukung bahwa rakyat semakin menyadari pentingnya vaksin untuk kesehatan tubuh. Jikalau tubuh sehat, mencari rejekipun juga aman dan lancar.

Adapun vaksin yang telah digunakan dan sekaligus sudah mendapat ijin darurat dari BPPOM, untuk digunakan secara massal. Ada sekitar  8 jenis vaksin yaitu Sinovac, AstraZaneca, Pfizer-BioNTech, Sinopharm, Johnson & Johnson, Cansino(Convidecia) & Sputnik V.

Begitu banyak vaksin yang  sudah mendapat ijin dari pemerintah, sehingga jumlah ketersediaan barangnyapun juga semakin banyak serta semakin variatif. Pertanyaan yang timbul dimasyarakat, diantara jenis vaksin tersebut mana yang paling baik? Kita tidak perlu membeda-bedakan bahwa vaksin A lebih baik dari vaksin B atau sebaliknya. Setiap vaksin punya efikasi yang berbeda-beda dan juga perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh kita.

Pertanyaan lainnya yang sering muncul dimasayarakat anatara lain : Bagaimana caranya dapat vaksin? Dimana bisa mendapatkan vaksin? Syaratnya apa saja untuk mendapatkan vaksin? Apa dampak setelah divaksin? Karena banyak info-info hoax  yang beredar didunia maya, usai divaksin.

Yang perlu kita ketahui sebelum,saat dan setelah vaksinasi covid -19 adalah:

Sebelum Vaksin

Mencarai tahu informasi yang akurat perihal vaksin, misal dari info Kemenkes RI, UNICEF dan WHO.

Berkonsultasi dengan dokter keluarga terdekat, khususnya bagi kita yang memiliki reaksi alergi berat akibat vaksin atau kita sedang mengkonsumsi obat yang rutin sedang diminum.(pengalaman saya ditolak vaksin karena satu hari sebelum vaksin,saya minum obat sakit kepala)

Pastikan diri kita betul-betul dengan kondisi sehat walafiat.

Saat Menerima Vaksin

Tentunya segala hal persyaratan administrasi sudah terpenuhi misal KTP atau kartu KK.

Antri dengan baik dan ikuti prokes, rileks aja saat cek suhu dan tekanan darah, agar tekanan darah kita masuk dalam kategori yang diperbolehkan untuk divaksin.

Saat skrining  jujurlah dalam memberi keterangan perihal kondisi tubuh, kitalah yang paling tahu kondisi sebenarnya tubuh kita. Karena disinilah titik rawan apabila kita tidak jujur, bisa menimbulkan hal-hal yang tidak di kehendaki.

Siap untuk divaksin, sempatkan bertanya pada petugas, jenis vaksin apa yang akan disuntikan? Kecuali kalau memang dari awal sudah diberitahu bahwa pelaksanaan vaksin akan menggunakan jenis vaksin "X".

Menerima kartu vaksin isinya keterangan jenis vaksin, tanggal vaksin, lokasi vaksinasi, tahap vaksin selanjutnya).

Setelah Menerima Vaksin (Pemantauan)

Pada tahap ini peserta vaksin dimohon untuk tetap berada dilokasi,menunggu sekitar 15 -- 30 menit untuk memastikan tidak ada reaksi atau Kejadian Ikutan Pasca vaksinasI ( KIPI) yang bersifat segera.

Beberapa bentuk KIPI ringan hingga sedang yang mungkin dialami pasca vaksinasi antara lain (www.tribunnews.com/corona/2021/09/28):  rasa pegel disekitar area suntik, demam ringan, rasa lelah, sakit kepala, pegal pada otot/sendi, menggigil, diare,

Apa yang perlu dilakukan manalaka tubuh kita mengalami reaksi tersebut diatas: Tetaplah tenang rileks aja, bekas suntikan jangan digaruk/dipijit, kalau masih nyeri kompres dengan air dingin di lokasi bekas suntikan. Jika  demam,  kompres air hangat atau jika perlu minum obat dari dokter, bila terjadi reaksi yang berlebih segera hubungi nomer petugas yang tertera di kartu vaksin.

Pemerintah terus berupaya dalam sosialiasasi dan edukasi perihal covid-19 khususnya program vaksinasi ini. Seiring peningkatan program vaksinasi ini, pemerintah juga memberlakukan pembatasan-pembatasan mobilitas, pembatasan ini dikenal dengan nama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Program ini pemberlakuannya berbeda-beda dimasing-masing daerah yaitu ada yang dilevel 4, ada yang dilevel 1 dan seterusnya. Khusus untuk Jawa Bali akan dievaluasi seminggu sekali.

Pemerintah mencanangkan target/sasaran vaksinasi sejumlah 208,265,720 , data per tanggal 29 September 2021 pukul 18 WIB, total vaksinasi adalah 90,361,002 dosis pertama dengan capaian 43,39% kemudian 50,688,220 total dosis kedua dengan capaian 24,34% (sumber www,vaksin.kemenkes.go.id). 

Saat ini capaian tersebut sudah memenuhi yang ditargetkan oleh WHO, WHO telah menargetkan setiap negara melakukan vaksin paling tidak 10 % dari populasinya pada September 2021 dan 40% warganya pada akhir tahun 2021. Alhamdulillah sepatutnya kita memberi apresiasi atas kerja keras dari tim penanganan covid di Indonesia. Ini artinya  per September Indonesia sudah mampu  43,39%.

Bahwa dampak vaksinasi tidak hanya bagi penanganan Covid-19 semata, tetapi juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pemulihan ekonomi nasional. Keberhasilan vaksinasi bisa mempercepat pengendalian penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional

Disampaikan juga oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang menyampaikan keterangan pers secara virtual usai mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Sidang kabinet yang membahas realisasi semester I dan prognosis semester II pelaksanaan APBN 2021 tersebut dilakukan melalui konferensi video dari Jakarta, Senin (05/07/2021).

"Kecepatan imunitas yang bisa dimunculkan di masyarakat melalui vaksinasi menjadi syarat yang penting, dan juga pelaksanaan protokol kesehatan sehingga kondisi dari Covid tetap bisa dikendalikan, namun pemulihan ekonomi juga tetap bisa dipertahankan. Akselerasi vaksinasi ini menjadi syarat yang sangat penting," kata Menkeu.( www.kominfo.go.id/ content/detail )

Kemudian dikatakan oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, Chairman Indonesia Health Economic Association dalam Dialog Produktif, Pengelolaan Kesehatan Dengan Vaksin yang diselenggarakan KPCPEN, "Secara umum kajian ilmiah menunjukkan bahwa investasi vaksin satu dolar itu bisa menghasilkan keuntungan ekonomi delapan dolar. Katakanlah kita belanja vaksin tahun ini Rp100 Triliun, namun begitu ekonomi kita tumbuh dengan proyeksi 5%, itu luar biasa dampaknya,"

Harapanya dengan semakin banyak warga yang sudah divaksin, akan semakin mempermudah orang untuk bermobilitas, beraktifitas dan bekerja, roda perekonomian masyarakat bergerak dan terus tumbuh. Vaksinasi membuat orang lebih tenang dan nyaman dalam bersosialisasi, tentunya tetap mentaati prokes.

Konsumenpun sedikit demi sedikit akan semakin longgar dalam menahan pengeluaran. Konsumsi pada gilirannya akan menguat. Pastinya UMKM merasa terbantu dan dampaknya ekonomi akan menggeliat.

Pemerintah tidak hanya mengggenjot vaksin covid-19, namun pemerintah juga telah membantu 'vaksin ekonomi', untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional, bantuan yang diberikan sebanyak Rp 2,4 juta per UMKM yang terdampak. Diharapkan sebagian dari bantuan tersebut dapat menjadi penambah modal kerja, terutama bagi pengusaha mikro.

Bayangin aja Sektor UMKM ini memegang peranan penting, hampir 97% lapangan pekerjaan disektor UMKM. Sektor UMKM ini juga mampu berkontribusi pada perekonomian nasional 60 an persen. Kalau tidak segera digenjot vaksin covid dan "vaksin ekonomi", bisa-bisa pertumbuhan ekonomi kita semakin negatif dan terus memburuk.

Jadi begitu pentingnya vaksin ini sudah semestinya rakyat terus mendukung langkah-langkah yang dilakukan dalam program vaksinasi ini. Tentunya bukan berarti pasca vaksin, terus rakyat bebas bergerak semaunya sendiri, tetap semua dalam koridor prokes, sampai pandemi dinyatakan berakhir oleh pihak - pihak yang berwenang.

Atau bisa dikatakan apabila belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, maka pencegahan paling efektif adalah kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh individu. Selalu memakai masker dengan benar serta berstandart, jaga jarak hindari berkerumun, rajin-rajinlah mencuci tangan.

Demikian tulisan dari saya semoga banyak membawa manfaat, tak perlu ragu untuk ikut vaksin ini. Dan pastiya tetap jaga protokol kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun