Mohon tunggu...
Girella Bima Saputra
Girella Bima Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa baru Teknik Industri Universitas Airlangga

Saya mempunyai sebuah bakat yang lebih baik tidak diketahui orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Industry 5.0 : Kenapa Masa Depan Manufakturing Ada pada Manusia dan Robot?

7 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Revolusi Industri 4.0

Industri 4.0, yang dipopulerkan oleh Klaus Schwab dari World Economic Forum pada tahun 2016, bertujuan untuk menghilangkan keterlibatan manusia dalam manufaktur dengan mempercepat otomatisasi. Namun, mulai tahun 2020 dan seterusnya, telah terjadi pergerakan ke arah manusia dan mesin yang bekerja bersama-sama, yang dijuluki Industri 5.0.

Meskipun Industri 4.0 menawarkan manfaat penghematan biaya dengan mengotomatisasi proses, tetap saja Industri 4.0 memiliki kelemahan.  Sebagai contoh, perusahaan mobil swakemudi Cruise dibekukan lisensinya di San Francisco setelah sebuah robotaxi menyeret seorang pejalan kaki di jalan. Peristiwa kecelakaan ini menunjukkan peran manusia yang tak tergantikan di bidang teknologi, bukan hanya di bidang manufaktur. 

Untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, menumbuhkan budaya inovasi, dan mempertahankan reputasi etis yang kuat yang menghindari kesalahan langkah seperti yang dialami Cruise, perusahaan sekarang mengadaptasi strategi yang memanfaatkan kekuatan unik dari manusia dan mesin yang lebih mumpuni. Salah satunya dengan beralih ke Industri 5.0. Meskipun ada beberapa tantangan, Industri 5.0 menjanjikan masa depan yang lebih cerah, di mana manusia dan mesin membentuk kembali sektor manufaktur menjadi lebih baik.

Robot sebagai pekerja

Pada dasarnya, Industri 5.0 menganut nilai tak tergantikan yang dibawa oleh manusia ke dunia kerja. Sementara mesin, unggul dalam tugas-tugas yang membutuhkan pengulangan, kecepatan, penyerapan data, dan akurasi yang tak tergoyahkan, manusia memiliki seperangkat kemampuan kognitif yang unik yang tidak dapat ditiru oleh kecerdasan buatan, setidaknya belum.

Dari kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah hingga kecerdasan emosional dan penalaran adaptif, pikiran manusia tetap menjadi aset yang tak tertandingi dalam industri apa pun. Kolaborasi ini tentunya akan mengubah permainan, karena kelemahan dari satu sisi akan dieliminasi oleh kekuatan dari sisi lainnya.

Bagi para pekerja, transisi menuju Industri 5.0 merupakan peluang untuk memanfaatkan kemampuan manusia yang unik sambil meningkatkan keterampilan agar lebih efektif di tempat kerja modern. Alih-alih digantikan oleh otomatisasi, pekerja dapat menjadi mitra yang berharga dalam proses manufaktur untuk mendorong peningkatan dan inovasi yang berkelanjutan.

Bayangkan sebuah proses produksi yang telah diubah, di mana pekerja dilengkapi dengan perangkat pintar untuk mendapatkan data dan instruksi secara real time, berkolaborasi dengan robot untuk menangani pengangkatan berat dan penempatan komponen yang tepat. Pekerja juga akan memantau kinerja sistem otomatis, bertindak sebagai penjaga untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah. 

Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah mereka akan sangat penting, dan perusahaan dapat memberdayakan mereka lebih lanjut dengan menormalkan pelatihan di bidang ini. Para pekerja perlu beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga di luar cakupan otomatisasi mereka saat ini, sehingga membuat pemikiran komputasi dan keterampilan pengkodean dasar menjadi bidang lain yang berharga untuk pelatihan yang dinormalisasi.

Hal ini akan membuka peluang untuk pengembangan profesional, karena perusahaan berinvestasi dalam program pelatihan dan pelatihan ulang sesuai dengan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang di era ini. Sebagai contoh, keterampilan analisis data dapat menjadi bagian standar dalam orientasi untuk semua karyawan baru, terlepas dari peran spesifik mereka. Hal ini akan membekali mereka dengan kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan data dalam tugas sehari-hari mereka, sehingga menumbuhkan budaya berbasis data di perusahaan.

Saat yang tepat untuk berubah

Perusahaan-perusahaan terkemuka di berbagai sektor sudah merangkul Industri 5.0. Sebagai contoh, perusahaan Ford Motor telah menggunakan 'co-bot' yang bekerja bersama karyawan manusia untuk menangani tugas-tugas yang menuntut fisik sambil membebaskan pekerja untuk fokus pada aktivitas yang lebih menuntut kognitif. Pendekatan ini menjadi dasar bagi pabrik-pabrik di masa depan - memadukan keahlian manusia dengan kemajuan teknologi.

Jika pekerja tertinggal dan tidak dapat beradaptasi dengan paradigma ini, hal ini dapat menyebabkan tantangan sosial yang signifikan, termasuk kehilangan pekerjaan, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan keterampilan yang melebar yang dapat menghambat inovasi.

Ketika bisnis beradaptasi, aspek penting yang perlu dipertimbangkan adalah mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi perubahan yang akan datang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pelatihan dan pelatihan ulang yang komprehensif sangatlah penting. Namun, di luar pengetahuan teknis, menumbuhkan budaya pembelajaran dan adaptasi yang berkelanjutan juga sama pentingnya - terbuka untuk mengadaptasi pola pikir adalah kuncinya. Perusahaan harus memprioritaskan untuk menciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran seumur hidup dan pertumbuhan pribadi.

Menuju masa depan manufaktur

Tidak diragukan lagi, transisi menuju Industri 5.0 bukannya tanpa tantangan dan pertimbangan. Kekhawatiran akan adanya pemindahan pekerjaan dan redundansi harus diatasi, mungkin melalui pelatihan kejuruan. Namun, intinya bukanlah bahwa mesin akan mencuri pekerjaan para pekerja, melainkan para pekerja yang gagal memahami nilai dan fungsi dari mesin-mesin ini akan tertinggal.

Selain itu, perusahaan tidak boleh mengabaikan risiko keamanan siber yang terkait dengan peningkatan integrasi sistem yang terhubung dan pertukaran data. Langkah-langkah dan protokol keamanan yang kuat harus diterapkan untuk melindungi informasi sensitif dan melindungi dari ancaman-ancaman ini.

Sebagai contoh, menerapkan otentikasi multifaktor dan segmentasi jaringan dapat membantu mengurangi risiko akses tidak sah ke sistem dan data penting. Perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam pelatihan kesadaran keamanan siber khusus bagi karyawan untuk mendidik mereka tentang ancaman umum dan praktik terbaik untuk melindungi informasi sensitif.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, masa depan yang dijanjikan oleh Industri 5.0 adalah masa depan di mana manusia dan mesin menjadi mitra yang mulus. Bayangkan pabrik-pabrik di mana kekuatan manusia didukung oleh kecerdasan buatan, yang memungkinkan mereka untuk mengatasi masalah yang kompleks dan membuka solusi yang mengubah dunia. Tempat kerja di mana kreativitas dan pemikiran kritis dihargai sama tingginya dengan kemahiran teknis tidak diragukan lagi akan memberikan rasa tujuan dan kepuasan bagi karyawan.

Karena sektor manufaktur terus berkembang, merangkul model kolaborasi manusia dan mesin yang diusung oleh Industri 5.0 sangat penting dalam menciptakan lanskap yang berkelanjutan dan sejahtera. Dengan mencapai keseimbangan yang harmonis antara teknologi dan kecerdikan manusia, perusahaan dapat memposisikan diri mereka di garis depan inovasi sambil menciptakan tenaga kerja yang terlibat, diberdayakan, dan diperlengkapi untuk berkembang di tahun-tahun mendatang.

Daftar Referensi :

Savsavubun, F. F., & Ohoiwutun, B. (2023). Revolusi Industri 4.0 Menurut Klaus Schwab: Dampak dan Tantangannya bagi Kehidupan Manusia Dewasa Ini. Jurnal Seri Mitra (Refleksi Ilmiah Pastoral), 2(2), 137-150. Retrieved from https://www.journal.stfsp.ac.id/index.php/jb/article/view/214

Puspita, Y., Fitriani, Y., Astuti, S., & Novianti, S. (2020, April). Selamat tinggal revolusi industri 4.0, selamat datang revolusi industri 5.0. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.

Oleh: Girella Bima Saputra Mahasiswa Teknik Industri FTMM Universitas Airlangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun