Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Oh... Inikah Omicron?

19 Februari 2022   21:29 Diperbarui: 23 Februari 2022   12:45 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyendiri di lantai dua dan terpisah dari keluarga untuk sementara.

16 Pebruari 2022, secara resmi saya menerima pesan WhatsApp dari akun Kemenkes bercentang hijau. Isinya adalah pemberitahuan kalau saya dengan NIK sekian resmi terdaftar sebagai pasien positif Covid-19 Omicron.

Terkejut? Tidak juga karena saya sudah mengalami gejala dua hari sebelumnya. Gejala seperti tenggorokan gatal, badan lemas, dan panas sudah saya rasakan. Awalnya saya kira hanya masuk angin biasa dua atau tiga hari juga sembuh. 

Namun, pas dikerok oleh Ibu "kok ngga merah ya?". Minum obat andalan teh hangat campur tolak angin juga tidak sembuh. 

Dan, 16 Pebruari, saya merasa lemas sekali hingga curhat ke bapak saat sarapan

"Pak, Yuda kok nyuap makanan aja capek ya?"

Bapak pun heran mendengarnya karena biasa anak ini punya nafsu makan tinggi. Ibupun demikian. 

Alhasil, saya memutuskan untuk ke klinik mengambil antigen dan PCR. Saya mengambil antigen juga karena ingin segera mendapatkan obat dari dokter daripada nunggu PCR keesokan harinya. 

Antigen diambil dan benar saja, positif. Begitupun untuk memastikan kembali dengan PCR. Hasilnya positif dengan CT gen N 12. Saya belum begitu paham dengan penafsiran CT tapi angka ini sangatlah rendah dan berpotensi menular, kata dokternya.

Hasil PCR Covid-19/Sumber: Dokpri
Hasil PCR Covid-19/Sumber: Dokpri

Kaget dengan angka itu? Tidak juga karena saya merasa badan lemas sekali. 

Saya hanya heran terpapar di mana?

Kalau di-tracking, saya terakhir ke kantor hari Jumat 11 Pebruari dan dari Sabtu hingga Senin saya tidak ke mana-mana sebab saya mendapatkan jatah WFH. 

Kena di kantor? Bisa jadi karena kantor lagi banyak kasus dan di belakangnya ada rumah sakit khusus Covid-19. 

Namun, kantor sangat rutin melakukan sterilisasi dan pekerja yang bergejala saat itu sudah dirumahkan. Plus, apakah tidak terlalu lama kalau saya muncul gejalanya baru hari Senin?

Saya rutin minum vitamin C dan D juga karena keseharian saya bekerja naik KRL dan dinas ke luar kota. Tapi, selama itu tidak ada gejala. Kok bisa WFH malah ada gejala?

Keluarga? Aman, semua sehat walafiat begitupun juga dengan tetangga.

Masih menjadi misteri asal-usul Omicron yang ada di dalam tubuh ini. Dari mana datangnya?

Misteri tersebut sulit dipecahkan tapi bagi saya ada dua hal yang lebih penting daripada memikiran misteri tersebut.

Pertama adalah sembuh. 

Kini saya menguatkan diri untuk sembuh dengan obat-obatan, makanan maupun minuman. Omicron memang katanya lebih ringan tapi tetap aja ini adalah virus yang bisa membawa berbagai macam penyakit. Jangan sampai meremehkan.

Kedua adalah cukup saya saja.

Cukup saya saja yang kena jangan sampai orang lain apalagi keluarga. Saya menerapkan prokes mulai dari rutin cuci tangan, jaga jarak, memisahkan peralatan mandi dan makan sendiri hungga memakai masker walaupun di rumah. 

Konsultasi Telemedisin/Sumber: Dokpri
Konsultasi Telemedisin/Sumber: Dokpri

Bagi yang terpapar saat ini, hal yang segera harus dilakukan adalah dapatkan obatnya. Kemenkes sudah menyediakan paket isoman dan konsultasi gratis. Masukkan kode promonya dan ceritakan apa yang kalian rasakan hingga mendapatkan resep. Sayangnya, paket obat datang 2x24 jam, kalau pengin lebih cepat silahkan beli obat untuk penanganan awal terlebih dahulu.

Omicron dan varian lainnya bisa saja muncul di kemudian hari. Jaga diri dan jangan sampai kita tidak sadar kalau kita adalah pembawa maupun terkena virusnya. Apalagi buat yang sudah sadar tapi masih ngeyel, segera perbaiki diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun