Masih ingat ketika Luis Suarez melakukan selebrasi telepon ke Koeman? Itu adalah bentuk sindiran Suarez kepada Koeman.Â
Suarez ingin bertahan di Barcelona, namun Koeman menolaknya dengan menelepon kalau Suarez bukan bagian dari rencananya. Alhasil, Suarez kini menjadi mesin gol Atletico Madrid.
Begitupun juga Koeman terhadap Umtiti, Riqui Puig, dan Pjanic. Koeman tidak memberlakukan selayaknya pemain profesional dan meminta meninggalkan tim.
Selain itu, Koeman seringkali menurunkan moral pemain dengan post interview atau wawancara setelah pertandingan.
September lalu, saat kalah 3-0 dari Bayern Munchen, Koeman mengatakan kualitas pemain Bayern lebih superior dibandingkan miliknya. Begitupun juga saat ditahan imbang Granada, Koeman malah bertanya apakah pemain yang dimilikinya bisa bermain Tiki Taka?
Dibanding mengakui kesalahan taktik atau strategi yang dibuatnya, Koeman cenderung menyalahkan kegagalan tim kepada pemain. Penurunan moral tim tidak bisa dicegah bila seperti ini.
Permasalahan ketiga adalah kebijakan transfer pemain.
Siapa yang kepikiran kalau Barcelona butuh striker veteran seperti Luuk de Jong? Hanya Koeman.
Kesulitan finansial yang dialami Barcelona saat ini memang membuat sulit untuk mempertahankan maupun membeli pemain impian.Â
Namun, memilih Luuk de Jong adalah keputusan tidak masuk akal. Luuk de Jong memang striker ciri khas Belanda yang punya fisik dan duel udara yang kuat.Â
Namun sama sekali tidak masuk ke dalam skema Barcelona yang punya kecenderungan serangan through pass dibanding crossing. Benar, Luuk de Jong kini hanya terlihat menghambat percepatan recovery keuangan Barcelona saja.