Namun, apakah benar peran kelas menengah begitu sentral dalam membentuk tatanan dunia dan penyebaran demokrasi?
Jawabannya adalah tergantung, alasannya beberapa hal:
1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai dampak sosial yang besar, terutama melalui automasi dengan mesin pintarnya yang akan mengeliminasi berbagai pekerjaan, termasuk pekerjaan yang dimiliki oleh pekerja kelas menengah
2. Proses demokratisasi tergantung pada kekuatan relatif dalam struktur kelas, artinya secara jumlah mendominasi atau mencukupi dan berkompeten untuk bisa beraliansi dengan struktur kelas yang mendominasi, dalam situasi ini kelas menengah dapat memajukan demokrasi, apabila mereka berhasil mendominasi atau memengaruhi kelas yang dominan atau kelas pekerja.
3. Jumlah masyarakat yang berada di kelas tertentu sangat memengaruhi dalam pembentukan sistem pemerintahan serta kontrol politik apalagi dengan sistem “one person one vote”, sehingga kelas menengah akan terancam dan secara tidak langsung (secara terpaksa) mendukung sistem pemerintahan yang represif demi keselamatan hidup mereka.
Kelas menengah begitu sentral untuk keberlangsungan demokrasi.
Sebab tanpa keberadaan kelas menengah, sebuah masyarakat akan menjadi lebih tidak setara dalam distribusi sumber daya sosial-ekonomi dan ketidaksetaraan distribusi ini akan memunculkan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya politik dan ketidaksetaraan tersebut akan memunculkan ketidaksetaraan yang ekstrim dalam pelaksanaan kekuasaan.
Namun, kembali lagi walaupun kelas menengah memainkan peran sentral, apabila gagal mendominasi di level masyarakat, demokrasi yang terbentuk pada tatanan dunia saat ini, akan sulit dibentuk menjadi “true democracy” .
Demokrasi seperti apa yang kalian harapkan?
Referensi:
- Fukuyama, Francis. (2016). Political Order and Political Decay: From the Industrial Revolution to the Globalization of Democracy. New York: Farrar, Straus and Giroux.
- Glassman, R.M. (1997). The New Middle Class and Democracy in Global Perspective. New York: St. Martin's Press; London: Macmillan Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H