Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenal Aturan Offside Terlambat dalam Sepak Bola

24 Agustus 2021   21:50 Diperbarui: 14 April 2022   13:22 2506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
VAR melakukan pengecekkan kemungkinan Offside/Sumber: Michael Regan/Getty Images

Sudah selebrasi buka baju, ternyata offside tipis....

Itulah yang dialami oleh bintang Juventus, Cristiano Ronaldo, ketika mencetak gol penentu kemenangan melawan Udinese. Alih-alih membawa 3 poin, bendera offside yang terlambat membuat Juventus hanya membawa 1 poin plus Ronaldo harus menerima kartu kuning akibat selebrasinya.

Ronaldo adalah satu dari sekian pesepak bola yang menjadi korban offside terlambat. Korban dari offside terlambat bukan hanya dari pemain yang melakukan serangan tetapi juga yang dalam posisi bertahan. 

Contohnya, Rui Patricio, mantan kiper Wolverhampton, dalam laga melawan Liverpool musim lalu dirinya bertabrakan dengan rekan setimnya Conor Coady saat mencoba menghalau Salah mencetak gol. 

Posisi Salah sudah offside, namun hakim garis baru mengangkat benderanya saat bola sudah masuk ke gawang. Keterlambatan ini membuat Rui Patricio mengalami cedera di kepalanya dan harus diberi bantuan oksigen selama 15 menit.

Pasca kejadian tersebut, pelatih Liverpool Juergen Klopp dan wasit senior Liga Inggris Mark Halsey, meminta untuk meninjau kembali aturan offside terlambat ini.

Kalau kita lihat dalam pertandingan sepak bola, pasti akan melihat juga bagaimana ekspresi pemain kesal sekali dengan aturan ini. Sebab, aturan ini ibarat memberi tahu kalau ada ranjau saat sudah terkena ranjau.

Sekilas tentang aturan offside

Cristiano Ronaldo terkena offside saat bertandang melawan Udinese pada laga perdana Serie A 2021/2022/Sumber: twitter/@panditfootball
Cristiano Ronaldo terkena offside saat bertandang melawan Udinese pada laga perdana Serie A 2021/2022/Sumber: twitter/@panditfootball

Dilansir dari FIFA via Kompas dan Okezone, offside sudah diterapkan sejak tahun 1863 dalam permainan sepak bola dan sudah mengalami empat kali revisi. 

Kini, aturan offside yang digunakan dalam pertandingan sesuai Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB) adalah seperti ini: 

Pemain dalam posisi offside apabila: 

  • Seorang pemain penyerang yang berada lebih dekat dengan garis gawang daripada bola dan dua pemain lawan terakhir adalah lawan

Beberapa kondisi yang membuat pemain sepak bola dinyatakan offside, antara lain:

  • Pemain tim lawan berada dalam posisi offside jika menyentuh bola (sengaja atau tidak sengaja) yang diumpan oleh rekannya.
  • Pemain yang berada di posisi offside dan dia menerima bola yang diumpan oleh rekannya. 
  • Pemain yang berada di posisi offside kemudian bola ditendang rekannya menuju gawang, kemudian pemain yang berada dalam posisi offside menghalangi pandangan dan pergerakan pemain lawan.
  • Pemain yang berada dalam posisi offside kemudian bola ditendang rekannya. Kemudian bola tersebut mengarah ke gawang dan ditepis kiper lawan, namun bola tersebut mendarat di kaki pemain yang berada dalam posisi offside.
  • Bola ditendang oleh tim lawan, kemudian bola membentur pemain lawan dan berbelok arah menuju penyerang yang berada di posisi offside

Jika terjadi pelanggaran offside, wasit memberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan.

Pemain tidak dalam posisi offside apabila:

  • Pemain berada pada daerah sendiri dan sejajar dengan pemain kedua terakhir lawan. 
  • Pemain sejajar dengan dua pemain terakhir lawan. 
  • Posisi pemain yang dihitung adalah seluruh anggota badan kecuali tangan karena merupakan bagian yang illegal untuk mencetak gol

Terkait dengan poin ketiga terkait tangan, merujuk pada bagian tangan yang handball dan tidak handball, seperti gambar di bawah ini

Aturan Hand Ball versi IFAB/Sumber: theathletic
Aturan Hand Ball versi IFAB/Sumber: theathletic

Jadi, bagian tangan berwarna hijau terhitung dalam aturan offside, sementara yang warna merah tidak terhitung. Poin tangan inilah yang menjadi salah satu pemicu dibutuhkannya teknologi untuk membantu wasit dan hakim garis, yaitu Video Assistant Referee (VAR)

VAR dan Aturan Offside Terlambat

VAR adalah teknologi yang memungkinkan wasit untuk melakukan review terhadap keputusan yang diambilnya. VAR membuat wasit bisa melihat reka ulang kejadian yang berpotensi untuk mendapatkan penalti, offside, dan kartu merah.

Baik pemain maupun penggemar sepak bola, mempunyai love and hate-nya masing-masing dengan adanya VAR ini. Ada yang bilang VAR is bullshit dan merusak drama sepak bola. Bagi saya pribadi, VAR memiliki poin positif dan negatifnya sendiri.

Positifnya adalah meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menerapkan aturan sepak bola yang sudah ditetapkan. Plus, bisa melihat pelanggaran dengan detail. Sebagai contoh seperti offside yang dilakukan oleh Firmino saat menjamu Aston Villa, seperti ini:


Melihat pelanggaran sekecil ini rasanya mustahil rasanya kalau hanya lewat kasat mata tanpa bantuan teknologi. Inilah poin positifnya, VAR bisa mendeteksi sekecil dan sedetail apapun pelanggaran, termasuk offside.

Poin negatifnya adalah VAR menganggu jalannya pertandingan dan membuat wasit kurang tegas seakan kredibilitasnya hilang plus bergantung pada teknologi.

Tak jarang wasit harus memberhentikan pertandingan cukup lama dan di waktu yang tidak tepat, misalnya saat open play membangun serangan. Wasit juga menjadi sedikit-dikit melakukan pengecekkan VAR yang padahal secara kasat mata sudah merupakan pelanggaran.

Offside terlambat ini juga merupakan produk dari VAR. Apa yang membedakan offside terlambat dengan offside biasanya?

Offside terlambat merupakan aturan yang baru seiring dengan adanya VAR. Pada Liga Inggris sendiri, offside terlambat ini baru diberlakukan di musim lalu, 2020/2021. 

Dalam situsnya, dijelaskan bahwa ketika peluang mencetak gol segera mungkin terjadi, asisten wasit akan menurunkan bendera mereka jika mereka berpikir ada offside sampai jalan permainan selesai.

Setelah gol dicetak atau peluang hilang, asisten akan mengibarkan bendera untuk menunjukkan pelanggaran offside. Jika gol dicetak, VAR akan meninjau panggilan offside.

Penundaan ini dilakukan untuk VAR melakukan pengecekkan dan meminimalisir kesalahan panggilan.

Analogi mudahnya seperti ini:

B memberikan umpan kepada A yang secara tidak sadar dalam posisi offside namun wasit sudah mengetahui kalau itu offside. 

Namun, si A dibiarkan untuk menyerang hingga mencetak gol atau peluangnya hilang akibat berhasil direbut oleh lawan atau ditepis tendangannya oleh kiper lawan atau tendangannya meleset. 

Ketika peluang tersebut hilang, maka asisten wasit baru mengibarkan bendera offside.

Aturan ini berbeda dengan offside sebelumnya yang langsung mengibarkan bendera saat posisi pemain sudah dalam posisi offside tanpa menunggu peluangnya hilang atau mencetak gol.

Keuntungan dan kerugian aturan offside terlambat

Aturan ini memang rasanya perlu ditinjau kembali karena lebih banyak kerugiannya dibandingkan keuntungannya. 

Keuntungannya dapat meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh wasit dalam memberikan panggilan offside.

Sementara kerugiannya antara lain:

  • Tim bisa mendapatkan kepercayaan yang salah karena panggilan offside terlambat. Contoh nyatanya adalah seperti Cristiano Ronaldo dan Juventus kemarin, gol pembawa kemenangan dan selebrasi buka bajunya ternyata sia-sia.
  • Meningkatkan potensi cedera pemain, misalnya pemain bisa terkena tackle dari lawan yang mencoba mengagalkan proses terjadinya gol. Padahal pemain tersebut sudah dalam posisi offside.
  • Mengulur waktu, artinya waktu terbuang sia-sia untuk menyaksikan serangan yang sudah jelas offside karena waktu pertandingan tidak dihentikan dan dimulai di waktu terakhirnya.

Memang, aturan offside terlambat ini sebaiknya ditinjau kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun