Content creator ki opo to dik?
Ini pertanyaan yang diajukan oleh ibu saya saat mendengar muridnya bercita-cita menjadi content creator. Ibu kebingungan apa sih itu content creator dan ngapain kerjanya. Saya sebagai anaknya pun menjawab dengan memaklumi kebingungan ibu.
Sepertinya memang banyak orangtua bingung dengan profesi pekerjaan anaknya saat ini. Saya pun sempat mengalaminya.
Waktu pengumuman magang, saya diterima sebagai Corporate Support Intern di sebuah perusahaan dan memberitahukan kepada orangtua. Keduanya sama-sama bingung dan bertanya "itu kerjanya ngapain".
Begitupun juga sampai saya mendapat pekerjaan, mereka kebingungan dengan profesi pertama sebagai Media Relations dan kedua sebagai Associate Moderator.
Pertanyaannya pun tetap sama "apa itu?" dan "kerjanya ngapain?"
Tentu tidak bisa disimpulkan kalau orangtua itu katro dan ndeso, sebab bisa jadi penyebabnya adalah generation gap.
Kita pun sebagai generasi Z kalau misalnya diminta melakukan keterampilan seperti orangtua lakukan di masanya, pasti juga bingung.
Berdasarkan definisinya, generation gap adalah miskomunikasi, kesalahpahaman, atau gagal paham yang disebabkan oleh perbedaan generasi.
Dikutip dari Glints, ada lima generasi saat ini:
- Silent generation, lahir 1928-1945
- Baby boomer, lahir 1946-1964
- Generasi X, lahir 1965-1980
- Milenial, lahir 1981-1996
- Generasi Z, lahir 1997-2012