Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Testimoni Menggunakan Aplikasi Telemedicine untuk Konsultasi Covid-19

10 Juli 2021   16:50 Diperbarui: 4 September 2021   07:46 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konsultasi Daring. (Sumber: Anna Shvets dari Pexels)

Covid-19 memang mendorong kita mau-ngga-mau harus beradaptasi dengan namanya teknologi.

Situasi Covid-19 Indonesia saat ini memang lagi darurat. Tanpa perlu saya jelaskan dan sebutkan secara data di lapangan, pasti kalian sudah memahaminya sendiri lewat media sosial maupun media massa.

Beragam kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk menekan virus ini, mulai dari kebijakan "P" (PSBB, PPKM Mikro, PPKM Darurat, dsb), program vaksinasi sampai baru-baru ini salah satunya adalah menggratiskan layanan telemedicine.

Secara definisi, telemedicine adalah layanan kesehatan berbasis teknologi. Singkatnya, kalian tidak perlu repot-repot datang ke klinik atau rumah sakit untuk berkonsultasi maupun membeli obat, kecuali pemeriksaan yang membutuhkan alat medis.

Cukup lenggah (baca: duduk) di rumah dan pegang smartphone, kalian bisa minta saran, menyampaikan keluhan hingga minta rekomendasi obat dan membelinya ada dalam satu platform.

Ada 11 platform yang bermitra dengan Kemenkes dalam kebijakan ini, antara lain: 

  1. Alodokter
  2. GetWell
  3. Good Doctor
  4. Halodoc
  5. KlikDokter
  6. KlinikGo
  7. Link Sehat
  8. Milvik Dokter
  9. ProSehat
  10. SehatQ
  11. YesDok

Semua platform ini bisa kalian download secara gratis di smartphone kalian masing-masing ya! Namun, sebelum kalian memutuskan untuk menggunakannya, inilah hal-hal yang wajib kalian ketahui.

Konsultasi lewat Platform Telemedicine Good Doctor. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Konsultasi lewat Platform Telemedicine Good Doctor. Sumber: Dokumentasi Pribadi

1. Pendaftarannya Mudah

Pendaftaran platform ini untuk konsultasi sebenarnya mudah kok. Sama seperti media sosial lainnya, kalian hanya perlu klik "daftar"atau "Sign-up" dan pilih via gmail atau Facebook atau akun apapun sesuai dengan ketentuan platform.

Pendaftarannya sama seperti media sosial pada umumnya kok. Kalian juga bisa mengisi identitas lainnya

2. Banyak Pilihan dan Kenal Dokter

Jangan khawatir kalau dokternya itu-itu saja karena kalian akan disediakan banyak pilihan dokter berdasarkan spesialisasi dan bintang atau penilaian dari testimoni customer. 

Tidak hanya itu, beberapa platform bahkan menyediakan profil si dokter, mulai dari foto, keahlian, pendidikan, pengalaman kedokteran, dan tempat prakteknya bekerja.

Silahkan dipilih sesuai dengan keluhan kalian ya! Untuk Covid-19 gejala ringan atau OTG, saran saya pakai layanan dokter umum dulu, tapi apabila ada penyakit dalam atau terperinci lainnya, bisa memilih dokter spesialis.

3.  Waktu dan Durasi Konsultasi

Waktu konsultasi layanan disediakan 24 jam dan kalian perlu melihat tanda "online" yang tertera pada profil dokter. Bila terdapat tanda
"online", artinya kalian bisa mendapatkan layanan konsultasi saat itu juga.

Selanjutnya ini nih hal yang wajib diperhatikan adalah durasi konsultasi. 

Tolong hindari kebudayaan turun-temurun ini dalam melakukan konsultasi, yaitu basa-basi. Tidak perlu menanyakan keluarga dari dokter atau sekedar nanya "udah makan belum dok?" atau bentuk basa-basi lainnya.

Sebab, durasi konsultasi antara 15-30 menit tergantung platform dan spesialisasi dokter. Tapi kalian boleh mengakhiri konsultasi bila sudah merasa terjawab dan perpanjang durasi bila ada hal yang masih belum jelas atau ingin ditanyakan.

Namun alangkah baiknya, saya ulangi lagi, hindari basa-basi. Langsung saja sampaikan salam, keluhan, dan bila sudah terjawab ditutup dengan terima kasih atau ucapan sehat selalu dok!

Oiya jangan khawatir, mengingat durasinya tidak terlalu panjang, dokter juga akan membalas pesan kalian dengan cepat kok!

4. Bahasa Dokternya Mudah Dipahami dan Ramah

Jangan khawatir, bahasa dokternya ngga akan ilmiah banget dan membuat kalian pusing. 

Dokter-dokter dalam platform ini menyampaikan secara jelas, rinci, dan mudah dipahami. Tidak hanya itu, dokter-dokternya juga ramah dan sabar untuk ditanya-tanya. Mereka akan membuat kalian nyaman dan tidak merasa tertekan sampai tidak terasa waktunya sudah habis.

Jadi, silahkan bertanya dengan sungguh-sungguh hingga mendapat rekomendasi yang tepat atau menjawab keluhan kalian.

5. Tidak Semuanya Gratis tapi Diskon Besar

Ini perlu diperhatikan juga ya, tidak semua layanan dokter sifatnya gratis. Biasanya beberapa platform hanya menyediakan gratis untuk dokter umum dan ini bisa dipakai untuk konsultasi terkait Covid-19.

Kalaupun berbayar, harganya ramah kantong kok! Kini harganya lagi diskon besar kisaran 30 persen hingga 50 persen. Misalnya saja, saat ini kalian bisa dapat konsultasi dengan dokter umum dengan harga kisaran Rp5.000-Rp35.000.

Bila kalian memilih untuk konsultasi dengan spesialis, tentu harganya akan lebih mahal.

Tapi lagi-lagi jangan khawatir, harganya membuat kalian bersyukur bisa berkonsultasi panjang-lebar dengan dokter yang punya spesialisasi dan banyak pengalaman.

6. Cek Ulang Percakapan

Buat kalian yang orangnya cepat lupa seperti saya, penting banget ada fitur ini. Bila kalian lupa dokternya ngomong apa atau kasih rekomendasi apa, langsung aja pilih fitur cek ulang atau history percakapan.  

Percakapan kalian dengan dokter tidak akan hilang kok.

7. Tetap Terapkan Double-Checker, Dokter juga Manusia

Dalam melakukan konsultasi, saya menggunakan dua platform telemedicine sebagai pembanding dan saya menemukan hal yang cukup mengejutkan namun masih bisa saya maklumkan. Hal tersebut adalah saran dokter yang berbeda. 

Jadi, saat saya berkonsultasi dengan dokter di platform A, beliau menyampaikan butuh obat tambahan untuk penanganan Covid-19. Sementara di dokter platform B, beliau menyampaikan tidak perlu obat tambahan.

Bingung? Jelas. Tapi kembali lagi, kita adalah penentunya dan penting sekali untuk melakukan double-checker. Caranya bisa berkonsultasi dengan dokter lain atau mencari referensi.

Bagi saya ini bisa dimaklumkan karena bisa jadi:

  • Saya kurang detail atau jelas dalam menyampaikan keluhan
  • Setiap dokter punya treatment yang berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya

Saran saya lebih baik jangan diwakilkan dalam melakukan konsultasi tapi bila diwakilkan, pastikan informasi yang kalian dapat dari pasien itu lengkap sehingga dokterpun bisa tepat dalam memberikan rekomendasi.

Bagi saya, kebijakan Kemenkes untuk menggratiskan layanan telemedicine ini merupakan langkah yang tepat. 

Sebab, memang langkah yang tepat adalah mengurangi langkah (baca: berpergian ke luar rumah) apalagi untuk pasien Covid-19 yang harus menjalankan isolasi mandiri. 

Sebisa mungkin, selama pandemi ini kurangi kontak-perlebar jarak. Caranya, gunakan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun